Part 3 | Kehidupan baru Zyva

31 11 0
                                    

Hari baru bagi seorang gadis bernama Zyva Nidya Qabila. Ya hari ini ialah, hari dimana ia memulai pendidikan barunya di universitas idamannya.
"Semoga hari ini menyenangkan"ucap gadis itu menarik napas sebelum kemudian melangkah memasuki bangunan besar itu.

Saat ia baru menginjakkan kaki di dalam, seseorang memanggilnya. Ia membalikkan tubuhnya untuk melihat orang yang memanggilnya tadi, terlihat seorang cowok berlari ke arah nya.
"Hai." Sapanya ramah dengan senyum yang mampu memikat kaum hawa, ya siapa lagi kalau bukan Abhizar Elfathan Al-ghifari
"Kak Abhizar."
"Jadi masuk sini ternyata."
"Iya kak." Balas Zyva, menunduk tak berani melihat kakak tingkatnya itu.
"Ngambil apa?."
"Psikologi, kak."
"Wah berarti kita sama ya." Balas Abhizar tersenyum manis yang dibalas anggukan kepala oleh Zyva.

Zyva mulai tak nyaman dengan kehadiran Abhizar di hadapannya, bagaimana tidak saat ini banyak pasang mata yang menatapnya tidak suka. Apa Ka Abhizar most wanted di sini?. Tanyanya dalam hati.
"Yaudah kak aku ke kelas dulu." Pamitnya
"Eh tar dulu." Ucap Abhizar membuat Zyva mengurungkan niat. "Gue anter, lo baru di sini nanti yang ada lo malah nyasar." Lanjutnya berjalan mendahului zyva.

🐼

Abhizar benar-benar mengantarkan Zyva sampai ke kelas. Sebenarnya tadi Zyva ingin menolak tawaran cowok itu, namun karena ia masih baru di sini dan belum mengetahui dimana letak kelas nya, jadi ia memutuskan untuk menerima tawaran Abhizar.

Mereka berdua sudah tiba di depan kelas Zyva. "Belajar yang bener ya, cantik." Pesan Abhizar. "Kalo ada apa-apa telpon gue aja." Abhizar mengusap pucuk kepala Zyva membuat gadis itu terdiam. Sedari tadi ia merasa risi sebab banyak pasang mata menatap nya tak suka, apalagi saat mereka melihat Abhizar mengusap kepala Zyva.
"Yaudah gue ke kelas dulu, bye Zyva." Pamitnya lalu pergi menuju kelasnya.

Setelah kepergian Abhizar, gadis itu memasuki kelas nya yang ternyata sudah ramai orang. Zyva melangkah menuju tempat duduk bagian kedua dari belakang.

"Hai, boleh gue duduk di sini?." Tanya seorang cewek.
Zyva menatap orang yang baru menyapanya. "Boleh, silahkan aja."
Cewek itu pun duduk di samping Zyva. "Gue Ririn, nama lo siapa?." Tanya Ririn ramah sekaligus mengulurkan tangan.
"Zyva." Jawab Zyva membalas ulurun tangan teman barunya.
"Gue boleh nggak jadi teman, lo?."
"Lo yakin mau jadi teman gue?." Zyva memandang Ririn yang dibalas anggukan gadis itu. "Oke gue mau jadi teman lo." Ucap Zyva membuat Ririn tersenyum.

Percakapan mereka terhenti setelah dosen yang mengajar memasuki kelas. Kelas berlangsung dengan tenang dan damai.

🐼

Bel istirahat berbunyi nyaring, wajah-wajah mahasiswa dan mahasiswi yang semula terlihat lesu langsung bersinar. Setelah dosen yang mengajar mengakhiri pelajaran, mereka semua langsung berhamburan menuju kantin.

Zyva dan Ririn pun melakukan hal yang sama, sedari tadi kedua perut gadis itu sudah berbunyi, minta diisi. Saat perjalanan menuju kantin, tak sengaja Zyva bertabrakan dengan seorang cowok.
"Aw." Zyva meringis.
"Kalo jalan tuh pakai mata." Ucap cowok itu dingin.

Zyva yang mendengar perkataan cowok tersebut langsung naik vitam. "Heh lo punya otak tuh dipake. Dimana-mana jalan tuh pake kaki, bukan pake mata. Lagian lo duluan yg nabrak gue." Ucap Zyva tak terima.
Cowok itu menaikan sebelah alisnya. "Benarkah?."

Zyva semakin kesal dibuatnya. Baru Zyva ingin membalas, namun Ririn mencegahnya. "Udah Zyv, kita pergi aja." Bisik Ririn.
"Sorry ya, kak." Ucap Ririn meminta maaf.
"Tolong buat teman lo ngerti." Balas cowok itu dingin kemudian berlalu pergi.

🐼

Saat tiba di kantin, Zyva masih saja kesal dengan kejadian tadi. Bagaimana tidak, jelas-jelas dia tidak salah malah dia yang disalahkan. "Lo kenapa si tadi malah narik gue?." Sungut Zyva kesal.
Ririn menatap Zyva serius. "Lo nggak tau dia siapa?." Zyva mengedikan bahu, dia memang tidak tahu siapa cowok itu.
"Dia kakak tingkat yang paling disegani seantero kampus ini. Namanya Adzlan Arkana Al-Farezel, orang-orang biasa manggil dia Adzlan, enggak ada yang mau berurusan sama dia." Jelas Ririn.

Zyva mengernyit kan dahi. "Emang kenapa kalau ada yang berani berurusan sama dia?." Tanya Zyva tak mengerti .
"Kalau ada yang sampai berani, orang itu enggak akan lepas dari bayang-bayang dia." Jawab Zyva dramatis.
Saat Zyva ingin membalas, segerombolan cowok memasuki kantin. Zyva menatap segerombolan cowok tersebut. Ralat hanya kepada cowok yang tadi menabraknya yang dibalas cowok itu, tatapan itu seakan mengatakan urusan kita belum selesai.

🐼













Udah dapet tiga part nih gusy......

Bagaimana ceritanya nih? Menarik?

Vote and komen ya guys biar aku tambah semangat

Happy reading kawan>⁠.⁠<



Tentang KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang