"Kok kamu bisa ada di sini?"
Adalah pertanyaan yang Ayya ucapkan pertama kali setelah mereka bertemu lagi dalam waktu lima bulan. Zena mengambil alih Nayla dari tangan Juna tadi dan membiarkan keduanya berbicara sehingga mereka memutuskan untuk pergi ke taman belakang dan mengobrol sebentar.
Juna tertawa mendengar pertanyaan Ayya, membuat Ayya menatapnya tak mengerti. Ia benar-benar butuh penjelasan sekarang.
"Aku Omnya Nayla," kata Juna.
"Aku juga Tantenya Nayla," sahut Ayya.
"Iya, tapi aku sepupunya Tirta."
"Wow!" sahut Ayya. Terkejut dengan informasi yang ia dengar barusan.
"Kamu emangnya nggak tahu ya?" tanya Juna.
Ayya menggeleng. Ia menatap Juna dan menjawab, "Aku cuma pernah denger Kak Zena punya kenalan orang yang kerja di kantor pajak. Terus aku minta kontaknya, udah. Aku kira ya temennya aja gitu, nggak pernah tahu kalau kamu sepupunya Kak Tirta."
"Aku juga nggak cerita sih ke kamu," timpal Juna. Ia menatap Ayya dan melanjutkan ucapannya, "Memangnya Mbak Zena nggak cerita ya?"
"Nggak. Eh, ya dia suka ceritain Omnya Nayla sih, tapi ya cuman bilang Om aja. Nggak bilang namanya Juna."
Mendengar penjelasan Ayya, Juna tertawa. Merasa lucu dengan keadaan yang mereka alami sekarang.
Juna pun tahu kalau Ayya memang temannya Zena, namun ia tak pernah menyangka akan melihat Ayya di pesta ulang tahun keponakannya. Biasanya kan yang diundang teman-teman Ibu atau Ayah si anak, atau teman-temannya bermain, atau mungkin tetangganya. Ayya juga belum punya anak. Jadi wajar saja jika Juna tidak akan menduga pertemuannya dengan Ayya hari ini bukan?
"Ternyata temen kampus Ibunya bisa diundang juga ya ke ulang tahun anaknya," kekeh Juna.
"Aku jadi MC nya ini, makanya diundang."
"Loh? Kamu punya side job MC dadakan?" tanya Juna penasaran.
Ayya tersenyum tipis, "Hobi aja sih ini. Hobi ngomong, tapi kalau ngomongnya depan anak-anak kan beda ya, responnya selalu meriah."
"Meriah kalau nadanya nada upin-ipin Ya. Kalau nada monster ya takut juga mereka."
"Enggak loh! Kalau monsternya dibuat-buat, mereka lari-lari sambil ketawa tahu!"
"Masa?"
"Iya! Cobain aja nanti!" kata Ayya.
Juna menggeleng, "Nggak mau ah! Tar kalau pestanya bubar, aku disalahin Tirta."
Ayya tertawa dengan keras saat mendengarnya, "Memang Kak Tirta ini rada-rada ya," katanya.
"Bukan lagi! Dia—"
"Ekhm! Mas, Mbak, ini party nya mau mulai. Ngobrolnya boleh nanti lagi nggak?"
Suara Tirta yang terdengar di sela-sela obrolan mereka membuat Ayya dan Juna menoleh, mereka bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam rumah. Siapa sangka, tamu undangan sudah berkumpul dan memenuhi ruang tamu rumah Zena. Padahal sebelumnya belum ada siapa-siapa. Cepat sekali mereka berkumpulnya!
****
"Anak-anak, ikutin Tante ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
I (Don't) Need A Man
RomanceI pay my rent with my money I buy my own food, I buy my own clothes It may not be enough but I know how to be satisfied That is why I love myself (Miss A - I don't Need a Man) Terlalu lama menggantungkan hidupnya pada diri sendiri membuat Ayyara Ca...