11

180 15 0
                                    

Sudah beberapa hari ini Hara tidak semangat sekolah, ia begitu banyak pikiran, ia lelah, ia malas.

"Lo kaya gak punya semangat hidup aja, masih siang udah lemes aja lo." cibir Farrel yang kebetulan sedang berjalan disamping Hara yang akan pergi ke perpustakaan.

Hara tidak peduli, ia intinya lelah dan tidak mau diganggu. Merasa dicueki Farrel tidak peduli, jika itu Hara yang melakukan nya maka ia akan biasa saja.

"Mau ngapain lo ke perpustakaan, bentar lagi masuk." tanya Farrel

Seperti tadi, Hara tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan Farrel. Ia sudah berada di perpustakaan, sedang mencari-cari buku yang ia ingin kan.

"Ngapain lo baca buku kaya gitu? Aneh banget dehh, " kesal Farrel lalu merebut paksa buku yang ada di genggaman Hara.

"Apaan sih lo? Gaje banget, "ucap Hara tidak suka

"Lah lo ngapain baca buku ini, lo kenapa? Lo kan sehat, gak punya sakit apa-apa,"

"Apa nya yang sakit? Gue tanya, " ucap Hara

"Ya lo baca buku untuk mengatasi masalah mental, lo__ck.aneh banget tau gak. Baca yang lain kan bisa, jangan yang ini."

"Ya ngapa? Masalah buat lo, emang nyatanya gue lagi mengatasi masalah mental gue. Gue kayaknya emang suka halusinasi yang gak jelas, sampai semua nya terasa nyata. Gue gila Farrel, gue gila maka nya gue cari buku ini. "

Farrel langsung menarik paksa Hara keluar dari perpustakaan, ia tidak mau dimarahi oleh pengawas di perpustakaan itu.

"Lepasin gak?! Ngapain sih lo, aneh banget!!" kesal Hara

"Hara, gak ada orang gila yang ngaku gila. Tandanya kalau dia ngaku gila berarti dia gak gila, lo gak gila. Apa yng buat lo berspekulasi bahwa lo gila? Apa coba?! "

Hara diam, ia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Ia juga bingung kenapa diri nya jadi seperti ini, sudah berhari-hari ia merasa gila karena ia sangat merindukan Satya.

Hara berakhir kembali ke kelas, ia tidak mau melanjutkan perdebatan tidak bermanfaat itu. Ia lelah dan ia tidak mau tahu lagi, ia ingin sendiri.

"Kenapa lo? Cemberut gitu," tanya Cakra kepada Hara

"Gak apa-apa, " jawab Hara

"Gak apa-apa? Kenapa muka nya di tekuk gitu? Mau request masuk lemari, jangan cemberut napa?"

"Gue kangen Satya, " lirih Hara

"Ck.dia itu gak ada di dunia ini. Masih aja lo pikirin, sadar Hara. Dia itu cuma halusinasi lo, jangan dibawa kedua nyata."

"Gue sadar, Cakra. Gue masih sadar, gue sehat juga. Satya itu emang ada, jangan buat gue jadi tambah pusing."

"Lo pusing karena lo yang buat diri lo sendiri pusing, jangan nyalahin orang. Kayaknya emang lo harus sering-sering healing biar lo gak halusinasi kaya gini."

"Arghhh, GUE PUSING. RASANYA SEMUA ORANG MULAI ANGGAP GUE HALUSINASI, SAMA AJA KAYA GUE YANG GILA KAN!! TAHU AHHH, GUE PERGI AJA." Hara langsung menyambar ransel nya lalu pergi

"Oyyy!! Hara, sebentar lagi guru nya dateng. " teriak Cakra

Hara langsung pergi dari sekolah, ia muak, ia lelah. Rasanya ia seperti orang gila yang berbicara mengenai seseorang yang tidak ada didunia ini. Ia lelah, ia merasa tidak dihargai.

"Gue capek! Apa bener gue gila? Gue rasa gue emang bener kenal yang namanya Satya."

Hara hanya luntang-lantung tidak jelas di jam sekolah ini, karena ia lelah akhirnya ia memutuskan untuk pulang.

Plakk!!

Baru saja Hara sampai di rumah dan ia baru sekali menginjakkan kaki di ruang tamu, tapi ia tiba-tiba langsung di tampar dengan keras oleh seseorang yang tak lain adalah ibu nya sendiri.

Hara memegang pipi kiri nya karena rasa kebas yang menjalar keseluruh wajah nya, pipi nya pasti sangat merah karena tamparan itu.

