"Syuting di Jeju? Kenapa jauh sekali?"
Semua orang yang ada diruangan itu refleks menoleh kearah Joshua yang mengajukan protes. Seungkwan adalah orang pertama yang menatap aneh Joshua.
"Hyung, Jeju terhitung dekat. Lagipula kita pergi menggunakan pesawat." Seungkwan menimpali.
Jun mengangguk setuju. "Lagi pula kita pernah pergi ke tempat yang lebih jauh dari Jeju untuk syuting, dan hyung tidak pernah protes."
Joshua menghela nafas. "Bukan seperti itu, tapi- ah sudahlah. Jadi kapan kita berangkat?" Tanyanya lagi.
"Lusa." Manager seventeen menjawab dengan santai.
"LUSAAA???!!!"
Jeonghan yang kebetulan berdiam dibelakang Joshua dengan refleks memukul pelan punggung pemuda itu. "Bisa tidak usah teriak tidak sih?"
Scoups menatap Joshua dengan tatapan menyelidik. "Hari ini kau aneh Shua."
Dan Joshua tidak menanggapi, pemuda itu hanya menunduk dengan lesu. Bukan tanpa alasan dirinya mengeluh mengenai tempat syuting mereka yang jauh, rencananya dirinya ingin menghabiskan waktu bersama kekasihnya -Jisoo. Joshua bahkan sudah merencanakan apa saja yang akan dilakukan mereka berdua.
Tetapi sepertinya rencannya harus gagal karena dia yang tidak mengecek jadwal seventeen.
Semenjak resmi kembali berpacaran dirinya belum benar-benar berpacaran dengan normal. Dalam artian Makan malam bersama, bermain bersama atau sekedar menghabiskan waktu untuk menonton film maupun bercerita. Ini karena Jisoo baru kembali dari paris kemarin sore.
Harusnya dia memang menerima konsekuensi berpancaran dengan sesama idol yang memiliki jadwal sama-sama sibuk.
"Oke, jadi kalian berduabelas akan pergi ke Jeju menggunakan pesawat pada pagi hari. Sementara Minghao akan menyusul menggunakan pesawat siang hari." Sang manager kembali memberi tahu.
"Kenapa hanya minghao yang berangkat siang?" Joshua kembali menanyakan pertanyaan yang membuat beberapa member seventeen mendelik.
"Hyung kau ini kurang tidur apa bagaimana sih? Bukannya kita sudah tahu jika Minghao harus mengantar Rosé untuk chek up kandungannya dulu?" Mingyu yang menjawab kali ini.
Joshua mengangguk-ngangguk. "Aku boleh pergi bersama minghao tidak?" Joshua bertanya dengan cengiran di wajahnya.
"Tidak. Tiket pesawat sudah di pesan dan tidak bisa di re-schedule." Manager seventeen menjawab dengan tegas.
Dan joshua hanya bisa pasrah.
****
Joshua langsung memeluk kekasihnya begitu pintu apartement milik Jisoo terbuka.
Jisoo bahkan hampir saja terjengkang jika tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya. "Josh!" Jisoo mendorong pelan tubuh Joshua.
"Aku merindukanmu."
Jisoo tersenyum. "Tapi tidak memeluk didepan pintu juga! Bagaimana jika ada orang lewat?" Jisoo berkata. Dirinya menggandeng lengan kekasihnya begitu mwmastikan pintu apartemennya sudah terkunci dengan rapat.
"Aku langsung kemari setelah dari Hybe." Joshua memulai percakapan.
"Sudah aku duga, lebih baik sekarang kau mandi. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kita." Jisoo membalas dengan senyuman.
"Ah baju milikmu ada di lemari yang kanan ya!" Tambahnya.
Joshua tersenyum tipis, mereka berdua sudah seperti sepasang suami istri.