CHAPTER 21

3.4K 122 2
                                    


"Ndan, berangkat Pake mobil aja kenapa sih? betah banget pake motor saya?"

"Nanti keringat lho, kena polusi. terus tangan nya jadi item gara-gara kena matahari, mau?"

"Udah ya? Pake mobil dinas aja kayak biasa, jangan pake motor saya."

Begitulah bujukan-bujukan yang Fio lontarkan pada suaminya, walaupun masih banyak lagi, yang tertera di atas hanya sebagian kecil.

Fio melarang Ata menggunakan motor nya bukan karena pelit, tapi untuk menghindari resiko yang tidak di inginkan.

Motor putih Fio itu sudah di cap dan dikenali oleh seluruh Geng motor di kota ini, walaupun dia sudah pensiun dari Genk motor. Bagaimanapun jejak nya tetap membekas diingatkan semua musuh-musuh, dan Fio tidak ingin Ata terkena dampak dari masa lalu tersebut.

Memang dasarnya Althaf Nareksa. Pria keras kepala yang tidak mempan dengan larangan Sang istri. Dia tetap berangkat menggunakan motor Fio, sebab wanita itu hari ini tidak kemana-mana karena tidak ada kelas. Jadi Ata bisa dengan leluasa memakai motor istri nya.

Sekarang sudah jam delapan malam. Ata baru menyelesaikan pekerjaannya dan berniat untuk pulang setelah membalas spam chat dari sang istri yang menanyakan. Kenapa dia belum pulang? Ada masalah? atau sekedar bertanya tentang makan?

Ata membalasnya satu persatu dengan senyuman di wajah nya, membuat para anggotanya heran melihat tingkah Sang Komandan yang terlihat seperti remaja di mabuk cinta.

Ata tidak ingin membuat Istrinya menunggu lama, dia segera mengendarai motor Sang istri dan beranjak pulang. Untuk mempersingkat waktu, dan menghindari macet. Ata tidak melewati jalan raya dan memiliki jalan pintas lewat jalanan komplek yang cukup sepi, dengan cepat sedang.

Disebabkan terlalu fokus berkendara. Sang pria tak menyadari sejak tadi ada dua motor hitam yang mengikuti nya dari belakang, hingga akhirnya saat di sebuah tikungan Ata sadar kedua motor itu selalu membuntutinya. Ata pun menambah kecepatan, dan menarik gas nya lebih kencang.

Hal yang sama di lakukan oleh dua motor tersebut, mereka jelas sedang mengincar Ata. Kejar-kejaran pun tak terelakkan, hingga akhirnya pria itu sadar saat ini dia berada di komplek yang sangat familiar. Maka tanpa ragu Ata pun menurunkan kecepatan nya. Seolah memberi kesempatan pada dua motor itu untuk menyalip dan menghadangnya.

Dengan gestur tenang. Ata pun berhenti dan mematikan mesin motor nya. Menatap kedua pengendara motor tersebut dengan tatapan setenang air danau tanpa riak, sambil menunggu tindakan mereka selanjutnya.

Kedua pengendara yang Ata duga keduanya adalah laki-laki itu, turun dari motor masing-masing dan melepaskan helm nya. Mereka menghampiri Ata sambil menyeringai lebar.

"Dia bukan Panglima Pegasus," ucap salah satu nya yang menyadari postur tubuh Ata yang sangat berbeda dengan pemilik motor putih yang mereka kenal.

"Emang bukan, tapi seenggaknya dia orang yang berharga buat Fiorenza. Sampe cewek itu rela pinjemin motor kesayangannya," sahut salah satu pemuda yang lebih tinggi.

Tak menampik kenyataan bahwa yang di hadapan mereka bukanlah Fiorenza Zackhary, mantan Panglima Perang Geng Pegasus yang dulu sempat menghancurkan martabat dan reputasi Genk mereka, bahkan membuat mereka cacat dalam beberapa waktu.

Mereka pikir, dengan melukai pria ini akan membuat Fio cukup terluka. Hanya dengan mendengar sepintas Ata dapat mengerti. Pria itu tak gentar sama sekali, Dia turun dari motor dan melepas helmnya. Menunggu penyerangan dari kedua orang tersebut.

Salah satu dari kedua lelaki itu tersenyum miring menatap Ata. "Siapapun Elo, gue cuma mau Lo tau. Kalo Cewek pemilik motor putih itu, adalah penyebab celakanya Lo hari ini."

I HATE YOU KOMANDAN!!! {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang