hidup kamu hak saya

1.9K 102 17
                                    

~Happy Reading~

"Bangun!"

Sheza yang baru sadar dari pingsan sedikit bangun untuk duduk, "Maaf, merepotkan." Ucap Sheza tak enak hati.

Qavin menatap Sheza tajam, "Maaf mu tidak bisa membuat waktu berharga saya kembali, saya harus membuang waktu saya  memanggil dokter untuk pembunuh seperti kamu!" Sarkas Qavin.

"Tuan, Mobil sudah siap!" Beritahu Alros yang tiba-tiba muncul di belakang Qavin.

Pun, Qavin melirik ke arah Alros lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "Siap-siap, sebentar lagi kamu masuk kuliah. Tapi, bukan berarti karena kamu kuliah tugas kamu di mansion akan di kerjakan orang lain. Setelah kelas kamu selesai, kamu langsung pulang dan kerjakan pekerjaan di mansion!" Setelah mengatakan itu Qavin langsung berlalu dari kamar Sheza.

Sheza pun beranjak dari ranjang, gadis delapan belas tahun itu langsung bersiap untuk hari pertama kuliah nya.

  oooOooo

"Kevan makan yang banyak, ya!" Titah Sheza sembari mengusap bahu Kevan.

Qavin yang melihat itu hanya bisa menghela nafas, jujur saja. Sampai saat ini ia tidak begitu yakin bahwa Sheza pembunuh. Tapi selama penyelidikan, bukti semua mengarah pada gadis itu.

Mana mungkin Gadis selembut Sheza bisa membawa mobil ugal-ugalan seperti itu? Ia penasaran tapi rasa nya susah untuk menanyakan langsung pada Sheza, dan juga ia sudah berjanji selama bukti masih mengarah pada Sheza ia akan selalu membuat Sheza menderita bersamanya.

"T-tuan?" Panggil Sheza.

Qavin tersentak dari lamunan nya, "why?" Tanya laki-laki itu.

Sheza menggeleng, "Enggak apa-apa, Saya lihat Tuan melamun, Apa ada masalah?" Tanya Sheza berbaik hati.

"Bukan urusan mu!"

Gadis itu menunduk, "Saya tunggu sepuluh menit, jika tidak akan saya tinggal!" Ancam Qavin sebelum berlalu ke pintu utama.

"Mommy?"  Panggil kevan.

Sheza yang sedang memperhatikan Qavin berjalan langsung menoleh ke arah kevan, "kenapa, kev?" Tanya Sheza.

"Daddy ke kantor, Mommy kuliah. Terus kevan sama siapa?"

Sheza tersenyum, "Mommy cuma kuliah aja, ntar sore juga pulang. Ngak bakal lembur kayak Daddy! "

"Ya udah, kevan tunggu ya!" Balas kevan sembari tersenyum.

Sheza melirik jam tangan nya, sudah lebih satu menit Sheza terlambat dari waktu yang Qavin berikan. "Mommy  duluan ya!" Pamit Sheza berlari ke pintu utama.

Sampainya di sana Sheza langsung tergesa-gesa membuka pintu belakang mobil Qavin, "ini melebihi batas waktu yang saya tentukan, Sheza!" Geram Qavin.

"M-maaf, Tuan!"

Qavin berdecak kesal, Ia selalu di buat emosi dengan sifat Sheza yang tidak penurut. "Saya tau saya pendosa, tapi apa begini cara Tuhan menegur saya?"

Sheza mengerutkan kedua alisnya, "Maksud, Tuan?" Tanya Sheza penasaran. Sheza menatap lekat wajah Qavin dari Samping.

"Jalan!" Titah Qavin pada Alros dan dibalas anggukkan oleh bawahan nya itu, kemudian mobil pun melaju dengan kecepatan yang sedang.

Qavin menoleh ke arah Sheza, "Tuhan mengirim seorang pembunuh untuk saya jadikan istri!" Balas Qavin dengan tatapan tajam nya.

Deg

Mengapa Qavin sangat membenci nya? Tidak kah ia bertanya dulu bagaimana kejadian sebenarnya?

Sheza menatap lekat manik mata Tajam milik Qavin, "lalu kenapa Tuan sudi memperistrikan saya?" Tanya Sheza.

Qavin nampak sangat tenang, seolah pertanyaan itu adalah hal biasa. "Agar saya bebas membuat kamu menderita, dan jika kamu satu atap dengan saya. Saya bisa langsung turun tangan untuk membunuh kamu perlahan-lahan tanpa campur tangan orang lain, Saya tau ini konyol tapi asal kamu tau. Dengan kamu jadi istri saya, berarti mati maupun hidup kamu telah sah menjadi hak saya!" Jawab Qavin.

Hening pun datang, keduanya sama-sama terdiam dengan pikiran masing-masing.

oooOooo

"Kamu tidak perlu mengikuti ospek, kamu cukup di sini menemani saya!"

Sheza mulai tidak nyaman dengan dosen nya yang satu ini, lebih tepatnya sahabat suaminya.

Faresh menatap penuh damba ke arah Sheza, "jangan takut, Saya tidak menyakiti mu seperti yang selalu di lakukan Qavin!" Ucapan Faresh semakin membuat Sheza tak nyaman.

"Maaf, pak. Saya harus kembali ke yang lain. Mereka sudah menunggu saya!" Pamit Sheza hendak membuka pintu ruangan itu.

Namun, bukannya terbuka malah pintu nya telah terkunci. "Kamu tau? Saya tertarik dengan mu dari pertama kali saya melihat kamu, dengan gaun pengantin. Saat itu saya bukannya bahagia atas pernikahan Qavin, tapi saya malah membayangkan bahwa di sebelah kamu saat itu adalah saya, bukan Qavin." Jelas Faresh membuat tubuh Sheza mematung seketika.

"S-saya tidak bisa membalas perasaan bapak, lebih baik sekarang buka pintunya dan izinkan saya keluar!" Pinta Sheza.

Faresh terkekeh, "Saya tidak suka penolakan seperti ini, Sheza. Saya akan melakukan apapun agar kamu di buang oleh Qavin, lalu saya akan dengan senang hati datang untuk menyambut mu di hidup saya!" Kata Faresh.

"Bapak sadar, ini semua salah!"

Faresh menatap tidak suka dengan ucapan Sheza, "Apanya yang salah? Saya mencintai kamu. Bukankah cinta butuh perjuangan? Sekarang pergi lah, kita bisa kembali lagi menikmati waktu berdua esok hari!" Titah Faresh.

Dengan deru nafas yang masih tak teratur, Sheza langsung membuka pintu yang sudah di bukakan kunci oleh Faresh.

Ini benar-benar gila, Faresh Diam-diam menikung sahabatnya? Dan berusaha membuat Sheza di buang oleh Qavin?

Sheza berlari ke arah Halte, kebetulan ada Taksi yang berhenti, Setelah seorang siswi keluar dari taksi itu. Sheza langsung membuka pintu taksi dan duduk dengan nafas yang berusaha ia atur.

"Maaf, mbak. Mau kemana?"

Gadis itu melirik ke depan, "jalan aja dulu, pak!"

TBC...

Spam Next di sini ➡


RAJASTHAN QAVINDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang