Perasaan kevan

356 37 5
                                    

~Happy Reading ~

Pagi nya, Sheza terbangun sedikit terlambat dari jam biasa nya. Semalam tidurnya kurang nyenyak karena kamarnya yang kurang nyaman, Qavin memang menempatkan nya di kamar pelayan.

Tapi, bukan kamar pelayan biasa. Kamar pelayan yang sudah tak layak, Sebelumnya Qavin berencana untuk merenovasi kamar tersebut, namun karena Sheza berulah. Jadinya ia punya ide untuk menempatkan istrinya di kamar itu, kejam memang.

"Sepertinya akan ada masalah baru, aku harus cepat-cepat keluar!" Gumam Sheza berjalan keluar kamar.

Sheza melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi, "Seperti tuan sudah berangkat, aku cari kevan aja." Gadis itu mencari kevan ke segala penjuru mansion.

"Apa tuan membawa kevan, ke kantor? Kayak nya enggak deh. Kan kevan kalau ada aku bakalan betah di rumah, Apa aku telfon Tuan aja?" Seperti nya ide bagus, pikir Sheza.

Sial, Sheza lupa bahwa nomor Qavin belum ada di Handphone nya. "Lain kali aku harus memintanya, kami serumah. Tapi tak saling memiliki nomor? Sangat konyol." Ucap Sheza.

"Mommy!!!"

Sheza terkejut, hampir saja handphone kesayangan nya jatuh. "Hey, kesayangan nya mommy dari mana aja? Mommy capek cari kevan ke seluruh ruangan, Kamu kemana?" Tanya Sheza.

"Dia putra ku, sudah seharusnya itu bukan urusan mu! Kalaupun Kevan pergi tanpa bicara pada mu, itu tidak membuat nya durhaka." Timpal Qavin yang baru datang, dari penampilan Qavin. Sheza dapat menebak jika mereka habis joging, tunggu. Bagaimana Sheza bisa lupa, hari ini Sabtu.

Sudah pasti kantor tutup, Sejauh apapun kebodohan Sheza. Sepertinya ini yang paling jauh, "Aku hanya khawatir, jika sampai terjadi sesuatu kepada nya." Beritahu Sheza.

Qavin mengangguk, "Dia tidak perlu di khawatirkan oleh wanita seperti mu, Kamu cukup memperhatikan bakat terpendam mu saja!" Setiap kata yang keluar dari mulut pria itu, bagai pisau yang terus menikam jantung Sheza.

Sesak, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa. Seolah takdir terus saja mempermainkan mereka, "Aku akan menyiapkan baju untuk kalian." Kata Sheza bergegas pergi.

Lebih baik Sheza memilih pergi, dari pada mendengar lebih banyak lagi kata-kata menyakitkan yang keluar dari mulut pria itu.

"Kita mandi bersama, ya?" Ajak Qavin pada sang putra.

Kevan mengangguk, "Bisakah Daddy tidak menjaga jarak setiap bertemu Mommy?" Tanya kevan, Sedari tadi ia ingin bertanya hal ini.

Karena masih ada Sheza, ia mengurungkan pertanyaan. Ia khawatir jika respon Daddy nya akan menyakiti hati Sheza, "Aku ingin kalian baikan." Kata Kevan.

"Daddy bisa, asal bukan dia orang yang kau panggil mommy!"

oooOooo

"Bajunya sudah aku siapkan, kalian cepat lah Berpakaian. Setelah itu kita sarapan, Mommy akan buat jus pisang kesukaan Kevan." Ucap Sheza ketika melihat Qavin dan kevan yang baru keluar dari kamar mandi.

Sheza mulai terbiasa dengan Qavin yang bertelanjang dada, ia sudah tidak terlalu memikirkan hal itu. "Kevan bisa pakai baju sendiri atau perlu mommy bantu?" Tanya Sheza melihat Kevan yang masih berdiri sedari tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJASTHAN QAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang