"In the vastness of the universe, our intertwined hearts found their eternal home."
INTERTWINED HEARTS
***
Sinar mentari yang menembus jendela kamar berhasil membangunkan seorang gadis dari tidurnya. Abby merenggangkan sendi-sendinya dan mendudukan posisinya. Ia mengumpulkan kesadarannya dan menenangkan kepalanya yang terasa pusing.
Apa yang sudah terjadi?
Abby memiringkan kepalanya mencoba mengingat aktivitasnya kemarin, terakhir kali dirinya pergi ke sebuah club malam bersama Megan, bersenang-senang, mencoba sedikit alkohol, sampai akhirnya..
"ASTAGA!!"
Abby berdiri dari ranjang, dirinya menatap sekelilingnya dan cukup lega dengan hal itu. Ia ada dikamarnya sendiri. Segera, ia menghampiri sebuah cermin yang tak jauh dari posisinya, menatap dirinya dari pantulan itu.
Piyama merah muda yang membalut dirinya terlihat biasa saja, namun leher dan dadanya? Abby terdiam. Ia mencoba untuk tetap tenang dan menetralkan pikirannya. Berusaha mengumpulkan kepingan-kepingan memori semalam yang masih belum tersusun sempurna.
"Arrrrghhdkh!" Abby merutuki dirinya sendiri. Ingatannya hanya mampu sampai pada bagian itu, ketika dirinya menangisi hal bodoh. Bahkan dia bersikap liar dan tidak mampu mengontrol dirinya sendiri, oh no..
Abby menahan napasnya, tubuhnya menegang. Ia mencoba mengingat kejadian setelah itu dan berharap tidak terjadi apapun. Namun sayangnya, sekeras apapun dirinya mencoba mengingat, hasilnya nihil. Tidak bisa. Kejadian yang terputar pada benaknya hanya terhenti sampai pria itu meninggalkannya.
Tidak ingin berlama-lama membayangkan hal yang tidak-tidak, Abby segera meraih ponsel di nakasnya dan menelpon pelaku utama dirinya menjadi seperti ini. Ya, Megan Anderson.
"Morning, Abigail!" sapa Megan dengan suara menyebalkannya.
"Megan kau harus bertanggung jawab untuk ini, huh.."
"Hey hey, kenapaa jadi aku? Kau yang bersenang-senang dengan priamu itu dan kau menyalahkanku? Akuilah, kau menikmatinya kan Abby? Kau bahkan menceritakan percintaan panasmu sepanjang jalan pulang kemarin, antusiasmu membuatku hampir lupa bahwa kau sedang patah hati, girl." ucap Megan membayangkan sahabatnya kemarin. Sementara Abby menyumpahi dirinya sendiri, sangat malu membayangkan apa yang dikatakan sahabatnya tentang dirinya.
"Jangan mengada. Ceritakanlah apa yang terjadi kemarin, Megan."
"Aku mengatakan yang sejujurnya, tapi Abby aku sangat bahagia kalau kau juga bahagia. Jadi malam itu, setelah aku beres dengan urusanku aku kembali untuk mencarimu, namun aku tidak bisa menemukanmu. Awalnya aku sangat panik, cemas kalau kau digodai pria hidung belang disana dan pikiranku mulanya sudah kemana-mana. Bahkan aku menelponmu sampai sebelas kali dan kau sama sekali tidak mengangkatnya, sampai di panggilanku yang ke-12 barulah kau mengangkatnya. Kau menangis dan meracau tidak jelas padaku membuatku panik dan menanyakan keberadaanmu. Jujur saja aku benci mengatakannya, tapi kau sangat menyebalkan saat mabuk, girl. Singkatnya dari situ aku berhasil menemuimu dan langsung membawamu untuk pulang. Tapi kau tahu, ini bukanlah kebetulan tapi.."
Ucapan Megan terhenti, gadis itu ragu untuk mengatakannya atau tidak.
"Tapi? Kau tau Megan, aku benci kau menyembunyikan sesuatu." Balas Abby membuat gadis disebrang itu mengangguk dan berkata sejujurnya dengan kejadian kemarin malam.
"Sean? Kau yakin itu dirinya?" tanya Abby memastikan. Megan pun mengiyakan sebagai balasan. Setelahnya ia menceritakan kejadian berikutnya.
"Abby aku rasa yang ini bukanlah hal yang penting jadi-

KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwined Hearts
Romance"Intertwined Hearts" tells the story of two individuals who cross paths unexpectedly and find themselves drawn to each other in a powerful and undeniable way. As their lives become intertwined, they must navigate through the complexities of love, tr...