28. ada apa?

216 9 0
                                    

Balkon, Lizora memandangi senja yang indah. Aksa miliknya terus memandangi Sandykala itu, seolah ia tidak ingin berpisah dengan sang Sandykala di hari itu.

Hati nya masih bingun, apakah ia bisa mencintai Nathan atau kah tidak.

Entahlah, Lizora tidak ingin memusingkannya sekarang. Yang ia inginkan hanyalah ketenangan.

"Senja yang indah, dan selalu berjanji untuk kembali." ucapnya

Ia merasakan ketenangan saat melihat senja dan angin yang menerpa wajahnya, seolah ia tidak ingin berpisah dari keduanya.

"Huhh, gue gabisa mencintai Nathan dengan gitu aja."

"Walau dulu gue pernah suka sama dia, tapi sekarang gue gabisa buka hati dulu." lanjutnya

Ya, dulu Lizora memang sempat menaruh hati kepada Nathan.

Namun sekarang perasaan itu telah hilang entah kemana, Lizora merasa ada sesuatu yang Nathan sembunyikan dari nya.

Lizora menaruh rasa curiga atas beberapa perilaku Nathan padanya, Lizora tak tahu pasti apa yang disembunyikan oleh Nathan padanya.

"Huhh, pilihan yang berat." Ucapnya sambil menghela nafas

Lizora melangkahkan kaki nya untuk masuk ke dalam, hari sudah mulai gelap.
Lizora mengganti baju nya, ia akan pergi ke suatu tempat.

"Jack, siapkan motor saya sekarang" perintah Lizora

"Siap nona" balas jack

Lizora mengambil pisau lipat dan pistol, lalu ia memasukkan dua benda tersebut kedalam kantong miliknya.

Ia mengurai rambutnya dan mengambil jam miliknya, tak lupa memakai kaca mata dan masker berwarna senada.

Ia segera turun kebawah, tempat dimana motornya berada.

"Jack, kau ikutlah bersama ku. Jangan lupa membawa pistol dan perlengkapan lainnya" ucap Lizora yang dibalas anggukan oleh Jack

Lizora pun memakai helm full face nya, ia nampak cantik dan elegan walau wajahnya terbalut dengan helm itu.

Para bodyguard membukakan pagar untuk dirinya. Semua nya menunduk guna memberi hormat kepada sang nona.

Motor Lizora melaju kencang membelah jalanan malam, semua pasang mata melihat ke arah dirinya.

Sialnya malam itu macet, bahkan sangat macet. Ia segera menelfon Jack guna memberitahu kondisi jalan sekarang.

"Jack, jalanan disini macet. Kurasa macet ini berkepanjangan." ucap Lizora

"Nona Lizora tunggu saja disana, 5 menit lagi kami akan sampai. kami akan mengarahkan nona ke jalan pintas" ucap Jack

"Usahakan kalian tidak menonjol Jack, kau tau disini sangat ramai. Aku akan menepikan motor ku dahulu, kau segera kesini, aku tidak ingin membuang waktu." perintah Lizora

Tutt..

Telfon dimatikan sepihak oleh Lizora, ia memakai kembali helm full face nya dan segera menepikan motor miliknya.

Sepertinya Lizora punya rencana lain malam ini.

...

"Apakah kau yakin ini tempatnya?" ucap Lizora sambil menatap perusahaan megah di depannya

"Ya nona. Berdasarkan riset kami, disinilah tempatnya. Bahkan kami juga telah memastikan 100% bahwa sidik jari itu milik lelaki itu." jelas Jack

"Huhh, kau tidak melupakan untuk meretas cctv kan?" ucap Lizora untuk memastikan

Jack yang mendengar itu hanya mengangguk pelan, diri nya yakin 100% bahwa misi kali ini akan berhasil.

"Baiklah kalau gitu, segera pasang bom-bom itu di sekeliling bangunan ini. Jangan biarkan ada celah sedikitpun." perintah Lizora

Mereka segera memasang bom sesuai perintah Lizora, Lizora lalu memakai helm full face nya dan melaju kuda besi nya menjauhi tempat itu.

...

Kini Lizora berada di suatu taman, bersama dengan ponsel genggam miliknya.

Ia akan segera memerintah para anak buahnya untuk segera menyalakan bom nya, dan tepat pada saat Lizora mengirim sinyal mulai tempat itu langsung berubah menjadi serpihan abu tak bersisa.

Semua hancur, ledakan dahsyat terjadi tak terhindarkan.

Lizora menampilkan seringaian puas ketika mengetahui bahwa bom itu sudah diledakkan.

Tak lama kemudian ponsel miliknya berdering, menampilkan sebuah nama yang sangat Lizora kenal.

Nathan.

Lizora mulai mendekatkan ponselnya ke telinga miliknya, Lizora sudah tau apa yang akan Nathan bicarakan.

"Zora, apa kamu bisa datang ke perusahaanku sekarang? Mendadak ada yang menaruh bom hingga perusahaanku hancur tak tersisa." Jelas Nathan di telfon

"Aku akan segera kesana bang, kebetulan aku berada didekat sana. Aku juga akan mengirim orang untuk memeriksa tempat disekitar sana." Jelas Lizora

...

"Apa ada yang mencurigakan?" suara Nathan yang terdengar seperti lirihan

Bagaimana tidak, perusahaan yang telah ia dirikan sendiri dengan susah payah dan dengan pengorbanan yang sangat besar agar perusahaan itu berdiri hingga saat ini hancur begitu saja.

"Bang, kenapa ini semua bisa terjadi?" tanya Lizora

"Entahlah. Aku baru saja sampai disini dan melihat bahwa perusahaan ku telah hancur berkeping-keping dan dikerumuni banyak orang." jelas Nathan

Nathan masih dalam kondisi yang sangat syok, kepalanya berpikir keras untuk menerka-nerka siapa yang telah memasang bom di perusahaan miliknya.

"Zora, lebih baik kau pulang sekarang. Hari sudah mulai sore, aku takut kau kemalaman di jalan" ucap Nathan perhatian

Vote+komennya janlup!!
Sorry Bru up

I'M LIZORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang