25. pertumpahan darah

282 13 0
                                    

Kini jam tengah menunjukan pukul 20.14, namun semua nya belum juga pulang dan mengabari Zora.

Hal itu membuat dirinya khawatir, dan overthinking karena tak biasanya mereka bersikap seperti itu.

"Mereka kenapa siii, jahat bet ama gue yang spek bidadari" ucapnya pd

"Pede amat neng" sahut Nathan

Ya, Nathan memang masih disana dengan alasan 'tidak ada yang menemani Zora' namun itu hanya alibi nya saja.

Dirinya hanya ingin menghabiskan waktu bersama Zora.

"Bang, nonton anime yu" ajak Zora

"Anime apa, hm?" lembut Nathan sambil menatap mata berbinar milik lawan bicaranya itu.

"Kimetsu gimana bang?" usul Zora

"Hm? Kimetsu? Makhluk apa itu?" beo Nathan

"ABANGGG!!"

"Kimetsu itu singkatan dari kimetsu no yaiba, bukan makhluk!" sarkas Zora yang tak terima anime kesukaannya dikatai 'makhluk'

"Yaudah. Ayo nonton komet" ucap Nathan

"Abang!! Namanya kimetsu, bukan komet!" bantah Zora

Kini Zora sedang ngambek karna Nathan salah menyebut judul anime kesukaannya.

Yah, walaupun dirinya lebih tertarik pada Shingeki no Kyojin. Namun dirinya juga suka terhadap kimetsu no yaiba, jadi tidak ada yang boleh mengubah-ubah judul anime kesukaannya.

"Mulutnya maju amat neng" goda Nathan

Namun gadis itu tetap setia memajukan bibir nya yang membuat siapa saja merasa gemas terhadapnya.

"Ngambek, hm?"

"Gatau ih, laper"

"Ayo makan" tanpa aba-aba Nathan langsung menarik tangan Zora menuju ke meja makan

Namun pada saat keluar dari kamar nya, Zora kaget sekaligus terheran-heran karna kondisi rumahnya gelap gulita.

Apakah Nathan yang mematikan lampunya? Atau maid yang melakukannya?

Dirinya sangat tidak peduli dengan pikiran-pikiran yang berkecamuk, ia hanya fokus untuk menuju meja makan dan menghilangkan rasa laparnya

"Pelan-pelan, cantik" tegur Nathan karna Zora berlari menuju meja makan

Masalah tangan yang bertaut? Zora sudah melepaskannya sebelum ia berlari.

Ceklek

Suara entah dari mana yang membuat langkah Zora terhenti tepat didepan meja makan.

Suasana mulai terang, lampu mansion itu satu persatu mulai menyala

"Selamat ulang tahun sayang"

Suara tegas yang sangat Zora kenali, yaitu Eden Daddy nya.

"D-daddy?" beo Zora

"Kenapa sayang?" tanya Rissa- mommy Zora

"A-ada apa ini?" bingung Zora lantaran semua anggota keluarga Xander dan Black Rose

"I'ts your birthday, honey" ucap opa

"My birthday?" beo Zora

Ah, sepertinya dirinya memang lupa kalau hari ini adalah hari ulang tahun diri nya. Mengapa dirinya bisa melupakan hal itu?.

"Mari bernyanyi untuk Zora" ucap Nathan mengajak yang lain untuk menyanyikan lagu

Happy birthday to you Zora
Kami selalu ada disini menemani mu
Jika kau sedih, berbagilah kesedihan itu kepada kami.
Jangan pernah merasa sendiri.
Jangan lupa terima Nathan, dia orang yang baik bagimu.
Selamat ulang tahun
Lizora Queenzy Xander
Kami dari
Anggota mafia Black Rose ikut senang atas perayaan malam hari ini.

Begitulah tulisan yang terpampang jelas pada spanduk yang di depan dan sampingnya terdapat hiasan meriah.

"Mari kesana" ucap mommy

"Saya Lizora Queenzy Xander mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kalian semua karna telah membuat pesta malam ini, terimakasih juga karna telah ingat kepada tanggal lahir saya" ujar Zora setelah sampai tepat didepan kue yang berdiri megah

"Potong kue nya dong, udah nungguin kita nih" serempak anggota black rose

"Oke-oke"

"1..2..3.."

Kue yang tadi kokoh berdiri kini sudah terhambur dilantai, kejadian yang begitu cepat dimana terdengar suara tembakan dimana-mana

Yah, mansion itu sedang diserang. Semua orang berhamburan mencari tempat perlindungan, Pasalnya disana bukan hanya anggota black rose saja tetapi ada beberapa kolega dari Eden

"Zora, berlindung di bawah meja" teriak Nathan lalu mengeluarkan pistolnya

Ruangan itu berubah drastis, dari yang awalnya cerita menjadi ruangan penuh darah yang di iringi teriakan histeris.

Peluru berterbangan dimana-mana, entah siapa yang musuh dan yang bukan. Hanya kegelapan yang menyelimuti, seisi ruangan gelap gulita.

Tangisan pilu terdengar, raungan penuh kesakitan bersahut-sahutan. Keadaan kacau merajalela, tidak ada satu pun orang yang berani untuk sekedar bersuara ataupun berdiri.

Mayat bertebaran, berhamburan, berjatuhan.

Darah menggenang, menjelaskan berapa banyak mayat yang telah berjatuhan. Anggota Black Rose kualahan menyeimbangkan, jumlah yang tidak seimbang.

Suara senjata api bersahut-sahutan di iringi tangis pilu semua kolega yang bergemetar, semuanya merunduk takut.

Zora terdiam sebentar, dirinya syok dengan apa yang terjadi. Kejadian yang berlalu beberapa detik yang lalu.

"Cepat lindungi Xander Family" perintah Nathan tak terbantahkan

"Siap" serempak mereka

Anggota Black Rose berhamburan melindungi Xander Family, keadaan semakin kacau dimana musuh semakin menerbangkan peluru ke udara.

Perlahan raungan yang tadi terdengar berubah menjadi sunyi, Zora mulai berani untuk keluar dari persembunyiannya dan mengeluarkan pistol miliknya

Yang terlihat hanya kegelapan yang dihiasi cahaya rembulan dan mayat yang bertebaran.

"Nona, merunduk lah" bisik salah satu anggota Black Rose

"Lagi pula aku tidak terluka sedikitpun, dimana keluarga ku?" tanya nya sedikit gugup

"Yang lain masih belum ditemukan nona, dari tadi kamu berusaha mencari anggota keluarga Xander tapi yang kami temukan hanyalah kau seorang" jelas pria itu

"Hm, panggil anggota tambahan sekarang" putus Zora

"Baik."

° ° °

"orang yang paling dekat dengan mu, adalah orang yang paling berpeluang menghianatimu."

Lizora Queenzy Xander

I'M LIZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang