disappointed

147 12 2
                                    


"Bang jay?"

"Nu, bang jay kenapa?" tanya Ni-ki

"Gua gk bisa jelasin sekarang, keadaannya darurat banget" Sunoo

"Apa dia baik baik aja? terus, dimana bang Heeseung sama Sunghoon? kalian udah ketemu Jae Na sama Jungwon kan?" Jake

"Jake, kau tidak usah cemas berlebihan, yg penting kau tetap disini dan jaga Ni-ki serta Jay" Mavelline

"Nu, velline, gua minta maaf" Jake

"Udahlah bang, ini bukan salah siapa pun, jangan minta maaf terus terusan" Sunoo

"Bener kata bang sunoo, ini semua udah takdir" Ni-ki

"Ayo sunoo, kita kembali" Mavelline

Sunoo mengangguk, "bang, jaga Ni-ki sama bang Jay", ucap Sunoo kemudian ia pergi dengan Mavelline

-

"Dimana mereka?"

"Tuan, mereka tertangkap, bahkan disekap"

"Apa?! berani beraninya mereka melakukan itu pada anak anakku!"

"Apa yg harus kita lakukan?"

"Hanya satu cara, berperang"

"Baiklah, persiapkan para warrior"

"Baik nyonya"

"Kali ini aku akan memenangkannya, karena, Zivelas dan Alberthos sudah tiada"

"Kau tidak tahu ramalan nya?"

"Ramalan apa maksudmu?"

"Bangsa kita akan kalah, karena ada keturunan terakhir yg datang"

"Aku tidak percaya hal hal seperti itu"

"Jangan lengah, dan jangan terlalu percaya diri"


"Kakakmu akan baik baik saja sayang, jangan menangis"

"Apa maksudmu kakak?" Jae Na

"Jungwon kakakmu Jae Na, bahkan mereka semua juga kakakmu"

"Bagaimana bisa?"

"Kau akan mengetahui nya sendiri"

"Apa kau benar benar ibuku?"

"Tatap mata ibu sayang, apa ibu berbohong?"

Jae Na menatap mata Zivelas, hati mungilnya berkata itu benar benar ibunya

"Ingat kata kata ibu, jangan pernah dengarkan suara pikiran mu, tapi, dengarkan suara hatimu"

"Ibu. . .kau benar benar ibuku, aku sangat merindukan mu" Jae Na memeluk Zivelas

"Ibu juga merindukan mu sayang" Zivelas

"Tunggu, ibuku sudah meninggal, bagaimana bisa kau mirip dengan ibuku?" Jae Na seketika melepaskan pelukannya

"Ibu akan menjelaskan itu, tapi tidak sekarang"

"Kenapa?"

"Bukan waktunya, maaf Jae Na ibu tidak bisa berlama lama disini, ibu harus pergi"

"Ibu akan pergi kemana?"

"Suatu tempat, kakakmu dalam bahaya, tolong jaga Jungwon dan jaga juga dirimu"

Zivelas memegang lengan Jae Na, "ingat ini, jika kau ingin keluar dari tempat yg buruk ini, kau harus selalu bersama kakakmu oke?"

"Baiklah tapi aku ingin ibu bersama kami"

"Maaf Jae Na ibu tidak bisa"

Zivelas pergi, "ibu!!!", teriak Jae Na

"Ahh" suara lembut Jungwon

"Jungwon", Jae Na segera menghampiri nya

"Won, lo gapapa kan?" Jae Na

"Jae Na, perut gua agak sakit" Jungwon mendudukkan dirinya

"Itu karena luka tusukan vernon" Jae Na

"Vernon!! dia gk nyakitin lo kan? lo gapapa kan?" Jungwon

"Gua gapapa won, gua khawatir sama lo" Jae Na memeluk Jungwon dan menangis

Jungwon tersenyum, "liat gua gapapa kan?", Jungwon melepaskan pelukannya

"Gatau kenapa ketika lo luka, itu bikin gua sedih, " Jae Na

"Why? lagian gk mati kok" Jungwon

"UDAH LAH GUA TINGGALIN YA LO!" ancam Jae Na

"Eh eh jangan dong maaf maaf" ucap Jungwon dan Jae Na tidak jadi pergi

"Na, lo tahu gk? gua kayak mimpi ketemu ibu, terus dia nyembuhin luka gua" Jungwon

"Itu bukan mimpi, liat luka lo" Jae Na

Jungwon melihat luka di perutnya, seketika hilang, "berarti ibu. . . "

"Iya, dia nemuin lo won" Jae Na

"Ibu beneran datang? sekarang dia dimana?" Jungwon

"Ibu pergi won, dia ada urusan yg penting" Jae Na

"Sepenting itu sampe ninggalin gua?" Jungwon

"Gk gitu won lo jangan ngira kayak gitu" Jae Na

"Ck! Dari dulu gua kecil ibu gk pernah ngasih gua perhatian!" Jungwon

"Won! Asal lo tahu, ibu pergi nyelametin kakak lo!" Jae Na

"Oh ya? Gimana caranya biar gua bisa percaya?" Jungwon

"Gua gk punya bukti sekarang, tapi-" Jae Na

"Udahlah, cape gua denger kebohongan ibu terus" Jungwon


"Ahhhhhh euhhhh"

"Ternyata lo udah sadar" Heeseung menghampiri Loralyn dan Abram

"Lepasin gua!" Loralyn

"Ckck, gk semudah itu lah" Sunghoon

"Hoon, enaknya diapain ya?" Heeseung

"Eum, party darah aja gimana? Seru tuh" Sunghoon

"Sabilah. Ada kata kata terakhir?" Heeseung

"Ahah, lo kira lo bisa bunuh gua semudah itu? Gk haha" Abram

"Lo malah ngundang kematian adik² lo sendiri" Loralyn

"Bener, bego banget mereka" Abram

"AHAHHAHAHH" Loralyn dan Abram tertawa jahat

"AA-"

Satu sayatan dalam terukir di leher Abram dan Loralyn

"Jangan pernah lo ngomong kayak tadi" Heeseung

"Kenapa? jangan percaya diri kalo adik adik lo bakalan selamat seung" Loralyn

"Lo pikir dengan cara lo nyiksa gua sama loralyn bakalan nyelesain masalah? pendek banget pikiran lo" Abram

Heeseung benar benar marah, matanya kembali berwarna merah pekat, ia siap menyerang Abram dan Loralyn lagi, namun. . .

"Bang, jangan kebawa emosi, emosi gk bakalan nyelesain apa apa" Sunghoon mencoba menenangkan Heeseung

"Huft. . . " Heeseung menghela nafas kasar

Heeseung mencengkram kedua pipi Abram, "Lo yg bakalan mati duluan" Heeseung









PT. 32 (kecewa)
>>ITP.VMPR.VL-32

[NEW VER]

In The Past - [Another World] : new verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang