Waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 siang. Hendra dan Vinella makan siang bersama di sebuah restoran di dekat kantor sembari menunggu klien yang akan datang ke restoran itu. Hendra memesan sebuah privat room untuk meeting tersebut.
Seusai makan siang, klien pun datang, seperti orang kantoran pada umumnya, mereka mengenakan jas dan kemeja lengkap dengan dasi. Salah satu klien dengan postur tubuh tinggi, serta kulit putih, tak lupa netra coklat itu. Rupanya, klien tersebut berasal dari luar negeri.
Vinella bertugas menyiapkan materi rapat dan membuat notulen. Vinella juga yang mengawasi jalannya rapat dan memastikan semuanya aman. Dua jam berlalu, rapat akhirnya selesai. Para klien telah kembali ke kantor.
Hendra yang sedari tadi duduk berhadapan dengan Vinella, kini mengubah posisinya duduk tepat di sisi kanan karyawan itu
"Udah kamu catat semuanya?", tanya manager
"Sudah, pak. Sudah lengkap semua", ujar Vinella kemudian tersenyum
"Oke, bagus. Terima kasih"
"Nggak usah terima kasih, pak. Ini sudah tugas saya, kewajiban saya"
Hendra tersenyum. Tiba- tiba sehelai rambut jatuh dari kepala Vinella, saat sang sekretaris tengah membereskan barang-barang miliknya, hendak disimpan di dalam tas kerja. Dengan sigap Hendra mengambil helai rambut yang jatuh tepat di lantai. Tak lama kemudian Vinella pun menoleh
"Ayo pak, kita kembali ke kantor", ajak Vinella
"Kamu duluan saja, saya masih ada urusan", tutur Hendra
Vinella mengangguk. "Baik kalau begitu saya permisi dulu"
Vinella melenggang keluar dari restoran itu. Hendra fokus memperhatikan punggung Vinella yang berlalu meninggalkan dirinya, hingga pria itu tak dapat melihatnya lagi. Hendra pun beranjak dari duduknya meninggalkan tempat makan itu untuk segera menuju rumah sakit dan menemui seorang dokter.
Kini Hendra tiba di gedung kesehatan, dokter dan perawat berlalu lalang di tempat itu. Ia mencari seorang dokter berkepala licin. Ia memutuskan untuk menemui resepsionis terlebih dahulu. Setelah mendapatkan informasi dengan cepat Hendra menggerakkan tungkai kakinya menuju ruangan dokter tersebut.
°°°
Setelah menemukan ruangan yang ia cari, Hendra kemudian mengetuk pintu, tak berselang lama sang dokter mempersilahkan Hendra untuk masuk, lalu duduk di kursi yang tersedia
"Begini, dok maksud dan tujuan saya datang kemari untuk melakukan tes DNA", ujar Hendra memulai pembicaraan
"Tes DNA?
"Iya, dok saya ingin melakukan tes DNA atas nama Vinella Cheryl. Dan saya sudah membawa Sempel rambut anak itu"
Hendra memberikan Sempel rambut tersebut kepada sang dokter, sembari berharap kepada sang dokter agar mau dimintai tolong. Sang dokter menerima Sempel rambut tersebut, lalu terdiam sejenak
"Baiklah, kalau begitu, mari ikut saya"
Hendra dan sang dokter pergi ke laboratorium. Sang masuk ke ruangan itu, sedangkan Hendra menunggu diluar. Hendra memutuskan untuk duduk di kursi tunggu sembari menunggu hasil tes DNA.
Tak berselang lama, dokter itu akhirnya keluar dari laboratorium, namun dengan tangan kosong. Hendra yang sedari tadi duduk di kursi tunggu , berdiri dan langsung menghampiri sang dokter.
"Gimana, dok?
"Dari hasil tes DNA, benar bahwa Vinella Cheryl adalah anak kandung pak Hendra Wiryawan"
Sang dokter pun memberikan surat hasil tes DNA tersebut, Hendra yang melihat itu langsung menerimanya
"Kalau begitu, saya permisi", ujar sang dokter kemudian berlalu pergi meninggalkan Hendra
Mata Hendra terbelalak saat membaca surat tersebut. Ia berjalan mendekati dinding rumah sakit yang dingin itu, lalu menyandarkan tubuhnya. Ia menghela nafas berat. Cairan bening mendadak membasahi pipi pria paruh baya itu.
Hendra membaca kembali hasil tes DNA tersebut, seakan tak percaya dengan semua ini. Selama ini yang menjadi asisten di kantor adalah anak kandungnya sendiri.
To be continue
Haloo readers!! Aku kembali!!
😘😘😘
Ini part baru ya!! Semoga kalian suka!! Detik- detik terakhir menuju ending nih, hehehe. Jangan lupa Vote dan komen ya!!
Tandai Typo!!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Story of VINELLA(REVISI)
Короткий рассказFOLLOW DULU SEBELUM BACA Cover by pinterest Ini kisah perempuan bernama Vinella Cheryl yang harus terpisah dari orang tua nya sejak kecil karena keadaan, ia gadis yang sangat cantik nan sederhana, sosok yang ceria dan sedikit manja. Suatu hari saat...