19

212 11 0
                                    

Setelah lulus S1, tentu saja kita memasang status 'Info Loker.' Karena mengingat betapa susahnya mencari pekerjaan sekarang-sekarang ini.

Tapi bagi Vani, sepertinya tidak berlaku. Karena, toh Vani juga akan meneruskan bisnis ayahnya dengan berbekal ilmu manajemen yang telah ia dapatkan dari Universitas Gadjah Mungkur.

Begitu juga dengan suaminya yaitu mas Kenyu yang sebetulnya ia memiliki bisnis pakaian muslim yang cabangnya sudah dimana-mana. Selain ia juga merupakan seorang gus yang mengajar juga di pesantren abinya sendiri.

Vani yang tengah bersantai di rumah joglonya itu, ia menjadi teringat dengan pesan uminya, "nduk, kamu kan wes lulus S1. Kalaupun kamu mau punya anak, sepertinya kamu sudah bisa toh nduk? Kamunya juga kalau sudah momong anak jadinya gak kerepotan sambil kuliah juga toh?"

"Nggih, umi..." Ujar Vani mengiyakan.

"Ah, umi ngomong begini bukannya nyuruh kamu untuk segera punya anak tho ya... Tapi umi hanya menyampaikan pendapat umi."

"Iya umi, Vani paham kok..."

Vani bukanlah penganut childfree  seperti salah satu selebgram yang ada di negeri kita tercinta ini. Ia juga ingin memiliki sosok buah hati dari suaminya yaitu mas Kenyu.

Sepulang suaminya dari luar, Vani pun menghampiri suaminya yang sedang beristirahat sambil menonton televisi.

Vani bisa dikatakan ia sudah mempercantik diri. Ia menyatok rambutnya, memakai make up tipis-tipis, serta memakai dress yang agak terbuka dengan aksen renda, namun ia memakai cardigan. Ia berpenampilan begini hanya di depan suaminya.

"Mas~," Ujar Vani dengan nada yang mendayu-dayu.

"Dalem dek..."

"Mas capek ya abis dari luar? Vani pijitin ya mas..." Ujar Vani yang setelah itu, ia memijat kedua pundak suaminya yang sedang menonton televisi.

Kenyu tidak memiliki prasangka seperti, 'Vani begini pasti ada maunya.' Oh tentu tidak, pemirsa!

Kenyu tentu saja senang sekali! Ya karena setelah ia lelah bekerja mencari pundi-pundi uang di luar sana, ia disambut oleh istrinya yang begitu cantik ini, dan ia dilayani dengan begitu baiknya.

Justru Vani lah yang geregetan! Ini Kenyu kok nggak ada berkata 'Vani pasti ada maunya...' Ya meskipun biasanya juga Kenyu gak pernah bilang begitu.

"Iya dek, nah, coba disebelah sana, bawahan dikit. Iyaa," Kenyu malah meminta Vani untuk memjatinya yang katanya di sebelah sana bawahan dikit itu.

"Iih mas, mas ga ada omongan tah? 'Vani begini pasti ada maunya...' Begitu?!"

"Ya ampun dek, kirain ono opo toh... Buat apa mas bilang begitu, toh kamu juga biasanya kalau ada mau sesuatu juga bilang ke mas toh?" Tanya Kenyu memastikan kepada Vani.

"Ehehe ya iya juga sih," Jawab Vani dengan terkekeh.

"Jadi, istrinya mas ini mau apa, hm?" Tanya Kenyu sambil menatap istrinya lalu mencolek hidung istrinya.

Vani pun memeluk Kenyu dari belakang sembari berkata, "Mas, mas mau gak punya anak?"

Mendengar istrinya berkata demikian, Kenyu pun meraih tangan kanan istrinya lalu mengusap-usap tangan kanan istrinya dengan telapak tangannya.

"Kalau kamu nanya begitu, tentu saja mas mau lah sayang... Tapi kamu sendiri mau ndak? Kamu juga sudah siap kah apabila kita punya anak?" Ujar Kenyu dengan serius.

"Ah, kalau Vani sendiri juga tentu saja mau toh mas."

"Nah iya, kita sekarang sama-sama mau. Tapi apakah kita berdua sama-sama siap?"

Mendengar penuturan suaminya itu, Vani pun menunduk. Kalau ditanya seperti itu Vani juga bingung harus apa. Apakah ia siap untuk menahan anaknya yang rewel? Apakah ia siap apabila ia harus memberi popok kepada anaknya? Vani belum pernah ada pengalaman demikian karena memang ia anak tunggal.

"Vani, maka dari itu, kita harus mempersiapkan diri. Persiapan mempunyai anak itu bukan sekedar bagaimana memberi popok dan susu untuk anak kita saja nantinya lho... Bagaimana cara mendidiknya juga perlu diperhatikan. Karena, di dalam agama islam, ibu adalah madrasah pertama bagi anak." Kenyu pun memberikan penjelasan kepada Vani dan Vani pun mendengarkannya dengan baik-baik.

"Iya mas, Vani paham kok... Memang peran seorang ibu itu sangat fundamental bagi seorang anak. Cailah bahasanya fundamental Van..." Ujar Vani dengan akhir yang malah nyeleneh.

"Iya, bener kok dek bahasamu. Memang peran seorang ibu juga begitu fundamental. Selain karena ibu madrasah pertama, tetapi juga kita harus lebih menyayangi ibu. Ibumu, ibumu, ibumu, baru ayahmu."

Vani pun manut pertanda ia mengerti dengan penjelasan suaminya itu.

"Iya deh mas, yasudah berarti kita memang harus mempersiapkan diri bersama-sama. Kita sama-sama belajar ilmu parenting dulu mas." Ujar Vani dengan semangat menggebu-gebu.

"Iya, bener banget istrinya mas. Tapi ada hal yang lebih penting lagi..." Ujar Kenyu dengan nada yang menggantung.

Vani pun penasaran sehingga ia bertanya, "apa itu mas?"

Kenyu pun menyunggingkan senyumnya seraya berkata, "ya kan sekarang anaknya belum ada toh?"

Vani pun mengangguk, "ho'oh..."

"Iya, anaknya harus dibikin dulu..." Setelah berkata demikian, Kenyu pun mengecup pipi istrinya.

"O-oh, kalau itu mah gas~"

TBC

SKSKSKSKSK HAYOOO NGAPAIN TUH KIRA-KIRA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SKSKSKSKSK HAYOOO NGAPAIN TUH KIRA-KIRA

🌚

AUTHOD NOTES,,,

Aku gatau yh, mahasiswa Universitas Gadjah Mungkur diluar sana, jawab pertanyaanku!!!

Afakah mahasiswa S1 di Universitas Gadjah Mungkur ini boleh menikah btw,,,???

Karna kalo di kampus asli author, mahasiswa S1nya ndak boleh nikah dulu sampai dia lulus. Kecuali memang pas maba emang dia udah nikah gitu lhoo...

[[Author bukannya kebelet kawin, tapi kalo sama Kenyu gas gapake rem]]

Karna ya, mengingat ada salah satu kampus juga di negeri Konoha ini yang bahkan baru tingkat satu aja ada yang udah nikah.

Wadaw wadidaw wadigi digidaw sekali bukan????

Tapi yah, back again,,, ANGGAPLAH KARYA AUTHOR INI FIKSI SAJA FLISH,,

MOHON MAAF APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TEMPAT, BLABLABLA DAN KESOTOYAN LAINNYA...

HAPPY READING!

See you on my next bab and next karya!

Gus Kenyu (Yukimiya Kenyu x OC!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang