Seorang pria bernetra kelam tengah berjongkok memandangi sesosok pirang yang masih tidur pada sebuah sofa. Tak mengindahkan matahari yang sudah tinggi, pria yang masih tertidur terlihat begitu nyaman dalam alam mimpi.
Yang bersurai kelam menyibak rambut milik si pirang yang mulai memanjang. Matanya terus memandangi wajah yang tak begitu buruk, jarinya bergerak, menelusuri wajah yang berbalut kulit sangat putih, menyentuh apapun tanpa ada yang terlewat, pandangannya berganti kepada bibir yang terlihat sangat lembut, ibu jarinya mengusap kedua belah bibir yang tampak begitu menggoda, menekan-nekan dengan ibu jari bibir yang benar-benar lembut dan kenyal.
Wajah si pemilik surai hitam mendekati si pirang, ia mencuri sebuah kecupan pada bibir ranum yang menggodanya itu tentu saja. Lidahnya terjulur, menjilati kedua belah bibir yang terasa manis, sesekali gigitan lembut ia berikan, ah, kalau sudah seperti ini, haruskah kita menyebutnya dengan sebuah ciuman, mungkin?
Jungoo, si pirang yang sedari tadi menjadi 'korban' mulai terusik, matanya mengerjap, rasanya ada sesuatu yang basah mengenai bibirnya. Hal yang dilihat setelah membuka mata adalah, seorang pria dengan surai yang sangat gelap sedang menciumnya. Tunggu, sebuah ciuman tepat pada bibirnya?!
Jungoo menjauhkan kepalanya dengan tiba-tiba, membuat ciuman tersebut langsung terlepas. Tanpa ada adegan mengumpulkan nyawa yang berpecah Jungoo langsung mengubah posisinya menjadi duduk.
Raut wajah Jonggun menjadi sangat datar, kesenangannya hancur. Ia memandang tajam pada Jungoo, yang ditatap kikuk, ia terus menunduk.
"Sialan." Jonggun mengumpat lirih.
Si Yamazaki itu mendudukkan diri tepat disebelah Jungoo yang masih terdiam. Sebuah rokok telah dinyalakan, tak lama kemudian kepulan asap menyesakkan segera menutupi wajah tampannya.
Tak ada percakapan diantara mereka, sampai sebuah tangan kokoh meraih pinggang Jungoo, setelahnya suara serak memenuhi indra pendengarannya, "Gue ereksi."
Jungoo melotot, matanya kemudian melihat kearah celana yang dikenakan oleh Jonggun. Benar, tepat diantara selangkangan terdapat sesuatu yang menggembung besar.
Jonggun menarik tangan Jungoo dengan tiba-tiba, diletakkan tangan itu tepat pada miliknya yang terbalut kain.
Ia berbisik, "Lakuin pekerjaan lo, Kim Jungoo."
Menolak bukanlah pilihan, Jungoo benar-benar melakukan pekerjaannya, tangannya membuka resleting celana yang dikenakan oleh Jonggun.
Kejantanan yang telah mengeras sempurna langsung menyembul. Jungoo meneguk ludahnya, tangannya menjadi sedikit gemetaran ketika menyentuh penis panas milik Jonggun. Jungoo mengocok serta membelai penis besar itu dengan pelan.
Belum lama Jungoo melakukan pekerjaannya, tangannya dicekal oleh Jonggun. Jungoo memandang bingung, apakah caranya salah?
Dengan datar Jonggun berucap, "Siapa bilang gue maunya pake tangan lo itu, Kim Jungoo?"
Dua jari milik Jonggun langsung masuk dalam mulut Jungoo membuat si pirang terbatuk, "Gunain mulut lo," Lanjutnya.
Jungoo langsung terdiam, mulutnya? Hal gila macam apa ini?
Merasa Jungoo yang tak bergeming, Jonggun langsung menarik wajah Jungoo kearah kejantanannya. Ia langsung melesakkan penisnya kedalam mulut Jungoo, Jonggun mendesah pelan, sangat hangat.
Jungoo menarik kepalanya, ia tersedak hebat. Penis Jonggun langsung menusuk kerongkongan, Jungoo rasa ia sempat tak bisa bernafas tadi.
Jonggun berdecak, "Siapa yang nyuruh lo berhenti, Kim Jungoo?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sangkar || GunGoo
Random"Hidup lo gak lebih dari sekedar peliharaan, lo gak bakalan bisa pergi walaupun itu cuma satu inchi." . . . . . •Jonggun x Jungoo