04

237 21 4
                                    


Sesampainya dirumah Hara berniat untuk kedapur, ia membeli makanan untuk kedua orang tua nya. Niatnya mau ia letakan di meja ruang makan, namun tidak jadi sehingga ia meletakkan di dapur saja. Itu hanya niat nya sebelum suara seseorang menginterupsi apa yang Hara lakukan, ia berbalik dan melihat kedua orang tua nya berdiri dengan tatapan tidak biasanya.

Ber sidakep dada sambil menatap anak semata wayang mereka, terlihat jelas raut kemarahan diwajah kedua nya.

"Sudah berani ya sekarang, diajarin siapa kau pergi keluar diam-diam seperti ini!!? " ucap Ayah, terdengar nada bicara nya meninggi

"Hara bosan, lagian Hara juga ada janji jadi nya pergi. Maaf karena tidak izin terlebih dahulu ke kalian, kalau izin pasti kalian tidak akan mengizinkan ku pergi kan? "ucap Hara, ia tetap memiliki keberanian untuk bicara apapun resiko nya

"Menjawab!! Sudah tahu kita tidak akan mengizinkan mu tapi nekat. Anak siapa kau? Berani nya membantah saja! " terlihat ekspresi sang ayah sudah tidak dapat berbohong lagi, amarah nya memuncak.

"Ayahh, Hara juga butuh refresing. Masa setiap waktu belajar terus, Hara juga bisa ngerasain lelah. "

"Kau itu bodoh, makanya kami suruh kau belajar. Menikmati hidup itu nanti saja saat kau sudah sukses, sekarang kau itu berjuang. Mau jadi apa kau nanti kalo kerjaan nya main keluyuran seperti ini? Guru mu di sekolah mengajar kan mu untuk apa? " ini lagi, Hara sudah sangat bosan dengan ini. Rencana masa depan, ia lahir dari keluarga sendok emas namun ia hidup nya sangat keras.

'Hara lelah ayah, kepala Hara pusing jika terlalu lama berkutat dengan buku-buku dan layar laptop yang penuh dengan tulisan dan materi. 'inner Hara

Tanpa mengatakan apapun lagi, Hara pergi meninggalkan kedua orang tua nya. Biarkan saja ia dimaki-maki oleh kedua orang tua nya, toh ia sudah terbiasa. Pasti rasanya tidak akan sesakit itu, biasa bukan berarti kamu bisa.

"Kurang ajar! Ayah masih bicara dengan mu anak bodoh! Kurang ajar sekali pergi begitu saja hahh!! " teriak Ayah, Hara tidak peduli. Ia tetap pergi begitu saja ke kamar nya.

"Biarkan saja bocah kurang ajar itu, dia mana bisa hidup tanpa uang kita. Nanti juga minta maaf dan menangis-nangis, merutuki kebodohan nya sendiri. " ucap Ibu yang berhasil menusuk dan menyayat hati Hara

'Tega ibu bicara begitu, aku anak ibu dan ayah kan? 'Hara tidak mungkin bicara itu dengan lantang, ia hanya bicara dalam hati nya saja.

Tak terhitung berapa kali kedua orang tua nya menyakiti dirinya, ia selalu mencoba untuk terbiasa namun tetap saja masalah perasaan. Ia akan tetap sakit hati, ditambah kekangan kedua orang tua nya yang tidak tahu perasaan membuat nya tertekan setiap waktu.

𝑇𝑖𝑛𝑔~~

Notifikasi pesan masuk kedalam ponsel nya, Hara membuka ponsel nya untuk sekedar melihat siapa yang mengirim pesan.

"Satya? " gumam Hara, yang mengirim pesan adalah Satya

|𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪?

𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩,𝘴𝘦𝘬𝘪𝘵𝘢𝘳 5 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘭𝘶|

|𝘚𝘺𝘶𝘬𝘶𝘳 𝘭𝘢𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘭𝘦𝘨𝘢.

𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳|

|𝘰𝘩 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵 𝘪𝘴𝘵𝘪𝘳𝘢𝘩𝘢𝘵, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘨𝘢
𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳.

I want to be yours forever ||ENHYPEN SUNGHOON HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang