24. dicuekin

299 18 0
                                    

Janlup Vote nya kawan!!
Kalo udah Vote?
Selamat membacaaa!!

Kini, Zora sedang berada di kamarnya.

Entah mengapa sedari pagi semua orang yang berada di mansion itu mencueki dirinya, terlebih lagi Opa dan Oma nya.

Padahal dirinya merasa tidak melakukan suatu kesalahan, tapi mengapa semua orang tampak berbeda hari ini.

Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Mulai dari mommy dan Daddy yang tiba-tiba keluar kota, Opa dan Oma yang menghampiri kolega dari Opa dan Langit yang mengunci dirinya di kamar seharian.

Jam di pergelangan tangan nya sudah menunjukkan pukul 13.23 dan perutnya sudah mulai merasa lapar, dikarenakan dirinya tidak sarapan karna tatapan aneh dari para penghuni mansion.

Zora diam melamun lalu bergumam kecil. "Mereka kenapa? Apa ada yang salah sama diri gue?" gumamnya pelan.

"Sialan, kali ini cobaan apa lagi?" desisnya tajam.

Lalu gadis itu berdiri dan segera turun menuju meja makan untuk memeriksa apakah ada makanan atau tidak, dan untungnya disana sudah tersaji berbagai lauk pauk yang sangat menggugah selera.

Zora pun segera mengambil makanannya dan mulai menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Di tangannya sudah terdapat ponsel miliknya, sembari melihat-lihat isi fyp nya gadis itu menyuapkan makanan sedikit demi sedikit.

'langit?'  batin Zora saat melihat abangnya keluar dari kamar dan mendudukkan dirinya di sofa ruang tv

Jarak antara meja makan dan ruang tv tidaklah jauh, apalagi dengan posisi duduk Zora yang langsung menghadap ke ruang tv yang memudahkannya untuk  melihat Langit, Abangnya.

Langit hanya melirik sekilas ke arah Zora, dan Zora tak menyadari hal itu dirinya malah fokus terhadap layar ponselnya yang menampilkan Video-video lucu yang membuatnya terkekeh kecil.

•  •  •  •

Kini Zora tengah berada di balkon kamarnya, jam sudah menunjukkan pukul 16.34 yang artinya sudah sore hari.

Keluarganya belum juga pulang, biasanya saat tidak ada dirumah mereka selalu mengabari Zora setiap menit bahkan detik, tetapi mengapa sekarang tidak ada yang menghubunginya sama sekali, bahkan untuk menanyakan sesuatu hal saja misalnya tentang tanaman yang belum disiram.

Tentang langit? Dirinya sudah pergi entah kemana, Zora melihat motor Langit yang sudah tidak ada di tempatnya tadi.

Gadis itu melihat ke arah langit lalu berkata, "Gue benci Ama siang, karna malam penuh ketenangan sedangkan siang? Penuh dengan masalah" keluh Zora.

"Kenapa gue gabisa dapetin apa yang gue mau?" gumamnya sambil menutup mata guna memberhentikan cairan bening yang ingin keluar

"Karna realita tak seindah ekspektasi" sahut seorang pria dari arah kasur Zora

Dengan cepat Zora mengedarkan pandangannya ke arah kasurnya dan menemukan seorang pria tengah berbaring di atas kasurnya.

"L-lo siapa?" gugup Zora

Meskipun ia leader mafia bukan berarti dirinya tak memiliki rasa takut, hanya saja saat ini suasana hatinya sedang tidak enak yang membuat dirinya panik sendiri.

"Pacar kamu" lembut pria itu sambil memalingkan wajahnya menatap wajah teduh milik Zora

Gadis itu terdiam sebentar lalu, "Bang Nathan" pekik Zora sambil berlari ke arah Natha yang kini sedang duduk dan tersenyum ramah.

"Sayang aku kenapa, hmm?" tanya Nathan sambil mengelus Surai hitam milik Zora

"Semuanya jahat, ninggalin Zora" adu gadis itu, matanya sudah buram menandakan akan ada cairan bening yang akan keluar

"Kan ada aku?" tanya Nathan

"Tapi tetep aja mereka jahat" rengek Zora

"Sini peluk" tawar Nathan lalu membawa Zora kedalam pelukan hangatnya

Hanya ada isakan kecil yang terdengar, sepertinya Zora menangis di dalam pelukan Nathan.

Nathan sedikit memberi jarak di antara keduanya, "hey, kenapa nangis hmm?" tanya Nathan.

"Zora cape bang, Zora pengen nangis sekuat-kuatnya" ucap gadis itu sambil sesenggukan

"Shtt, sini nangis aja sepuasnya gapapa" ucap Nathan sambil kembali memeluk gadisnya eh? Gadisnya?

Tak lama nafas teratur dari Zora pun terdengar, sepertinya ia ketiduran di pelukan Nathan.

Perlahan-lahan Nathan membaringkan tubuh Zora di atas kasur nya yang empuk itu.

"Aku ga akan biarin Dirga ngambil kamu dari aku, sayang" lirih Nathan lalu membaringkan tubuhnya disamping Zora

•  •  •  •
.

.
.
.
.

"Bang, Zora laper"

"Mau makan di bawah atau dibawa ke kamar?"  Nathan memberi pilihan.

"Kebawah aja bang" sahut Zora dan langsung duduk di kasurnya

"Tapi—" ucap Nathan sambil menjeda kalimat selanjutnya,

"Tapi mereka udah pada pulang, kamu mau ditatap kayak tadi" tanya Nathan

"ENGGA, ZORA GAMAU!" pekiknya

Entah kenapa leader mafia itu ketika berhadapan dengan Nathan selalu dibuat manja, sikapnya sangat berbanding terbalik dengan dirinya ketika diluar, kucing lewat didepannya saja dibilang tak sopan.

"Yaudah, Zora tunggu sini Abang ke bawah ambilin makanan" ujar Nathan

Zora terdiam sebentar dan berkata, "Thanks Abang" ucapnya.

Skip~~

Kini gadis itu tengah memakan makanannya di balkon sambil bersenandung kecil.

Nathan yang melihat itu pun merasa gemas terhadap Zora, ingin sekali dirinya mencubit pipi milik Zora.

"Zora" panggil Nathan

"Tau ga hal yang gue suka?" sambung pria itu

"Malam" sahut Zora

"Satu lagi ayo" ucap Nathan sambil tersenyum gemas melihat Zora yang kebingungan

Kadar kegemasan Zora meningkat saat dirinya bingung dan memikirkan sesuatu.

"Bulan?" tanya Zora berbinar

"Lagii, udah bener dua tadi" semangat Nathan

"Hmm, apalagi ya?" tanya Zora terhadap dirinya sendiri

"Semua hal tentang Lo, bahkan diri Lo" ucap Nathan cepat.

•  •  •  •

Haiii
gimana, seru ga kali ini?
Apa tuh yang terjadi
Mau nambah konflik ga?

Tbc..

I'M LIZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang