10

9 0 0
                                    

"In the vastness of the universe, our intertwined hearts found their eternal home."

INTERTWINED HEARTS

***

Jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi, dan disinilah dirinya berada. Kantor utama milik pria yang tengah dihindarinya. Entah memang semesta menyebalkan atau bagaimana ia tidak mengerti juga namun yang pasti Abby merasa kesal, bagaimana mungkin takdir baik tidak bisa berpihak padanya. Semakin Abby ingin menjauhi pria itu justru semesta malah semakin berusaha mendekatkan mereka. Padahal Abby merasa Nicholas sudah menerima keputusannya dengan tidak mengganggunya tapi ternyata ini semua diluar dari dugaannya. Memang betul Nicholas tidak lagi membututinya tiap waktu namun sikap pria itu justru mengganggu harinya dengan cara yang lain. Seakan bahwa dirinya sedang menghukum Abby dengan cara kekanak-kanakan seperti ini. Sungguh, kalian pun menjadi saksinya bahwa Abby tidak salah, bukan?

Persis dugaannya, ini hanyalah permainan pria itu. Abby diperintah oleh Rachel pergi ke kantor Bennett Group untuk meeting rutin membahas progress dari proyeknya, namun dengan seenak jidatnya pria itu malah membatalkan semuanya dan memerintah Abby untuk presentasi sendirian diruangannya. Abby cukup bersabar dengan hal itu, namun kini apa yang terjadi? Bukannya presentasi seperti seharusnya, dirinya malah diperintahkan terus berdiri diam di ruangan besar ini. Bahkan dirinya tidak boleh bergerak sedikitpun dan harus tetap menatap pria ini yang terus sibuk dengan layar didepannya?

Gila! Memang gila, Abby merasa benar-benar kesal. Dirinya seperti sedang dihukum untuk hal yang bahkan tidak ada salahnya. Tapi bagaimana juga jika dirinya membantah, akankah ia sanggup mengorbankan proyeknya?

Tidak mungkin, ia sudah mengorbankan banyak hal untuk proyek ini. Hanya karena kemunculan satu pria gila dapat mengacaukannya? Jangan harap itu terjadi.

"Maaf tuan Nicholas, tapi bisakah kita mulai presentasinya sekarang?" tanya Abby hati-hati. Sesungguhnya ia sudah habis kesabaran menghadapi tingkah Nicholas yang semakin hari semakin kekanakkan. Dan itu selalu menyusahkan dirinya.

Nicholas yang menyadari suara gadis ini mengalihkan pandangan menatap Abby dengan wajah memelasnya. Sesungguhnya pria itu tidak tega juga melihatnya, sudah hampir dua jam gadis itu berdiri di posisinya. Namun ia juga tetap kesal dengan tindakan Abby yang tidak memikirkan perasaannya, dan bisa-bisanya gadis itu masih berpura-pura sampai saat ini.

"Kau mulai lelah?"

Yang benar saja?! Dia tidak mungkin lupa kan bahwa Abby pun manusia? Ini benar-benar melelahkan..dan memuakkan.

"Hah? Tidak. Bahkan aku masih bersemangat untuk berdiri disini." Abby tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulutnya sendiri. Sepertinya ia sebentar lagi akan menyesali perbuatannya.

"Baiklah, kau yang menginginkannya, mari kita lihat seberapa kuatnya dirimu."

Kau yang menginginkannya..kau yang menginginkannya.. bangke! Mana ada orang yang ingin dihukum gak jelas seperti ini. Benar-benar gila.

"Hmm.. omong-omong apa kau kosong malam ini?"

Abby tampak berpikir sebelum menjawabnya. Meski begitu ia sudah yakin satu hal, pasti selanjutnya ini akan mengarah ke hal yang tidak disukainya.

"Tidak."

"Kau punya janji dengan orang lain?"

"Ya tentu, Tuan."

"Dengan siapa?"

"Aku rasa ini diluar dari pekerjaan dan aku tidak harus menjawabnya. Maaf, tuan."

"Batalkan janjimu dan ikut denganku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Intertwined HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang