truth

101 7 0
                                    

Semuanya campur aduk, mulai dari rasa dendam, sedih dan kekecewaan yang teramat besar membelenggu mereka.

Kematian Jay yang sangat menimbulkan luka didalam hati mereka ditambah dengan apa yang diceritakan Edward.

"Gua minta minta maaf sama kalian, maaf gua nyembunyiin hal sebesar ini", Edward menatap prince Jacquemus satu per satu.

"Gua gabisa ngomong gitu aja sama kalian kala itu, karena kalian pasti bakalan kecewa, meskipun umur Heeseung mau nginjak dewasa, tapi dia belum kuat buat nerima kenyataannya. Heeseung cuman dikasih tau kalo kerajaan udah di rebut sama bangsa werewolves, bahkan hal itu bikin dia hancur dan gamau makan beberapa minggu. Sedangkan kalian? Cuman tau kalo kerajaan bakal di bangun ulang dan suatu saat kita bakal kesana lagi"

"Waktu itu gua sama sekali gatau kalo raja bakal ngekhianatin kita semua, tapi, jatuh cinta gabisa disanggah, begitupun Jay, maapin dia biar dia bisa tenang pergi ke sana"

"Brengsek!", Heeseung berdecak kesal.

"Apa ayah sejahat itu sama ibu?", tanya Jungwon dengan suara yang bergetar.

"Lo harus terima kenyataannya won" Edward

Seketika tangis Jungwon pecah dengan cepat Jake memeluk Jungwon.

"Gua udah berpikiran jahat sama ibu, bang. Padahal dia udah berkorban banyak buat kita", ucap Jungwon dengan pipi yang sudah basah.

"Udah won, lo gatau apa apa, lo ga salah", Jake mengelus surai adiknya.

"Tapi kenapa Adelio ga tau kalo itu kerajaan milik ayah?" Sunghoon

"Saat itu Adelio seorang werewolves pendatang, cukup baru, makanya dia gatau dan kerajaan kita ga bisa di akses sembarang orang" Edward

"Lalu, apa hubungan nya dengan Jae Na?" Mavelline

"Gini. . "

------------

"Bagaimana kau bisa kesini yang mulia?", tanya Edward yang melihat Zivelas di Dark Wich.

"Ini keahlian ku yg tersembunyi, hehe", jawab Zivelas dengan kekehan kecil.

"Wah wah, hebat sekali" Edward

"Sudahlah, aku tidak ingin membahas itu" Zivelas

"Apa yang membawamu kemari?" Edward

"Aku ingin memberitahu mu bahwa... " Zivelas

"Ada apa yang mulia?" Edward

"Aku akan pergi ke dunia manusia" Zivelas

"Ma-maksudmu yang mulia? Apa kau tidak takut?" Edward

"Buku takdirku menunjukkan bahwa aku akan memiliki keturunan terakhir disana" Zivelas

"Yang mulia, bagaimana ini bisa terjadi?" Edward

"Ya, ini takdirnya. Aku sengaja membiarkan Rhiaonna merebut istana Alcazàr agar di masa depan nanti keturunan terakhirku mampu menaklukkan nya" Zivelas

"Lalu, bagaimana dengan prince Alcazàr?" Edward

"Lindungi mereka, Edward" Zivelas

"Bagaimana? Aku tidak bisa keluar jika aku belum menemukan sungai yang sama" Edward

"Ini salah satu elemen terbesarku, melindungi bangsaku dari kejauhan, maka dari itu, aku akan memberikannya padamu" Zivelas

"Sungguh? Aku tidak berhak atas hal itu" Edward

"Edward, kau sudah seperti kakak bagi para anak anakku, begitupun Mavelline, aku percaya padamu" Zivelas

"Terimakasih banyak, tapi, jika mereka bertanya tentang dirimu bagaimana?" Edward

"Mereka akan mengira aku hilang, dan ya, mereka pasti akan menanyakan dirimu, terutama adikmu. Aku akan membuat kematian palsu tentangmu, dan tentu, membuat sebuah roh" Zivelas

"Roh?! Tidak yang mulia, itu elemen yang dapat membuat energi mu terkuras habis" Edward

"Ini pilihanku, kau tidak bisa membatah seorang ratu" Zivelas

"Maafkan aku yang mulia" Edward

"Kemari"

--------------

"Saat itulah ratu ngasih gua elemen buat ngelindungin kalian semua" Edward

"Maksud lo?" Sunoo

Edward mengangkat tangannya, lalu cahaya merah muncul ditelapak tangannya.

"Bertahan, ini sedikit sakit" Edward

Prince Jacquemus menatap Edward dengan tatapan bingung.

Tiba tiba saja Edward melemparkan cahaya itu pada prince Jacquemus, Mavelline dan Jae Na.

Teriakan hebat terdengar keluar dari mulut mereka.

"GILA! APAA ITU TADI?!" Sunghoon

"Sedikit sakit katamu? HEY! DASAR KAU PEMBOHONG!", Mavelline membentak Edward, sang empu hanya tersenyum.

"Sekarang penglihatan kalian udah kebuka, liat aja keluar istana" Edward

Mereka nampak kebingungan, satu per satu dari mereka melihat luar istana dari jendela.

"A-apa ini?!" Jae Na

"Wah... Gede amat", Ni-ki ternganga.

Terlihat sebuah cahaya besar berwarna hitam dan merah membentuk sekeliling istana, dengan butiran seperti kristal berwarna emas.

"Ini. . Portal?" Heeseung

"Tidak, ini Light Of Truth" Mavelline

"Hah?" Sunoo

"Light Of Truth, cahaya yang bisa ngelindungin bangsa vampir dari serangan musuh, elemen ini hanya dimiliki sama keturunan Vorcanos" Edward

"Vorcanos? Maksudmu..." Mavelline

"Vorcanos adalah kasta tertinggi dari bangsa vampir, mereka memiliki banyak elemen hebat, salah satunya adalah ini", jelas Edward sembari menunjuk cahaya itu.

"Tapi, kita kan keturunan Revenji Jacquemus" Jake

"Sebenarnya, ratu Zivelas merupakan keturunan Vorcanos, dan raja Alberthos adalah keturunan Revenji. Tapi kasta Vorcanos lebih tinggi daripada kasta Revenji. Sebenarnya, kalian adalah prince Revenji Alcazàr, namun, setelah istana Alcazàr jatuh ke tangan Rhiaonna, ratu menyelesaikan semuanya"

"Ah ya, Mavelline, kau membaca buku tentang keturunan terakhir Revenji Jacquemus bukan?"

Mavelline hanya mengangguk menanggapi pertanyaan Edward.

"Itu merupakan buku ciptaan ratu. Ratu sengaja membuat itu agar kalian tidak terlalu kebingungan. Dan sebenarnya, buku itu memiliki lanjutan"

"Lanjutan? Dimana?" Heeseung















PT. 38 (kebenaran?)
>>ITP.VMPR.VL-33

[NEW VER]

In The Past - [Another World] : new verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang