Jisoo terbangun karena mencium aroma harum makanan yang begitu menyengat menusuk hidungnya. Dirinya meraba sekitar kasur, bermaksud mencari handphone miliknya namun nihil dia tidak bisa menemukan ponselnya, tak lama dia bangkit untuk duduk berusaha mengumpulkan kembali nyawanya.
Keningnya menyerit saat menagkap kamar bermarna abu - abu, seingatnya kamarnya tidak semaskulin ini, tak lama dirinya mendengar pintu dibuka dan Joshua muncul setelahnya dengan senyuman sehangat matahari.
"Kau sudah bangun? Ayo sarapan, aku sudah memasak walau hanya sandwich."
Jisoo makin menyeritkan keningnya. "Apa aku masih tidur dan sedang bermimpi?"
Gumaman Jisoo itu disambut tawa oleh Joshua, Joshua kemudian mendekat dan menyentil pelan kening Jisoo, "Lebih baik sekarang kau pergi ke kamar mandi kemudian datang ke meja makan, aku akan menjelaskannya padamu. Oh ya, sikat gigi dan handuk baru ada dibawah nakas. Dan baju gantimu ada di papper bag itu," Tunjuknya.
Sedetik setelahnya Jisoo melotot horor, Joshua sendiri hanya balas menatap dengan menyeritkan keningnya. Tak lama setelahnya Jisoo turun dari kasur dan terbirit masuk kedalam kamar mandi, Joshua sendiri hanya terkekeh saat akan keluar dirinya terkejut karena Jisoo yang kembali keluar, pertanyaan terjawab karena Jisoo dengan buru - buru menyambar papper bag berisi pakaiannya dan kembali masuk kedalam kamar mandi.
"Dia tidak berubah."
.
"Aku pasti sangat merepotkanmu, kenapa kau tidak tinggalkan saja aku di Hybe," Jisoo berujar dengan cemberut.
"Telan dulu makananmu baru bicara,"
Jisoo mengambil susu yang dibuatkan oleh Joshua kemudian meneguknya sampai habis setengahnya. "Jadi, semalam kau tidur disini? Apa badanmu tidak sakit? Lagi pula kenapa kau selalu memperhatikan orang lain dari pada dirimu sendiri sih?!"
Jadi, semalam setelah Joshua membawa Jisoo ke gedung Hybe Jisoo langsung saja duduk di sofa yang ada diruangan latihan Seventeen, tapi entah bagaimana caranya Jisoo bisa langsung saja tertidur disofa itu. Jisoo tertidur sangat pulas, Joshua yang tidak tega membangunkan Jisoo terpaksa membawanya pulang ke apartemennya. Dia tidak mungkin mengantarkan gadis itu pulang ke apartement Blackpink pun ke apartement milik gadis itu. Walaupun Joshua harus menebalkan muka untuk menerima ledekan para membernya, Joshua berusaha untuk mencoba bersikap flat saja.
Tenang saja, mereka tidak melakukan apapun, bahkan Jisoo tidur masih dengan pakaian semalam, walau tidak nyaman tapi Joshua tidak seberani itu.
"Sudah, berhenti bicara dan makanlah yang banyak. Setelah ini aku akan mengantarmu pulang."
Jisoo hanya mengangguk patuh kemudian kembali menghabiskan sarapan miliknya. Tak lama terdengar suara notifikasi dari handphone milik Jisoo, Jisoo mengintip kemudian mengambilnya untuk membalas pesan yang dikirimkan oleh Jennie kepadanya. Joshua sempat meliriknya sekilas, kemudian kembali berpura - pura sibuk dengan sarapannya.
"Shua-ya, kau tau tempat menjual peralatan minum teh disekitar sini?"
Joshua menyeritkan keningnya heran, tanpa sadar dirinya langsung teringat Minghao. Jisoo tidak mungkin bertanya seperti ini supaya dirinya merekomendasikan Jisoo pergi dengan Minghao kan? Apakah Jisoo tahu jika Minghao suka minum teh?
Joshua berdehem pelan. "Sepertinya aku pernah pergi, aku tahu satu tempat yang menjual peralatan set minum teh."
Jawaban Joshua disambut senyuman sumringah oleh Jisoo. "Kau bisa memerikan alamatnya padaku?"