01

874 42 0
                                    


Hujan deras mengguyur kota ini tanpa ampun, sudah berjam-jam lamanya hujan itu turun membasahi kota. Malam pun terasa lebih dingin dari biasanya dikarenakan hujan yang tak kunjung berhenti, karena hujan malam pun jadi terasa lebih sepi.

Seseorang dengan santai nya duduk di tepi jalan sambil memeluk kedua lutut nya sambil menenggelamkan wajah nya, ia menangis. Terlihat dari bagaimana punggung itu bergetar dan naik-turun dengan memburu, tidak ada yang akan menolong nya karena tak ada siapapun yang lewat.

Suara tangisan itu jelas terdengar walaupun tersamarkan oleh deras nya hujan, ia menangis setelah kedua orang tua nya memarahi nya habis-habisan dirumah. Entah kenapa ia memilih pergi, apa mungkin ia lelah?

"Seharusnya kamu tidak disini, ini sudah malam dan udara semakin dingin. " suara seseorang menginterupsi pemuda itu, ia langsung mendongak kan kepala nya untuk sekedar melihat siapa yang peduli padanya itu.

Hal pertama yang ia lihat adalah senyum pemuda itu yang sangat manis dan penuh ketulusan, seolah memberitahu dirinya bahwa dunia tidak sejahat itu.

"Apa kamu menyukai hujan? " tanya nya, membuat kedua alis pemuda yang tadi menangis itu menukik tajam

"Kenapa? " tanya nya, karena sungguh ia bingung apa maksud dari perkataan pemuda dihadapan nya itu

"Karena kamu rela basah kuyup seperti ini untuk menemani hujan berbagi rasa, tapi apa yang kamu lakukan itu dapat membuat mu sakit. " jawab nya

"Tidak, aku tidak menyukai hujan. " jawab nya lalu berdiri

Pemuda itu kembali tersenyum, ia pikir pemuda dihadapan nya tadi itu seperti anak kecil. Ternyata ia lebih tinggi darinya, sungguh ia terkejut dengan itu.

"Mau menjadi teman ku? " tanya nya lagi

"Hah!? " ia bingung dengan pertanyaan tiba-tiba itu

"Aku bilang ,apakah kamu mau menjadi teman ku? Kalau mau bisa menjadi sahabat ku, soalnya aku tidak memiliki teman. " ucap nya

"Mau, aku juga butuh teman. Semua teman ku baik, tapi mereka tidak selalu bersama ku. "

Pemuda itu terkekeh, ia merasa gemas dengan nada bicara pemuda yang lebih tinggi dari nya itu.

"Nama ku Satya Daviandra dan kamu? " ucap pemuda yang bernama Satya itu

"Aku Hara Bagasditya, ayo kita berteman baik sekarang. " ucap nya dengan penuh rasa senang

Ia melupakan masalah nya dalam waktu sekejap, kedua nya pun sekarang pergi berjalan bersama dibawah deras nya hujan.

"Kamu terlihat masih muda, berapa umur mu?" tanya Satya

"16 tahun, sekarang aku kelas 2 SMA. " jawab Hara

"Kita seumuran, ku harap kita bisa menjadi teman dekat. " Satya tersenyum lagi untuk kesekian kali nya

Mereka pun kembali berjalan-jalan dimalam yang dingin itu, melupakan sedikit masalah yang menimpa Hara.

"Terima kasih karena sudah menemani ku malam ini, aku senang memiliki teman baru seperti mu, " ucap Hara, walaupun ia basah kuyup tapi ia merasa senang .

"Sama-sama, aku juga senang memiliki teman seperti mu. Kamu menggemaskan dan manis,aku senang dapat mengenal mu. " jawab Satya

"Sampai jumpa lagi, " Hara melambai kan tangan nya kepada Satya ketika pemuda itu sudah berjalan menjauh dari area rumah Hara.

Hara memasuki rumah dengan perlahan, ia tahu pasti akan dimarahi oleh ibu nya jika ia ketahuan. Baru saja Hara akan naik ke anak tangga, tiba-tiba seseorang berdiri tepat di hadapan nya.

I want to be yours forever ||ENHYPEN SUNGHOON HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang