08

198 17 0
                                    

Satya baru saja membeli roti di toko roti, ia bukan sengaja membeli nya. Ia disuruh oleh mama nya untuk membeli roti, karena roti dirumah sudah habis.

"Itu kan_

Tanpa babibu lagi Satya langsung berlari menghampiri nya dan menahan pergelangan tangan nya, terlihat orang itu terkejut dengan apa yang dilakukan Satya.

" kemana saja sampai tidak ada kabar?"tanya Satya dengan ekspresi datar nya

"Belajar," jawab nya

Satya menghela nafas nya kasar, ia sudah muak mendengar kata belajar untuk menjadi alasan nya melindungi diri nya dari amarah nya.

"Apakah belajar membuat mu melupakan segala nya? Bahkan kamu melupakan ku juga," ucap Satya penuh dengan siratan rasa kesal

"Maaf kan aku, tapi handphone ku disita oleh ayah ku. Aku tidak melupakan mu, aku minta maaf karena tidak mengabarimu. "

"Hara, apa kamu tahu seberapa khawatir nya aku ketika tidak mendapat kan kabar dari mu? Aku takut, aku merasa gelisah. Apa kamu tahu itu? Tidak kan, jangan seperti ini lagi. "

"Maaf kan aku, aku tidak akan mengulangi nya lagi. Tapi handphone ku belum juga kembali, nanti saat handphone ku kembali aku akan mengabari mu. " Hara terlihat tidak begitu bersemangat, wajah nya pucat dan bibir nya kering.

Satya menarik dagu Hara agar menatap nya, ia tidak suka dicueki.

"Kamu sakit?" tanya Satya dan dengan cepat Hara menggeleng

"Kamu sudah makan?" tanya Satya, sungguh ia sangat khawatir akan keadaan Hara. Sekarang sudah seminggu ia tidak bertemu Hara, ia malah bertemu dengan nya dan keadaan nya seperti ini.

"Jawab Hara! Kamu sudah makan apa belum?" Satya mulai kesal, ia tidak suka diri nya di cueki seperti ini

"Itu bukan urusan mu," ucap Hara, nada bicara Hara sangat dingin. Ia tidak seperti biasanya, Hara selalu memandang diri nya penuh binar dan sekarang ia begitu dingin padanya.

"Kamu kenapa? Aku buat salah sama kamu? " tanya Satya, sungguh ia takut kehilangan Hara

"Aku baik-baik saja, jangan peduli kan aku. Ketika handphone ku kembali pasti aku akan menghubungi mu lagi, jangan khawatir. "

"Kamu melupakan janji mu, seharusnya waktu hari selasa kamu datang dan bertemu dengan kedua orang tua ku. Tapi kamu tidak datang, aku kecewa tapi sekaligus khawatir." Satya mengatakan segala kekhawatiran nya kepada Hara

"Maaf kan aku, " lirih Hara

Satya muak mendengar kata maaf terus keluar dari mulut Hara, ia tidak bisa menerima itu semua. Pertemanan mereka sudah sangat dekat semenjak pertama kali bertemu, karena mereka berdua cocok.

"Berhenti mengatakan maaf kepada ku, Hara. Aku kecewa padamu, kamu tidak percaya pada ku sepenuhnya. Bahkan kamu takut menceritakan segala nya padaku seolah aku adalah orang asing, apa kamu benar-benar ingin kita menjadi asing? Jawab Hara, " Satya sangat kecewa, bukan apa-apa. Tapi ia merasa Hara tidak sepenuhnya bisa percaya padanya.

Hara segera mendongak kan kepala nya, ia menggeleng ribut. Air mata nya jatuh bersamaan dengan bibirnya yang mengerucut.

"Kalau tidak mau kenapa kamu begitu tidak percaya padaku? Katakan apa kesalahan ku? Apa kurang kedekatan kita selama ini? Sehingga kamu belum percaya kepada ku, aku tahu kita belum lama mengenal tapi aku jujur dalam lubuk hati ku bahwa aku sangat tulus kepada mu. "

"B-bbukan b-bbegitu hiks, ini masalah ku. Aku tidak ingin kamu ikut terkena masalah ini hiks. " Hancur sudah pertahanan Hara agar ia tidak terisak

"Lalu kenapa? Setidaknya kamu cerita sedikit agar aku merasa berguna menjadi teman mu. Kalau kamu tidak mau ya sudah, lebih baik kita tidak usah kenal saja. " Satya perlahan melangkah pergi meninggalkan Hara, tapi tangan nya lebih dulu ditahan oleh Hara.

I want to be yours forever ||ENHYPEN SUNGHOON HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang