PART 18 : Resiko terbesar dari mencintai

153 20 2
                                    

di pertengahan , kita akan bertemu dengan persimpangan. lalu, laju selanjutnya masih sama dengan alur yang telah dilewati. denganmu, dengan 'kita', dan juga mereka yang menopang rasanya masing masing. 

Zee menatap Nunew yang sedang terbaring diatas brankar rumah sakit. Wajahnya terlihat pucat dengan tabung oksigen yang terpasang untuk membantu pernafasannya. Zee mendekatkan tubuhnya, melihat dengan teliti lelaki di depannya. "Gua sayang banget sama Lo, Nunew"

Satu jam telah berlalu, tetapi Nunew tidak kunjung sadar . Sejak tadi, Zee hanya duduk, berdiri, duduk, berdiri, sambil menunggu kekasihnya membuka matanya. Pintu ICU lalu terbuka sontak Zee berbalik menatap James, Net, dan Max yang baru saja mereka kabari untuk datang ke rumah sakit.

"Nunew belum sadar?" Tanya James panik. Dia mendekati Nunew yang masih terpejam. net memberi James tatapan yang mengisyaratkan agar ia tenang dulum pasalnya, Zee sejak tadi hanya bergeming. Dia takut laki laki itu melampiaskan rasa takutnya ke hal hal yang tidak diinginkan.

"Net, kita tunggu diluar aja" kata Max menginstruksi, tidak enak menganggu Zee. Net setuju, dia menarik tangan James memberi ruang untuk Zee.

"kesayangan gue, cowok yang kuat, gue yakin" monolog Zee seolah ucapannya bisa didengar nunew dan menjadi semangat untuk kekasihnya.

Dokter dengan name tag Dr.Jimmy lalu masuk ke ruangan. " Mohon maaf, bisa keluar sebentar? Kami mau melakukan pemeriksaan" kata dokter itu dengan ramah.

"Periksa aja, saya nggak mau ninggalin dia" ujar Zee. Dokter itu pun memakluminya. Dokter Jimmy beserta jajaran timnya mulai melakukan tugasnya, memeriksa infus, memeriksa detakan jantung, dan nadi, mengontrol alat bantu pernafasan dan EGK yang sengaja dipasang.

"stabil dok" kata salah satu suster

"oke" dokter Jimmy mengangguk. Dia lalu menoleh menatap Zee.

"pasien sengaja saya beri obat tidur, supaya bisa istirahat. Ini efek dari kelelahan yang dia alami. Sebentar lagi dia pasti akan sadar. Kami permisi"

"makasih dok" balas Zee, cukup merasa tenang dengan informasi yang diberikan oleh dokter yang ada di depannya.

"makasih dok" balas Zee, cukup merasa tenang dengan informasi yang diberikan oleh dokter yang ada di depannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di depan ruangan Nunew, Zee duduk bersebelahan dengan teman-temannya yang sejak tadi menemani Zee. Zee memandang dinding putih yang ada di depannya dengan tatapan yang kosong.

"maaf om, Tante, ini salah saya karna tidak menjaga Nunew untuk kalian" ujar Zee pelan menyesal. Max mengelus pundak sahabatnya. "Saya janji akan mencintai dia dengan sungguh-sungguh tanpa sanggah, ngejadiin Nunew cowok satu-satunya selamanya, saya yakin itu bisa" ujar Zee lagi untuk meyakinkan dirinya kepada orang tua Nunew yang sudah berada ke surga sana. Zee jadi teringat dengan pesan ayah Nunew kepadanya sebelum beliau dipanggil tuhan. 

laut dan langitnya | ZEENUNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang