Bagian 3 - First Meet

709 242 24
                                    

Ayya. Kamu nanyain org pajak kan? Ada ini temen aku kerja di kantor pajak. Namanya juna. Kamu hubungin aja, aku udh bilang ke dia kalau kamu mau nanya2.


Ayya menatap ponselnya dengan binar di matanya. Oh Tuhan! Akhirnya! Bisa juga ia mendapat pencerahan dari masalahnya sekarang.

Tersenyum, Ayya mencoba untuk menghubungi pria Bernama Juna yang kontaknya diberikan oleh salah satu temannya.


Selamat Pagi Mas Juna, saya Ayya, temannya Kak Zena. Sudah diinfo sama Kak Zena kan ya kalau saya mau nanya-nanya? Kira-kira Mas Juna ada waktu kapan ya?


Sebenarnya, Ayya bukan tipe orang yang senang basa-basi, sehingga ia selalu menyampaikan semuanya dalam satu kali pesan, supaya tidak membuang-buang waktu juga.

Ponselnya bergetar, balasan dari pria bernama Juna datang.


Juna : Halo mbak. Iya, saya sudah dengar. Saya sore ini ada waktu, boleh kalau mau ketemu.

Ayya : Boleh kalau gitu Mas

Juna : Mau ketemu di mana mbak?

Ayya : Kantor masnya di mana ya?

Juna : Saya di KPP Bojonagara Mbak. Sebelum Setrasari.

Ayya : Rumah masnya daerah mana?

Juna : Di Kota Baru mbak

Ayya : Kalau gitu ketemu di Starbuck Maranatha aja mas.

Juna : Boleh


"Hmm, kalau malem belum tidur, pasti bisa janjian pagi sih ini," sesal Ayya.

Iya, Zena membalas pesan Ayya semalam, lima belas menit setelah Ayya mengirimnya pesan, tetapi dasar matanya tak bisa diajak kerja sama, Ayya malah Sudah terpejam di jam yang sama.

Tapi tidak apa-apa, yang penting Ayya sudah memegang kartu yang bisa ia keluarkan nanti.

Ponselnya bergetar. Ayya buru-buru meraihnya dan membaca pesan masuk dari Bosnya.

Saya gak ngantor hari ini.

Oh, Tuhan. Keberuntungan sudah berpihak pada Ayya sepertinya. Ya bagus! Ayya jadi bisa bertemu temannya Zena dulu baru menjelaskan pada bosnya besok.


*****


Ayya melirik jam tangannya dan matanya terbelalak. Sial. Ia hanya punya waktu sepuluh menit lagi, sementara begitu turun dari fly over pasupati, jalanan benar-benar macet. Bandung di sore hari memang sudah gila! Ditambah lagi, Ayya tidak membawa motor karena motornya sedang di-service. Kalau bawa motor kan ia bisa menjalankannya sesukanya, sementara kalau naik ojek begini ... Ayya juga tidak bisa memprotes kalau ojek yang memboncengnya diam di barisan tengah sementara baris sebelah kanan masih bisa dilewati oleh satu motor. Sabar Ayya. Sabar.

Lima belas menit kemudian Ayya sampai di tempat tujuan. Ia turun dari motor dengan cepat dan berjalan masuk ke dalam café dengan napasnya yang belum beraturan.

Membenahi rambutnya, Ayya memesan minuman seraya mengirim pesan pada Juna, menanyakan di mana posisinya berada. Pria itu membalasnya, katanya ada di pojokan setelah meja kasir, memang tak terlihat kalau Ayya tak berjalan ke arah sana.

I (Don't) Need A ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang