^^

1.4K 120 9
                                    

Kapak terseret pada lantai berlukis cairan merah berbau amis, derit akibat besi tajam penuh darah yang bergesekan pada lantai terdengar menyayat, teriakan kesakitan memenuhi gudang terbengkalai di dalam hutan. Potongan jari manusia menyebar. Pemilik jari sekarat. Sang pelaku dengan tenang masih terus memotong jari-jari tangan korban. Permohonan untuk berhenti terdengar memilukan, pelaku tak memberi ampunan.

Jonggun, ia sedang melakukan sebuah 'pekerjaan'. Matanya memandang orang yang tengah sekarat dihadapannya, dan itu adalah ulah nya. Alih-alih merasa bersalah, netra hitamnya justru memandang muak, siapa suruh tak mampu mengembalikan uang miliknya?

Pria Yamazaki menggenggam tinggi kapak penuh darah. Diayunkan kapak dengan membabi buta, ia menikmati jerit kesakitan yang menyapa telinga, Jonggun terus melakukannya hingga membuat kepala orang yang ada dihadapannya terpisah dari badan.

Jonggun memandang datar, tak merasa bersalah barang setitik pun. Ia mengambil rokok pada celananya, tangan penuh darah miliknya dengan santai menaruh sebatang rokok pada bibir. Setelah rokok menyala, ia mengamati jasad tanpa kepala didepannya. Kaki berbalut pantofel hitam menendang kepala manusia yang telah terlepas, menendang kuat seolah kepala manusia itu adalah sebuah bola.

Jonggun berjalan keluar dari gudang terbengkalai itu, ia memberi perintah kepada bawahannya yang menemani dirinya hari ini, "Ambil organnya, jual. Bersihin tempat ini sampai bersih, jangan ninggalin bukti apapun."

Para bawahannya mengangguk patuh. Jonggun menuju mobilnya, ia masuk masih dengan rokok yang ia sesap. Jonggun ingin cepat sampai rumah. Apa ya yang kira-kira dilakukan oleh Kim Jungoo?

Bibir Jonggun terangkat, ia bersmirk. Ah, ia tak sabar. Ditancap gas mobil dengan kencang, ia mengebut. Kim Jungoo, sungguh mainan yang sangat menyenangkan menurut Jonggun.
.

.
Tangan berbau darah membelai wajah tidur yang nampak gelisah. Jejak air mata pada pipi tirus terlihat dalam penerangan yang tak begitu terang. Jonggun duduk pada pinggiran ranjang, ia mendekatkan wajahnya, mengamati dengan intens manusia yang yang sangat menarik(?) menurutnya.

Jungoo terganggu, ia terbangun. Dalam kamar temaram ia melihat sesosok yang menjadi mimpi buruknya beberapa saat lalu tepat pada hadapannya. Jungoo terkejut, ia refleks melayangkan pukulan pada wajah pria dihadapannya.

Kejadian itu berbuah hening. Kim Jungoo, ia menatap horor kepada Jonggun yang terus menunduk. Merasa akan ada sebuah bencana Jungoo segera ingin kabur, tetapi tangannya dicekal.

Suara lirih dari tawa yang mengerikan mulai mengisi indra pendengaran Jungoo, ia bergidik, seluruh tubuhnya terasa terintimidasi. Tangannya terasa patah karena cengkraman yang begitu kuat. Lambat laun suara tawa mengerikan itu semakin kuat. Jungoo terus menunduk, tangannya yang bebas menggenggam baju yang dikenakannya dengan kuat.

Jonggun tergelak, tawa bak psycho yang sangat mengerikan menggema. Jonggun mendongakkan dagu pria yang sedari tadi menunduk dihadapannya. Ditekan kuat rahang berbalut kulit putih pucat tersebut. Sepasang mata itu terus menutup, tak berani menatap dirinya. Jonggun melonggarkan cengkeramannya, ia mengusap dengan ibu jari bibir Jungoo yang terkatup rapat, membuat efek kejut pada pemuda berambut pirang.

"Buka mata lo, Kim Jungoo." Perintahnya dengan suara rendah.

Yang diperintah membuka mata dengan hati-hati, pemandangan pertama yang dilihat Jungoo adalah bagaimana pria Yamazaki yang merupakan Tuan-nya sedang tersenyum seperti setan, sangat menakutkan. Senyuman lebar itu membuat Jungoo ingin berlari sejauh-jauhnya. Tetapi tubuhnya tak bisa di ajak bekerja sama.

Jonggun menarik wajah Jungoo agar mendekat, ia terkekeh, "Lo berani mukul gue?"

Jungoo gelagapan, "Maaf, Tuan..."

Sangkar || GunGooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang