sakit

815 36 5
                                    

"Bi, ini gimana kok mimisan nya keluar terus sih?!" Tanya Devan agak panik.

"Coba telpon dokter Rian, suruh Dateng kesini cepetan." Kata bi puji, yg masih sibuk membersihkan darah yg keluar dari hidung bintang.

45 menit kemudian, dokter yg ditunggu tiba.

" Ini awalnya kenapa? kok bisa sampai mimisan seperti ini?" Tanya dr. Rian sambil memeriksa bintang dengan stetoskop nya.

"Gak tau, dateng-dateng langsung tepar." Ucap Devan.

"Abis jalan lama ya? Ini kakinya sampe lecet gini." Ucap dr. Rian sambil memperlihatkan bagian atas tumit kaki bintang yg lecet.

Devan hanya terdiam tak menjawab. Pikirnya, masa iya si bintang ga naik kendaraan buat sampe ke rumah. gak mungkin jalan kaki kan.

"Ini kelelahan, ditambah dia kayaknya punya anemia akut nih. Biasanya orang dengan anemia akut gini gak bisa kepanasan lama-lama. Ditambah dia kayaknya kelelahan banget. Jadi saya pasang infus ya." Ucap dr. Ryan.

Bi puji mengiyakan apa yg dikatakan dr. Rian.
Devan juga hanya diam melihat tindakan yg dokter Rian berikan.

Setelah bintang selesai di tangani, dr Rian pun pulang. Ia bilang bintang hanya kelelahan. nanti malam ia akan datang untuk mengecek kembali keadaan bintang.
Setelah itu dr Rian pun pamit pergi. sebelum pergi ia berpesan pada Devan, agar rutin mengecek ke adaan bintang, takutnya adiknya itu mengalami hal-hal lain. Devan diminta untuk segera menghubunginya.

"Memangnya dek bintang ini dari mana tadi? kalian kan berangkatnya barengan, kok pulangnya masing-masing?" Tanya bi puji setelah ia selesai menyelimuti bintang dan beranjak untuk keluar dari kamar bintang.

Devan mengusap asal tengkuknya mencoba mencari alasan.
"Tadi aku emang pulang duluan, dia tadi mau jajan dulu katanya makanya ku tinggal.

"Apa dia jalan kaki ya? Kakinya sampe lecet-lecet begitu." Ucap bi puji lagi.

"Gak tau juga sih bi, udahlah yg penting udah aman dia, bibi lanjut kerja lagi aja, kalo ada apa-apa entar aku panggil bibi.

"Ya udah bang, bibi ke bawah dulu ya, jagain adiknya.." ucap bi puji.

"Iya,," ucap Devan sambil menutup pintu kamar bintang.

Ia lalu duduk di kursi dekat ranjang bintang.

Devan menghembuskan nafas lega,
Saat melihat bintang tertidur dengan damainya. Dapat Devan lihat dahi bintang basah karena keringat.

Devan mengambil tissu hendak mengelap keringat di dahi bintang. Namun pergerakannya terhenti tatkala ia pandangi wajah bintang yg sangat mirip dengan sang bunda.

Tissu itu ia hempas ke lantai.
"Ck!! Ngapain sih gue?!! Gajelas!! Lo jangan manja deh!! Jangan bikin gue gak nyaman gini." Ucap Devan pada bintang yg masih belum sadar.

------

Jam 5 lebih, Darren pulang. Ia langsung datang ke dapur dan membuka pintu kulkas, lalu mengambil satu botol air mineral.

Setelah selesai minum, ia menghampiri  masakan yg ada di kompor.

"Apa'an nih? bikin bubur?" Ucapnya saat ia buka tutup panci yg masih panas itu beralaskan lap yg ada di dekat panci

"Eh kakak Darren sudah pulang," sapa bi puji, baru datang dari luar.

"Iya nih, abis kerja kelompok, Bi ini tumben buatin bubur." Ucap Darren.

fake brothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang