Final.

923 89 15
                                    

Seorang lelaki pirang sedang meringkuk pada sudut ruangan gelap, hanya cahaya matahari yang melewati sebuah lubang ventilasi kecil menjadi penerangan ruangan tersebut. Tak ada sehelai benang pun yang membalut kulit putih kotornya. Mulutnya meracau tak jelas, memanggil sebuah nama yang sama secara berulang kali dengan suara lirihnya. Tubuhnya menggigil, di makan oleh ketakutan yang begitu mendominasi.

"Jonggun...Jonggun..." Ia bersuara, terus seperti itu tanpa ada jeda.

Mata nya yang terlihat mati menoleh ke seluruh penjuru ruangan sempit tersebut. Cairan putih kental berbau tak sedap tercecer pada lantai. Aroma dari bekas pergumulan paksa memenuhi ruangan. Ia membekap mulutnya, perutnya bergejolak hebat, ia memuntahkan air, benar-benar hanya air yang keluar dari perutnya.

Mereka, orang-orang yang melihat si pirang yang jauh dari kata baik tersebut malah tertawa, menertawakan lelaki tak berdaya yang telah menjadi seperti orang gila, tak peduli jika mereka lah penyebab mengapa si pirang menjadi demikian. Para pria yang bertelanjang dada itu memasang raut sangat puas di saat bersamaan, mereka menaikkan resleting celananya karena kegiatan menyalurkan hasrat telah usai.

Ruangan kotor itu menjadi tempat mereka meniduri sesosok manusia pirang yang terus meracau tak jelas, lelehan sperma memenuhi kulit putih dengan memar tersebut. Lelaki lemah tak berdaya itu telah menjadi sebuah boneka seks bagi mereka. Mereka tak perlu repot-repot untuk membersihkan sisa-sisa pergumulan yang dilakukan oleh banyak orang itu, yang ada mereka malah meninggalkan lelaki pirang yang mulai kehilangan kewarasan akibat pergumulan paksa tersebut. Sebelum mereka benar-benar pergi, satu suntikan tertancap pada tengkuk lelaki pirang tersebut, entah berapa banyak obat yang masuk hari ini, membuat para orang-orang tak beradab itu tertawa terbahak-bahak.

Kim Jungoo, lelaki itu menjadi wadah sperma bagi orang-orang tak bermoral.
Obat-obatan yang tentunya terlarang di suntikkan paksa pada tubuhnya membuat seluruh saraf nya melemah, ia kehilangan kendali atas diri nya sendiri. Bukan hanya obat perangsang untuk membangkitkan sensasi sensual yang membuatnya merasakan ketakutan berlebih, tiap kali cairan obat menjijikkan itu masuk ke dalam pembuluh darahnya, rasanya dunia semu terbentuk, menghasilkan ilusi menyenangkan di sela-sela nasib malang yang terjadi padanya.

Ia suka perasaan menyenangkan kala dunia fantasi bak surgawi menyapanya, sebelum akhirnya delusi bahagia tersebut berubah kembali menjadi neraka yang nyata berada di hadapannya.

Di sana, dalam imajinasinya, merupakan hal yang paling diinginkannya saat ini, dimana sesosok lelaki bersurai hitam datang memberi nya sebuah pelukan hangat. Si pirang menginginkan mimpi tersebut menjadi nyata, ia ketakutan di sini, menyerukan nama seorang Jonggun berkali-kali, seolah jika ia merapalkan nama tersebut maka mimpi buruknya akan segera berakhir, akan tetapi berakhir nihil.

Ia tetap di setubuhi selama berhari-hari tanpa adanya jeda, mereka, orang-orang bejat itu bahkan lebih nista dari binatang yang sedang mengalami birahi.

Memori dalam otaknya bertabrakan, antara hal mengerikan dan menyenangkan semua menjadi satu. Membuatnya tak bisa lagi membedakan yang nyata atau sekedar efek menyenangkan dari obat tersebut. Yang jelas, ia rindu akan sosok seorang Jonggun. Mengharapkan sosok Jonggun yang semoga saja menjemputnya secara nyata.

Pada sebuah ranjang, lelaki pirang terbangun dengan tiba-tiba karena hal menyeramkan yang berhasil masuk dalam mimpinya, mata yang berhias setitik air mata pada tiap sudut tersebut memandang panik pada ruangan dominan warna putih dengan bau obat yang menyeruak. Pandangannya mulai melihat ke arah tangan kirinya yang terdapat jarum infus. Otaknya kembali memutar kenangan buruk secara paksa ia mencabutnya, membuat tangannya di aliri dengan lelehan darah segar. Ia memukul dadanya pelan, nafasnya terasa tersekat, seolah tak bisa menghirup oksigen dengan benar. Ia menangis, meraung keras, menyerukan nama lelaki bermata hitam yang sama saat dirinya sedang di cabuli dengan paksa.

Sangkar || GunGooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang