Berita tentang Zyva yang dijadikan taruhan oleh Adzlan menyebar luas seantero kampus. Banyak laki-laki yang tidak menyukai hal itu, karena banyak diantara mereka yang diam-diam menyukai Zyva namun mereka tak berani karena selalu ada Abhizar yang bersamanya.
Buka hanya lelaki yang menyukai Zyva saja yang geram akan hal itu, Ririn selaku sahabat Zyva pun kesal mendengar nya, Abhizar pun sama setelah mendengar berita tersebut dari teman-teman sekelasnya ia langsung bergegas menuju kelas Zyva, ia heran mengapa Zyva tidak menceritakan hal sebesar itu kepada dirinya.
"Kenapa kamu enggak cerita sama kakak, Zyva?" Tanya Abhizar tanpa menatap gadis itu. Tidak, ia tidak marah, ia hanya sedikit kesal mengapa Zyva tidak cerita padahal gadis itu menganggapnya sebagai abangnya.
"Buat apa?"
Cowok itu menatap Zyva dengan tatapan tak mengerti. "apa katamu tadi? Buat apa?" Abhizar tak paham dengan gadis satu ini. "Zy, kamu itu udah saya anggap adik saya sendiri, ya saya nggak terima kamu dijadikan taruhan kaya gitu" ucap Abhizar menggeleng tak percaya.Zyva membalas tatapan Abhizar dengan teduh, ia tau sekarang cowok itu sedang kesal karena saat marah ataupun kesal Abhizar akan menggunakan kata 'saya' dalam kalimatnya. "Aku nggak mau kalian sampai ribut gara-gara hal itu kak"
Abhizar menghela nafas"Tapi kamu bisa cerita ke kakak Zyva, enggak kaya sekarang, kakak tau dari orang lain"
"Iya aku tau aku salah, aku minta maaf" ucap Zyva menunduk.Abhizar menarik Zyva dalam pelukannya. "Kakak nggak mau kamu direndahin kaya gitu, Zy" bisik Abhizar yang dibalas anggukan gadis itu
Abhizar melepaskan pelukan nya dan menatap Zyva serius. "Kalau ada apa-apa cerita aja, jangan sungkan, kamu ini udah seperti adikku sendiri, Zy, jadi kalau ada apa-apa cerita ya cantik." Abhizar mencubit gemas pipi Zyva membuat gadis itu meringis, Abhizar terkekeh melihatnya.Tanpa mereka sadari seseorang sedang memperhatikan mereka dengan mata berkaca-kaca. "Benar dugaan gue, kak Abhizar suka sama Zyva." Ucap orang itu yang kemudian pergi karena sudah tidak kuat melihat itu.
🐼
Bel pulang ada hal yang paling ditunggu-tunggu setiap orang, baik anak sekolah, mahasiswa atau pun para pekerja, setelah lelah beraktivitas mereka ingin cepat-cepat istirahat di rumah.
Seperti sekarang ini, setelah selesai dengan mata kuliahnya, Zyva langsung membereskan barang-barangnya dan meninggalkan kelas disana terdapat seorang cowok yang sedang menunggu seseorang. Ia adalah Abhizar yang sedang menunggu Zyva memang sudah menjadi kebiasaannya menunggu Zyva keluar kelas.
"Udah?" Tanya Abhizar saat melihat Zyva keluar kelas.
"Udah yu"Mereka berdua berjalan beriringan dengan canda tawa, membuat siapa pun yang melihat akan merasa iri dengan kedekatan mereka. Saat di perjalanan tiba-tiba seseorang memanggil Zyva, mereka berdua beralih menatap orang yang tadi memanggil Zyva, terlihat Adzlan yang berlari ke arah mereka.
Abhizar yang melihat Adzlan berlari ke arah mereka spontan langsung berdiri di depan Zyva, mencegah cowok itu berhadapan dengan gadisnya. "Mau ngapain lo?" Sarkas Abhizar.
"Gue ada perlu sama dia" balas Adzlan dengan napas tersengal sebab lari. Menunjuk ke arah Zyva, sedangkan gadis itu hanya diam di belakang Abhizar.Abhizar menatap Adzlan tak suka. "Mau ngapain? Mau jadiin dia taruhan lo lagi? Denger ya gue nggak akan biarin lo deket-deket sama Zyva " Abhizar menarik kerah baju Adzlan. Abhizar sudah sangat emosi dengan cowok ini, bisa saja ia menghabisi cowok di depannya jika saja Zyva tidak memintanya untuk segera pergi.
"Kak udah, kita pergi aja" ucap Zyva memohon, ia tidak mau Abhizar ribut di sini. Gadis itu beralih menatap Adzlan dengan enggan. "Sorry kak, gue sibuk" ucapnya sembari menarik tangan Abhizar, jika dibiarkan ia yakin akan ada keributan yang terjadi.
🐼
"Tuh kan kakak malah ribut sama kak Adzlan, ini alasan aku kenapa aku nggak cerita ke kakak" ujar Zyva saat mereka tiba di parkiran.
"Sorry zy, kakak udah terlanjur emosi, enak aja dia udah tau salah masih berani deketin kamu." Balas Abhizar berapi-api
Zyva menghela nafas. "Jangan kaya gitu lagi ya kak, aku nggak suka." Ucap Zyva mengusap pipi Abhizar, menenangkan. Membuat Abhizar tersenyum
Cowok itu mencubit pipi Zyva gemas. "Iya sayangku." Ia heran mengapa dirinya bisa bertemu dengan gadis menggemaskan ini.
"Yaudah yu kita pulang" Abhizar membukakan pintu untuk Zyva.Tanpa mereka sadari, ternyata Adzlan mengikuti mereka berdua. "Kenapa gue nggak suka ya kalau Zyva deket-deket Abhizar? Apa gue suka ya sama gadis itu?" Pikirnya. "Ah nggak mungkin gue suka sama dia, apa si lo dzlan ada-ada aja pikiran Lo" lanjutnya menepis pikiran tersebut. "Tapi kalau dilihat-lihat Zyva cantik juga, manis lagi" Adzlan membayangkan gadis yang telah disakiti nya.
🐼
Hmm kira² Adzlan dapat maaf dari Zyva nggak ya?
Nah kalau mau tau marih baca bab selanjutnya
Happy reading kawan >.<
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Kita
General Fiction"LDR yang rumit itu bukan LDR yang beda kota atau negara, tapi LDR yang beda rumah ibadah." Kalimat itulah yang sesuai untuk pasangan yang satu ini, mereka saling mencintai namun karena suatu perbedaan yang membuat mereka harus memikirkan kedepannya...