Bagian 5 - Yang Tak Biasa

738 214 32
                                    

Manusia memang hanya bisa berandai-andai dan berencana, sisanya tetap Tuhan yang menentukan. Ya, Juna sudah berandai-andai mengantarkan Ayya pulang hari ini dan berencana memaksanya, tetapi apa yang terjadi? Oh, ya! Tentu saja semua di luar prediksinya.

Ayya baru sampai ketika Juna keluar dari mobilnya dan gadis itu ... dia membawa motor! Catat! Dia membawa motor sendiri! Yang itu berarti ... Mustahil bagi Juna untuk bisa mengantarnya pulang karena ... tentu saja, mau dikemanakan motor Ayya kalau Juna mengantarnya pulang?

"Hai!"

Ayya menyapanya lebih dulu saat bertatapan dengannya. Gadis itu melambaikan tangannya, membuat Juna teralihkan. Ia tersenyum dan membalas sapaan Ayya, "Halo! Kamu naik motor dari CIbiru?" tanyanya.

Ayya menganggukkan kepala, "Iya, aku sehari-hari bawa motor soalnya."

Wah. Info penting hari ini!

"Kemarin-kemarin bukannya naik gojek?" tanya Juna.

"Oh, itu. Lagi di service," jawab Ayya. Ia melepas helmnya dan menyimpannya di atas motor, membenahi rambutnya dan meraih tas yang ia simpan di atas motor. Selama Ayya membenahi dirinya, Juna tetap di sana dan menunggunya, membuat Ayya menatapnya dan berkata, "Duluan aja ke dalem."

"Nggak apa-apa, aku tungguin aja," jawab Juna.

Ayya mengangguk. Ia selesai dengan kegiatan kecilnya, gadis itu mulai berjalan dan Juna mensejajarkan langkahnya. Sampai di depan pintu, Juna membukakan pintu untuknya, bukan itu saja, Juna juga menahan pintu agar orang-orang yang berada di dekat pintu bisa masuk dan keluar dengan leluasa. Dia benar-benar memastikan semua orang lewat kemudian menutup pintu.

Ayya mengerjapkan mata, terkejut saat melihatnya, namun saat ia duduk, ada orang lain yang melakukan hal yang sama dengan Juna barusan. Oke, memang hal seperti itu merupakan basic manner bukan?

"Aku pesenin ya?" kata Juna.

Aduh. Sampai lupa kalau dia belum pesan.

Ayya bangkit dari duduknya dan menatap Juna, "Kita pesen bareng aja," kekehnya.

Tersenyum, Juna menganggukkan kepala. Mereka kembali ke kasir untuk memesan, Juna berdiri di samping Ayya seraya melihat-lihat namun Ayya malah berdiri di depannya dan ... wah. Benar-benar.

Gadis itu memesan lebih dulu dan membayarnya. Membuat Juna terperangah karenanya.

Bukan ini yang Juna tangkap ketika ia mendengar Ayya mengajaknya memesan minuman bersama.

"Kakaknya pesan apa?"

Suara kasir membuat Juna tersentak. Ia tersenyum dan menyebutkan pilihan menunya seraya melirik Ayya yang kini sudah mengantre di tempat pengambilan minuman.


*****


"Aku baru pertama kali ke sini tahu," kata Ayya begitu Juna duduk di hadapannya.

"Aku juga," jawab Juna.

"Serius? Ini kan deket sama kantor kamu, harusnya bisa juga tiap istirahat ke sini."

Juna tertawa, "Tiap istirahat mending ngopi di kantin kantor aja, sekalian ngerokok. Kalau ke sini lumayan juga, harus ngeluarin mobil. Pulang laginya agak susah karena muter," jawab Juna.

I (Don't) Need A ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang