11

4 2 0
                                    

Lihat, bagaimana ia merancang sebuah pekerjaan dengan rapih. Sekarang Hassan sudah benar-benar siap dengan berbagai perlengkapan untuk melakukan aksinya.

Tidak akan tidur untuk malam ini sebelum tugas yang diberikan oleh Sean selesai. Entah ada apa dengan Erika, semua orang yang mengenalnya akan benar-benar mengasihi dan menyanginya. Tidak terkecuali teman-teman kakaknya. Bagi mereka, adik Sean itu sudah mereka anggap seperti adik sendiri, hingga siapa pun yang berani mengusiknya akan berhadapan langsung dengan mereka semua. Sayangnya, Hassan sangat telat mengetahui kejadian yang sudah menimpa gadis cantik itu.

Kali ini, Hassan tidak menggunakan mobil, ia memilih motor Blak CR15 nya untuk melaju di jalanan. Hanya dengan bekal belati dan video yang diterimanya dari Sean, ia berjanji tidak akan membiarkan dirinya gagal.

Dari rekaman CCTV itu, ia sudah bisa mengenali wajah pelaku dan telah mengerahkan seluruh anak buahnya untuk melacak wajah tersebut.

"Saya sudah mengirim gambar orang itu, kalian cari dan temukan sambil saya menyelesaikan pekerjaan di kantor," katanya dengan tegas.

"Apa kai selesaikan sekalian?"

"Jangan! Cukup kalian temukan keberadaannya. Sisanya biar saya kerjakan sendiri."

"Baik, pak. Anda boleh menunggu sampai jam dua belas malam," ujar kepala tim sebelum menjalankan tugas barunya.

Dan, ternyata anak buahnya itu memang bisa diandalkan. Tepat saat ia menyelesaikan berkasnya, laporan pun masuk. Mereka berhasil menemukannya satu jam sebelum batas waktu yang dijanjikan. Kerja yang bagus.

Tidak butuh waktu lama, Hassan sudah berdiri tepat di depan rumah mewah bak gedung. Alisnya mengernyit heran sekaligus penasaran dengan tujuan pemilik rumah ini menyerang Erika. Tentu saja bukan karen rupiah, kan?

Tak ingin berlama-lama di luar, ia segera memasuki rumah iu melalui jalan yang tidak terpantau oleh penjaga.

Di dalam sana ternyata ia dan teman-temannya sedang berpesta.

"Leo, kita balik ya," teriak salah satu dari mereka.

"Oke, oke ... kalian hati-hati di jalan," balas seseorang yang bernama Leo itu.

Setelah teman-temannya pulang, ia pun menuju ke kamar setelah meminta tolong kepada para asisten rumah tangga untuk membersihkan bekas pesta mereka.

Perlahan tangannya meraih knop pintu, namun dering ponsel membuatnya berhenti sebentar.

"Ya, ada apa?" tanyanya saat menjawab telepon.

"Bagaimana dengan Erika?"

"Kenapa kau malah menanyakannya? Aku tidak mau memikirkan perempuan sombong itu lagi."

"Ayolah, aku yakin kau masih mencintainya. Kalau tidak, sudah pasti kau membunuhnya malam itu," bantah seorang perempuan di balik telepon sana.

"Terserah ...."

Leo semakin kesal, ia mengakhiri sambungan telepon tanpa pamit. Ia benci jika seseorang menyebut nama Erika,  itu hanya akan membuatnya kembali memikirkan dan menyesali perbuatan yang seharusnya tidak ia lakukan.

Membuka pintu dan menghempaskan dirinya ke atas tempat tidur. Memejamkan mata berusaha melupakan kejadian malam itu.

"Maafkan aku Erika," gumamnya mengusap kasar wajahnya.

Ia terduduk di tepi ranjang, termenung memikirkan keadaan Erika saat ini. Menyesal telah melakukan hal terbodoh seumur hidupnya. Rasanya ingin menangis menumpahkan semua rasa sesak yang memenuhi dadanya, tapi dia seorang lelaki. Pantang mengeluarkan air mata hanya karena perempuan seperti Erika.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang