~Happy Reading~
Setelah keluar dari ruang kerja milik Qavin, Sheiza berlari ke kamar nya. Ia membuka pintu lalu menutup nya dengan keras, ia duduk di depan meja rias nya,"Dia bahkan lebih bahaya dari yang aku kira." Lirih nya.
"Saya belum selesai bicara, Atau kamu memang punya bakat sebagai jalang? Kamu memancing saya untuk ke kamar kamu?" Tanya Qavin berdiri di belakang Sheiza yang sedang duduk di meja rias, dengan nada yang sangat merendahkan Sheiza.
Gadis itu menggeleng saat melihat Qavin di belakang nya lewat kaca, "Aku hanya sedang tidak enak badan." Bohong Sheiza, sebenarnya gadis itu hanya takut mendengar lebih jauh rencana Qavin.
Qavin tersenyum remeh, "Ck, Saya bangga karena kamu pintar sekali dalam berdusta." Itu bukan pujian melainkan hinaan.
Laki-laki itu duduk di atas ranjang single milik Sheiza, "Saya masih perlu bicara, Sheiza." Ucap Qavin.
"Silahkan!"
Qavin mengangguk, "Saya menikahi kamu hanya untuk memberikan kamu ruang luka, bukan untuk membuat mu bahagia. Seperti kata saya di kantor polisi, nyawa di bayar nyawa." Ungkap Qavin.
"Aku tidak pernah berharap kamu mau membahagiakan aku, aku hanya ingin bermimpi hidup tenang." Balas Sheiza.
"Jangan menyela ucapan saya!"
Seketika Sheiza hanya mampu terdiam, "Saya akan melepaskan kamu jika kamu mati, jadi jika kamu masih bernafas jangan harap bisa keluar dari Mansion saya!"
"Di sini kamu harus membereskan pekerjaan lantai bawah, termasuk yang di luar. Saya hanya mengijinkan kamu keluar dari Mansion bukan pagar Mansion, kamu hanya perlu patuh agar tidak terjatuh!"
Sheiza mengangguk, "aku akan melakukan apapun itu." Jawab Sheiza
"Termasuk tugas istri?" Tanya Qavin
Gadis itu menaikkan sebelah alisnya, "ini semua sudah tugas istri, emang apalagi tugas istri?" Bingung Sheiza.
"Mengangkang di depan suami!"
Deg
"H-harus kah?" Tanya Sheiza memastikan.
Qavin berjalan ke arah Sheiza, ia mencengkram kuat pipi gadis itu. "Jangan bermimpi, Sheiza!" Seharusnya Sheiza sadar bahwa Qavin tidak akan melakukan itu dengan nya, kebencian laki-laki itu lebih besar di bandingkan hasrat nya saat melihat Sheiza.
"M-maaf" Pinta Sheiza dengan air mata yang mulai keluar dan mengalir di pipinya.
Qavin melepaskan cengkraman nya, "Tidak ada anak lain di Mansion ini selain putra saya, kamu jangan berharap bisa mengandung benih dari Rajasthan Qavindra!" Tegas Qavin.
Sheiza mengangguk, "Aku mengerti." Patuh Sheiza.
Gadis itu melirik ke arah suaminya, "Semua keperluan kamu akan saya penuhi, kamu tidak perlu memegang uang untuk belanja. Karena jangan kan belanja, kamu keluar gerbang saja akan saya lempar kamu ke Hiu saya!" Ancam Qavin.
"H-hiu? Di sini ada hiu?"
Qavin mengangguk, "kamu ingin menjadi makan malam untuk hiu? Kalau tidak tidur lah. Saya masih berbaik hati memberi kamu kamar ini, karena kalaupun saya suruh kamu tidur di gudang belakang. Itu sah-sah saja!" Sungguh Sheiza seakan ingin mati mendengar kata kejam yang dari tadi keluar dari mulut suaminya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJASTHAN QAVINDRA
Ficção Adolescente"Saya tidak pernah menjanjikan kehidupan untuk seorang Ratu, Sheza. yang saya janjikan hanya kehidupan untuk seorang babu yang terjebak di sebuah ruang luka!" Bagaimana kisah selanjutnya? Yuk baca! #Mengandung kata-kata kasar. #17+ #happy reading ...