"KAU INI BISA NYA CUMA MEMBUAT MASALAH! MEMBUAT KU MALU! MEMBUAT KELUARGA INI MALU!! SEDANG APA KAU HAHH PULANG DI JAM SEKOLAH SEPERTI INI! KAU MEMBUAT KU DI TELPON OLEH WALI KELAS MU HANYA KARENA SIKAP BODOH MU ITU!! KAU PIKIR AKU SUKA DENGAN TINGKAH MU, MERASA BANGGA MEMILIKI ANAK YANG BERANI SEPERTI MU!! " teriak nya penuh amarah

Hara sedang tidak mood, ia sedang tidak baik-baik saja. Kenapa ia pulang malah disambut dengan hal seperti ini? Ia lelah.

"DIAM BANGSAT!! GUE LAGI CAPEK JANGAN BUAT GUE MAKIN CAPEK DENGAN SIFAT LO YANG SELALU NGATUR GUE, GUE PIKIR LO GAK PERNAH PEDULI SAMA GUE MAKA NYA GUE BODOAMAT MAU NGAPAIN AJA. KENAPA SEKARANG LO PEDULI DAN MARAH SAMA GUE." kesal Hara, ia tidak bisa menahan rasa kesal nya lagi untuk kali ini, persetan bahwa ia sedang bicara Ibu nya.

Plakkk!!

"KURANG AJAR KAU!! BERANI KAU BICARA SEPERTI ITU KEPADA IBU MU SENDIRI, SUDAH MERASA HEBAT SEKARANG. APA BA__

" SEJAK KAPAN LO NGANGGEP GUE ANAK LO, BUKAN NYA LO BENCI SAMA GUE YA! LO SENDIRI YANG SELALU SIKSA BATIN GUE! KENAPA SEKARANG LO NGEMIS-NGEMIS SOPAN SANTUN KE GUE. LO KAN SAMA SUAMI LO GAK PERNAH NGAJARIN GUE SOPAN SANTUN. "

PLAKKK!!!

"ANAK DURHAKA!! BERANI BICARA SEPERTI ITU, DASAR TIDAK BERGUNA!!TIDAK ADA RASA TERIMA KASIH ATAU BERSYUKUR KARENA KITA SUDAH MERAWAT MU, SIALAN!! "

"YA GUE EMANG SIALAN!! SAMA KAYA KALIAN. INTINYA BUAH GAK BAKAL JATUH JAUH DARI POHON NYA. MAKA NYA SIFAT SIALAN GUE DAPAT DARI KALIAN, KALIAN LEBIH SIALAN DAN GAK BERGUNA DARIPADA GUE!!" Hara sudah benar-benar kesal, ia sangat marah.

"KURANG AJAR!! MINTA DI KASARIN YA!! "

Wanita itu langsung mendorong Hara yang terlihat sedang lengah ke tembok, ia kesal dengan sikap Hara yang terlalu tidak sopan.

Darah keluar dengan deras dari dahi Hara, wanita itu tidak peduli. Ia mendekati putra semata wayang nya itu, lalu berjongkok meng sejajar kan diri nya dengan anak nya.

"Ini akibatnya jika kau melawan ku, kau sudah membuang waktu kerja ku hanya untuk anak sialan seperti mu." setelah mengatakan itu, wanita itu pun pergi begitu saja.

Walaupun Hara merasa pusing, ia tidak terlalu peduli. Ia berdiri lalu segera pergi dari rumah, tenang saja ia tidak kabur. Melainkan pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka nya, ia masih sayang nyawa nya.

"Untung hanya luka kecil walaupun tidak bisa dikatakan kecil, tapi masih bisa dikategorikan kecil." ucap Dokter itu

"Tinggal bilang luka sedang aja apa susah nya, " cibir Hara

Dokter itu tersenyum mendengar ucapan Hara, pemuda dihadapan nya ini sangat realistis.

"Sudah saya obati, jangan sampai terluka lagi ya anak manis."

"Terima kasih," ucap Hara lalu pergi begitu saja

Hara kembali luntang-lantung tidak jelas, ia masih kesal dengan kejadian tadi. Ia memang selama ini memang diam, tapi bukan berarti ia lemah.

"Oyy Satya! Udah berbulan-bulan gue gak ketemu lo, sebenarnya lo itu ada apa cuma halusinasi gue aja?! " teriak Hara, dirinya sekarang sedang berada di taman

Ia selalu merasa bahwa memang Satya itu ada, ia tidak sekedar halusinasi. Namun itu semua nyata, ia baik-baik saja. Tidak gila, tapi kenapa semua orang mengira nya gila dan berhalusinasi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

ɪ ᴡᴀɴᴛ ᴛᴏ ʙᴇ ʏᴏᴜʀs ғᴏʀᴇᴠᴇʀ


Terlihat cupu ternyata suhu itulah Hara. Menurut kalian respon yang di kasih Hara ke ibu nya itu bener gak si?apalagi mengingat kelakuan ibu nya itu.Komen dong, jawab ya guys

TBC

I want to be yours forever ||ENHYPEN SUNGHOON HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang