sebuah penolakan

972 46 2
                                    

Tiba saatnya makan malam,pintu kamar bintang di ketuk agak keras.
Bintang yg ketiduran dari sore tadi,langsung bangun dan terduduk,ia kucek matanya yg masih mengantuk.

"Iya bentar." Ucap Bintang pada seseorang yg mengetok pintunya.
Saat bintang membuka pintunya,ada Darren yg berdiri disana.

"Lama banget sih,cepetan dah di tungguin papa tuh buat makan bareng." Ucap Darren.
"Sorry kak,gue ketiduran,bentar ya gue cuci muka dulu." Balas bintang.
"Ya udah tapi cepetan ya." Ucap Darren.
Bintang mengangguk dan tersenyum.ia lalu bergegas masuk ke kamar mandinya,dan mencuci mukanya.
Setelah itu ia beranjak menuruni tangga untuk makan malam bersama yg lain.

Saat tiba di tempat ruang makan,terlihat semua orang telah berkumpul.

"Cepet duduk bintang," ucap Frans,membuyarkan pikiran bintang yg masih terdiam.

Bintang tersenyum dan lekas mengambil tempat duduk di sebelah Darren.

"Devan,kenalin ini mama vany,sekarang dia mama kamu ya,sama Devan, kamu masih inget bintang kan adik kamu," ucap Frans pada bintang dan Devan.

Bintang lalu berdiri dan mengulurkan tangannya pada vany untuk mencium tangannya.vany tersenyum dan senang dengan kesopanan bintang.
Namun saat bintang akan bersalaman dengan Devan.devan mengacuhkannya.

Darren yg menyadari itu langsung meminta bintang untuk duduk kembali.
"Bintang,ya,mana bisa Devan lupa sama bintang pah,bintang kan satu-satunya orang yg jadi penyebab mama meninggal."ucap Devan ketus.

Frans hanya diam tanpa menyanggah ucapan Devan.
Sementara bintang,ia mulai termenung memikirkan ucapan Devan.
"Maksud Abang apa?"ucap bintang pelan.
"Lo lupa? Mama kecelakaan gara-gara mau jemput Lo yg main langsung pergi main gak bilang-bilang.mama sampe panik dan berujung kecelakaan,itu semua karena Lo!! Dan sekarang dengan gak tau malunya Lo malah Dateng kesini lagi!! Harusnya lu tinggal sendiri,orang kayak Lo cuma bawa sial tau gak!" Ucap Devan penuh kebencian.

"CUKUP!!! ini acara makan malam bukan acara nostalgia Devan!!" Ucap Frans menengahi.

Sementara itu bintang sudah menunduk dengan air mata yg sudah membanjiri pipinya.
Darren hanya melihatnya dengan tatapan nanar pada bintang.

"Dahlah pah! Jadi gak nafsu makan kalo semeja sama pembunuh!!" Ucap Devan sambil berdiri hendak pergi.

"Jangan bang!! Biar bintang aja yg pergi,Abang bisa lanjut makan.maaf pah,ma,bintang udah ngerusak suasana makan malamnya.bintang pamit ke kamar ya," ucap bintang,dan pergi ke kamarnya.

Devan tersenyum sinis ke arah bintang,lalu ia duduk kembali.

"Bang,Abang gak boleh gitu sama bintang,kalian kan sodara kandung," ucap Darren.

"Diem Lo! Lo gak tau apa-apa." Ucap Devan ketus.
Vany lalu mengintruksi Darren untuk diam.bagaimanapun watak Devan sangat keras,kalau terus dilawan bukan tak mungkin akan ada perkelahian disana.

Bintang tak dapat menahan lagi tangisnya.ia kini mengingat kembali memori kelam saat ibunya meninggal.
"Maa,,maafin bintang,hiks,bintang gak mungkin bermaksud buat mama celaka hari itu,," ucap bintang dalam tangisnya.

Biasanya saat ia sedih,pasti neneknya akan memeluknya dengan hangat agar tangis dan sedihnya reda,namun sekarang ia hanya sendiri.

Tak lama setelah bintang berada di kamarnya,ia mendengar pintu kamar yg agak jauh darinya dibuka.
Bintang mengintip dari balik pintu kamarnya,ia lihat seorang art baru saja masuk ke kamar Kevin,mengantarkan makan malam.

Bintang lalu keluar dari kamarnya,dan memasuki kamar Kevin.

"Bi,boleh saya temenin kak Kevin makan?" Ucap bintang saat berada di kamar Kevin.

fake brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang