10

191 18 0
                                    


Sudah berbulan-bulan Hara tidak bertemu dengan Satya, ia bingung kenapa Satya menjauhi nya? Padahal ia tidak melakukan kesalahan apapun.

Sekarang Hara sedang berjalan menuju ibu nya berada sekarang, ia ingin bicara sesuatu dengan ibu nya. Mungkin itu bisa menjadi jawaban atas segala pertanyaan yang selama ini ia pendam.

"Ibu, aku ingin bertanya." ucap Hara

"Jangan ganggu ibu, mending sekarang kau tidur. Istirahat, sudah malam. Jangan sering begadang, tidak baik untuk kesehatan otak mu."

Hara menghela nafas nya lagi dan lagi, ia kembali menuju kamar nya. Ia menuruti ucapan ibu nya, karena ia tidak mau berdebat dengan nya.

Malam ini Hara tidur dengan cepat, mungkin karena ia lelah. Rembulan menyaksikan bagaimana selama ini Hara sulit tidur karena banyak pikiran, sekarang ia sedikit bisa melewati nya.

"Satya?" panggil Hara ketika ia melihat Satya ada di hadapan nya.

"Hai, " sapa Satya

"Kemana saja kamu? Kenapa baru muncul sekarang?" tanya Hara, sekarang kedua nya berada di pantai.

"Maaf karena sudah membuat mu menunggu, mau tidak berjalan-jalan bersama ku?"

"Mau lah," jawab Hara penuh binar

Kedua nya berjalan-jalan disepanjang bentangan pantai, berlari, bermain air dan tertawa riang bersama.

"Mari kita berdoa kepada Tuhan, banyak hal yang ingin aku sampai kan kepada Tuhan." ajak Hara dan Satya pun menyetujui nya, kedua nya menghadap ke arah luas nya lautan. Memejamkan mata sambil menyatukan kedua tangan dan berdoa.

"Hara? " panggil Satya dan hanya dijawab gumaman oleh Hara, ia tetap memejamkan mata nya karena ia ingin fokus berdoa

"Maaf kan aku, aku tidak bisa selalu bersama mu. Aku hanya lah ilusi yang kamu buat, aku bisa saja pergi tanpa kamu tahu. " ucap Satya dengan wajah menghadap kebawah

Hara terkejut mendengar itu, apa? ilusi? Kenapa Satya bicara seperti itu? dengan cepat Hara membuka mata nya. Ia pikir Satya masih berada di samping nya, namun nyatanya ia tidak ada.

"Tidak, jangan tinggalkan aku Satya. Ku mohon, jangan pernah tinggalkan aku sendirian. "ucap Hara, ia merasa takut. Ia takut selama ini ia hanya berhalusinasi dengan ada nya Satya

" SATYA!! TUHAN JANGAN AMBIL KEBAHAGIAAN KU! SATYA DIMANA KAMU! SATYAAAAAA!!

Hosh!hosh!hosh!!

Nafas Hara tersengal-sengal, keringat membasahi seluruh tubuh Hara. Ia merasa takut, ia menggenggam erat selimut nya. Merasakan rasa sakit yang begitu sakit yang menghantam hati nya, ia merasa takut.

"Apa itu semua hanya mimpi? Kenapa? Kenapa aku harus memimpikan nya?" ucap Hara, ia merasa takut.

"Satya, apa kamu nyata? Kenapa kamu meninggalkan ku?" malam ini menjadi saksi bagaimana sakit nya Hara harus berusaha menerima kenyataan.

Hara melihat ke sekeliling, mencari-cari sesuatu yang ia butuh kan.

"Dimana handphone ku? Aku harus memastikan sesuatu. " ucap Hara, ia beranjak dari ranjang nya lalu menggeledah laci, meja dan lemari mencari dimana handphone nya berada.

"Ishh!! Sial!! Handphone nya masih disita," kesal Hara, ia menatap kearah jam dinding yang masih menunjukkan pukul setengah dua pagi.

Karena Hara tidak bisa tidur, alhasil ia hanya berbaring sambil memainkan laptop nya. Ia bingung harus melakukan apa, yang jelas ia tidak boleh ketahuan jika ia bangun.

I want to be yours forever ||ENHYPEN SUNGHOON HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang