Murahan!

275 28 7
                                    

~Happy Reading ~

Sedari pulang dari kampus, Sheza maupun kevan hanya diam tanpa suara. Mulai dari masuk ke mobil hingga sampai ke mansion, keduanya hanyut dalam pikiran masing-masing.

"Kev, Mommy minta tolong sama kevan jangan cerita kejadian tadi ke Daddy ya. Mommy enggak mau hubungan mereka rusak gara-gara kejadian ini." Ungkap Sheza  membuka suara.

Kevan yang duduk di sebelah Sheiza hanya mengangguk tanda mengerti, setelah sampai Mansion tadi mereka hanya berdiam diri di sofa ruang Tv. Hingga Sheiza  membuka suara, "Bagaimana jika Daddy tau sendiri?" Tanya pria kecil itu.

Sheza terdiam, "Mustahil, Om faresh nggak mungkin kasih tau Daddy hal semacam itu."    Orang gila mana yang mengakui perbuatan keji nya kepada yang bersangkutan?

"Tapi..."

"Kev, Mommy sayang sama kevan. Jadi please berhenti buat Daddy marah!"

Kevan hanya memelas tanpa bisa berbuat apa-apa, toh semuanya masalah orang dewasa. Dia yang status bocah mana bisa bicara, dia hanya bisa menyimpan apa yang dia lihat agar tidak terjadi perdebatan.

Setelah berbicara, akhirnya mereka memilih kesibukan masing-masing. Kevan yang sibuk bermain, sedangkan Sheza sibuk melamun.

Gadis yang baru memasuki usia 19 tahun itu hanya bisa merenung nasibnya yang berbeda dari gadis lain, di saat gadis seusianya sedang sibuk-sibuknya bergaul dengan teman-teman. Dia hanya bisa berdiam diri di rumah sembari mengasuh anak, ia rindu masa di mana bercengkrama dengan teman tanpa memikirkan apapun.

"Aku kuat, meskipun tak hebat."

Sheza memejamkan matanya, menikmati kesedihan nya dengan membayangkan hal yang membuat nya bisa tenang.

"Memang, kau hebat dalam segala hal. Apa lagi urusan Ranjang, kan?"

Deg

Sheza tersentak, baru saja mata nya terpejam terpaksa ia buka kembali. "M-mas?"

Qavin mengeram marah, "Ikut saya ke kamar!" Titah Qavin melangkah pergi.

Kevan yang melihat Daddy nya seperti kelelahan mencoba untuk tidak berisik, ia kembali bermain saja.

Sheza terdiam, "Apalagi ini ya tuhan? Belum cukup kejadian di kampus, di tambah lagi di mansion." Keluh nya.

"Sayang, kamu main sama pelayan dulu ya. Mommy mau ke kamar sebentar!"

Kevan mengangguk, "Baik Mommy!" Setelah melihat kevan tidak keberatan, Sheza melangkah ke kamar sang tuan rumah.

    oooOooo

"Aku menyuruhmu kuliah, untuk melanjutkan pendidikan. Bukan untuk tempat kau mengobral kemurahan!"

Sheza mematung, Apa yang dia dengar? Mengapa Qavin mengatakan hal yang tidak sama sekali Sheza ketahui?

"Apa maksudmu?"

Qavin yang semula berdiri jauh hendak mendekati Sheza, "Stop! Apa maksudmu mengatakan bahwa aku murahan?" Titah gadis itu.

Meskipun terpaksa, Qavin berhenti saat Sheza tidak ingin di dekati olehnya. Kali ini ia mengalah, tapi tidak untuk lain kali.

"Kau menggoda sahabat ku, Sheza!

Sheza menatap nanar bola mata suaminya, serendah itukah pandangan Qavin terhadap nya? Lalu apa maksud kebaikan laki-laki itu selama ini.

RAJASTHAN QAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang