Hanya rasa benci

1.4K 96 7
                                    

~Happy Reading~

"KEVAN?!"

Qavin berlari cepat dan melompat ke kolam, laki-laki dengan balutan jas kantor itu langsung menggapai tubuh mungil anaknya. Lalu mengangkat ke area tepi kolam, "BI INA, BAWA HANDUK KE SINI!" Teriak Qavin yang sedang memeluk putranya itu.

Sedangkan kevan hanya menatap kosong ke dalam kolam, dia ingin mengeluarkan suara namun karena kedinginan ia susah untuk berbicara.

Qavin yang melihat Putra nya menatap ke kolam, mengernyit heran. "Ada apa, kev? Apa mainan mu ada yang jatuh ke sana?" Tanya Qavin.

"Apa Mommy Shei terlihat seperti sebuah mainan, Dad?"

Deg

Seorang maid datang Tergopoh-gopoh, "Ini handuknya, Tuan." Ucap maid itu membuyarkan lamunan Qavin.

Qavin mengambil handuk itu lalu membalut kan ke tubuh Kevan, "Bawa Kevan masuk, dan beri dia susu hangat." Titah Qavin pada maid itu.

Pun, maid itu pergi dengan menggendong Kevan. "Apa pohon akan kembali melukai Daddy karena Daddy sudah menebang nya?" Tanya Kevan Penuh makna lalu pergi dari tepi kolam.

Byur

Qavin melompat kembali ke kolam, ia menyelam karena kolam ini sebatas hidung nya. Ia melihat sekitar sudut kolam dan nampak Sheiza yang pingsan, tak tinggal lama laki-laki itu langsung menggapai tubuh Sheiza dan naik ke permukaan.

Sheiza di baring kan di tepi kolam, Qavin menekan Dada Sheiza guna mengeluarkan air yang mungkin sudah banyak masuk ke paru-paru gadis itu.

"Saya ngak akan membiarkan kamu mati, tanpa siksaan dari saya, Sheiza."

Beberapa menit kemudian, Sheiza terbatuk-batuk. Dan mulai membuka matanya, "kamu tidak perlu melakukan ini untuk memancing Kevan, menurut saya ini terlalu licik untuk membuat putra saya mati." Ucap Qavin saat melihat Sheiza bangun dan terduduk.

Sheiza menatap Qavin tidak percaya, ia yang di dorong oleh Kevan. Lalu mengapa Qavin mengatakan bahwa Sheiza memancing Kevan agar bocah itu mati?

"Aku ngak mancing dia, Kevan ngak sengaja dorong aku. Mungkin dia berniat pengen bantuin aku." Kilah Sheiza.

Qavin membuka jas nya, "Gara-gara kamu saya harus basah seperti ini." Gerutu Qavin pada Sheiza.

"Wihh pengantin baru, udah basah-basahan aja ni? Masih siang lhoh!" Ledek seorang laki-laki yang hendak duduk di kursi berjemur.

Faresh Herdyan, Atau bisa di bilang sahabat dekat Qavin. Laki-laki itu selalu mempunyai akses keluar masuk Mansion maupun kantor milik Qavin, Qavin tak keberatan oleh itu karena dari umur nya sembilan tahun mereka sudah saling kenal dan itu bertahan sampai sekarang.

Qavin langsung menoleh ke arah suara itu, "Ck, ngapain kamu ke sini?" Tanya Qavin kesal, entah kenapa ia merasa kesal saat Faresh datang ke mansion nya hari ini. Biasanya ia sangat senang karena punya teman untuk minum.

Faresh berdiri dari duduknya, "Santai Vin, Saya ke sini ingin melihat keponakan saya. Tapi saya malah salfok sama yang ingin membuat keponakan baru!" Balas Faresh.

RAJASTHAN QAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang