EPILOG

228 25 55
                                    

Malam sunyi pun datang. Tampak seorang laki-laki duduk di sofa ruang tamu, pria yang memakai sweater dan celana cargo itu menatap kosong ke arah dinding dan merenung, ia masih tak menyangka akan bertemu sang buah hati setelah bertahun-tahun berpisah. Vinella memutuskan tinggal serumah dengan ayah kandungnya.

Hendra beranjak dari duduknya, berjalan menuju bilik tidur Vinella yang terletak di dekat kamar utama. Hendra membuka pintu, lalu diam-diam masuk ke kamar Vinella. Tampak putri kecilnya tengah tertidur pulas. Tangan Hendra terulur kemudian memegang pucuk kepala Vinella, hingga membuat sang empu tersadar.

"Papa,"tutur Vinella, kemudian tersenyum.

Hendra melepaskan tangannya, yang sedari tadi ia letakkan di pucuk kepala putrinya. Namun, Vinella meraih kembali tangan lelaki itu, kemudian mengelusnya secara perlahan, hingga membuat lelaki itu tertawa.

"Tangan Papa lembut banget," tutur Vinella dengan wajah semringah

"Kok, tangan papa dielus?"tutur Hendra lembut

"Nggak apa-apa, suka aja. Kayaknya aku harus pegang tangan Papa dulu sebelum tidur. Kenapa, pa? Aneh, ya?

"Nggak apa-apa, silahkan saja," sambung Hendra

Papa di sini dulu, ya? Temenin aku sampai aku tidur."

Hendra mengangguk.

"Iya, sayang." Kemudian lelaki itu mengecup pucuk kepala Vinella.

Kini, Vinella sadar, banyak hal yang terjadi di hidupnya, yang tak seharusnya disesali. Seperti sebuah kalimat yang pernah ia dengar, yang berbunyi

"Sebagian orang beruntung memiliki cukup materi. Tetapi sebagian lagi beruntung karena memiliki tulang yang kuat untuk berusaha sendiri."

Mungkin dirinya termasuk beruntung. Bisa dibilang orang tuanya memiliki cukup materi untuk menghidupinya. Namun, itu tak cukup. Untuk ke depannya, ia harus lebih mandiri dalam menghadapi cobaan hidup. Kemarin, ayah kandungnya itu berpesan padanya. Bahwa apapun rintangan yang terjadi di hidupmu di kemudian hari, harus dihadapi, dan jangan takut. Ingat satu hal, Tuhan tidak pernah menguji manusia, di luar batas kemampuannya.

Namun, ada satu hal yang mengusik pikirannya hingga saat ini, sebab ia belum menemukan sang pangeran impian. Ini belum berakhir, ini hanya awal. Perjalanan hidup Vinella baru akan dimulai.




Hello readers!! Aku kembali. Ini part terakhir, huhu terharu banget. Makasih, ya buat yang udah setia baca cerita ini!! Makasih juga buat yang udah setia nungguin aku update cerita ini. Sedih banget mau pisah dari kalian): Vinella pamit.

Happy Reading All,

Sampai bertemu lagi(:






The Story of VINELLA(REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang