Sebelumnya. . .
"Aku mendengar Ni-ki berteriak" Mavelline
"Ck, tuh anak caper nya mulai" Jungwon
"Udahlah, takut kenapa napa" Jae Na
"Ayo" Edward
Keempatnya berada di perpustakaan sedangkan Heeseung, Sunghoon, Sunoo dan Jake menyiapkan pemakaman Jay.
Karena Ni-ki berteriak, akhirnya mereka memutuskan untuk menemuinya.
Tapi, saat tiba di ruang tengah, mereka dikejutkan dengan seorang wanita bergaun merah tua dan jubah emas nya.
"Siapa kau?" Edward
Wanita itu berbalik badan, alangkah kagetnya mereka berempat, "I. . Ibu?", ucap Jae Na dan Jungwon bersamaan.
"Ratu Zivelas?!", begitupun dengan Edward dan Mavelline yang langsung membungkukkan badannya.
"Anak anakku, kemari sayang", Ratu Zivelas merentangkan tangannya.
Jae Na dan Jungwon berlari ke pelukan Zivelas, mereka menangis deras disana, rasa rindu yang sudah amat terpendam di lubuk hati mereka akhirnya terobati.
"Ibu gaboleh pergi lagi, ibu harus bareng uwon sama abang", Jungwon menangis menatap Zivelas.
"Tentu sayang, ibu akan selalu ada disisi kalian" Zivelas
Sedangkan Jae Na hanya menangis hebat, "hey, sudahlah jangan menangis, gadis kecil ku"
'Gadis kecilku', panggilan yang sangat dirindukan Jae Na setelah ibunya tiada, rasanya seperti mimpi, "ibu, berjanjilah setelah ini tidak akan pergi meninggalkan kami", pinta Jae Na
Dan Zivelas mengangguk sebagai jawabannya, kini suasana terasa sangat hangat, kebahagiaan kembali membelenggu ruangan istana.
"Tapi bu, Jay. . " Jungwon menunduk
"Maafkan kami yg telah gagal menjaga para pangeran yang mulia", Mavelline merubuhkan badannya dihadapan Mavelline, begitupun Edward.
Zivelas tersenyum, "bangunlah, kalian tidak bisa seperti ini lagi"
"Bu, Jay telah tiada" ucap Jae Na dengan nada bergetar.
"Tadinya begitu, dia memang nakal, ibu harus membujuknya dengan sedikit kasar"
Ucapan Zivelas berhasil membingungkan keempatnya, akhirnya Zivelas pun membawa mereka ke kamar Jay.
"Lo ga berhak bilang kaya gitu, gua juga udah ngelakuin dosa besar, tolong jangan salahin diri lo sendiri, ini udah takdir kita, kita harus jalanin ini meskipun rasanya pahit, lo ga perlu minta maaf kaya gitu, gua pantes nerima ini karena dosa gua dimasa lalu, tapi, ini bukan saatnya gua pergi, gua masih harus lindungin kalian", jelas Jay panjang lebar.
Dengan cepat Jay memeluk Jake, "udahlah bro, jangan nangis lagi, lo makin jelek tau ga"
"Tai lu", Jake sedikit terkekeh.
Sekarang semuanya tersenyum kembali setelah melihat Jay hidup kembali, begitu pun Ni-ki yang dari tadi tidak bisa berhenti tersenyum lebar, jadi cringe.
"Wah, ada yang sedang berbahagia disini"
Suara yg terdengar tidak asing di telinga mereka, berhasil membuat mereka menoleh cepat.
"I. . Ibu?!!!!"
Zivelas tersenyum, Sunoo berlari dan memeluk Zivelas sangat erat, "tolong Tuhan, aku sedang tidak bermimpi bukan?", ucap Sunoo dengan air mata yg tidak bisa dibendung lagi.
Zivelas melepaskan pelukannya, "tentu, unooo nyaa ibu, ini bukan mimpi masa kecil mu", jawab Zivelas sembari mencubit pipi gembulnya Sunoo, Sunoo tersenyum lebar.
Tatapan Zivelas teralihkan pada Heeseung yang sedari tadi mematung, "Heedeungii, hehehe, pasti kau ingin sekali mendengar itu dari mulut ibu kan?"
Seketika tangis Heeseung pecah, ia berjalan menghampiri ibunya dan memeluk nya, "kau sudah besar sayang", Zivelas mengelus surai putranya.
"Jangan bilang gitu, malu, Heeseung udah jadi abang", ucapan Heeseung berhasil membuat semuanya terkekeh.
"Terimakasih kau sudah menjaga adik adikmu dengan baik sayang"
"Ga bu, Jay hampir pergi ninggalin kita semua, Heeseung ga becus jagain adik adik Heeseung"
"Hey, ini bukan salahmu sayang, Jay memang nakal, berani beraninya dia meninggalkan kalian, awas ya Jay", Zivelas menatap Jay, Jay hanya tersenyum manis.
"Minggir lo giliran gua", Sunghoon mendorong Heeseung ke pinggir dan memeluk ibunya erat dan tangisan Sunghoon sangat keras.
Zivelas tertawa, "wah, kembaran ibu sudah dewasa ternyata, hahhaha"
"Aishh, ibu honnie ngambek!", Sunghoon cemberut, yang lainnya menatap jijik.
"Hahahha, kau masih sama ternyata ya, maafkan ibu ya, honnie", Zivelas mengelus pipi Sunghoon.
"Kalo ibu pergi lagi, honnie gamau makan setaun"
Semuanya tertawa mendengar itu, "ih, ngapain kalian ketawa?!"
Tingkah Sunghoon selalu menjadi seperti anak kecil ketika bersama dengan ibunya.
Tatapan Zivelas teralihkan pada Ni-ki yang terluka sekujur tubuhnya, ia menghampiri Ni-ki, "sayang, ada apa denganmu?", tanya Zivelas khawatir.
"Itu salahku, bu, maaf", ucap Jae Na, Zivelas mengerti.
"Kau memang anak kuat, ikiii, hehhehe"
"Ibu jangan manggil Ni-ki pake nama itu dong, HWAAAAAA", tangisan Ni-ki pecah dia menangis lebih kencang dari Sunghoon dan Heeseung.
"Jangan menangis, maafkan ibu, ahahha", Ni-ki memeluk erat Zivelas dan Zivelas mencium pipi Ni-ki, "anak ibu memang anak yang kuat"
"Terimakasih kau telah kembali sayang", Zivelas mengelus pipi Jay
Ah, ada satu lagi, Jake.
Jake dari tadi nampak tidak berkutik sedikit pun, "Ikeuu, kau tidak merindukan ibu sayang?"
Jake hanya diam dengan mata yg memerah, Zivelas dengan cepat menarik anaknya itu kedalam pelukannya.
Dan Jake rapuh disana, air matanya mengalir tapi tidak ada suara sedikitpun yang keluar dari mulutnya, nafasnya nampak sesak, ia menangis dalam kesunyian.
Sungguh, menangis dalam keadaan tidak bersuara merupakan tangisan yang amat menyiksa.
PT. 40 (rumah sesungguhnya)
>>ITP.VMPR.VL-40[NEW VER]
Note : sedi amat hiks hiks
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Past - [Another World] : new ver
VampirWhen the worlds of vampires and humans unite in a relationship called 'love'? Apa yg terjadi? Tiba tiba datang seorang gadis aneh ke dunia vampir dan disitulah peristiwa besar terjadi who is she really? Gadis itu selalu saja membuat teka teki setiap...