"Kenapa menyusul ku kesini? Memangnya kau tidak ada jadwal besok?"
Saat ini Jisoo dan Joshua sedang berada di sungai Han, waktu sudah menunjukan pukul 11 malam saat ini. Akan tetapi keduanya malah asyik duduk dan menatap air sungai yang tenang.
"Jadwalku ada di sore hari, kenapa juga kau disini sendirian? Kenapa tidak mengajakku?" Kali ini Joshua yang melemparkan pertanyaan kepada gadis yang duduk disampingnya itu.
Jisoo hanya meringis kemudian tersenyum dua jari, tidak mungkin dia bilang jika merasa canggung atas kejadian tempo hari bukan? Itu sangat bukan dirinya sekali.
Jisoo memalingkan wajahnya, mencoba menatap apa saja asal bukan pada wajah Joshua. "Sebenarnya aku akan bersepedahan dengan Lisa, akan tetapi tiba - tiba saja dia harus pergi. Dan secara kebetulan kau menelponku. Jadi bisa kau simpulkan sendiri, alasan aku tidak mengajakmu karena akan bermain dengan Lisa."
Joshua hanya menganggukan kepalanya. Tak lama dirinya kemudian bangkit dan menepuk - nepuk belakang celananya yang kemungkinan kotor karena mereka duduk lesehan di tanah.
Jisoo menyeritkan keningnya, merasa bingung karena Joshua tiba - tiba saja berdiri dan mengulurkan tangan kearahnya.
"Bukannya kau ingin bersepedah? Ayoo, kita sewa sepedanya." Joshua menjelaskan karena melihat raut kebingunan Jisoo.
Jisoo menatap Joshua sejenak sebelum akhirnya menerima uluran tangan Joshua untuk membantunya berdiri, tak lama mereka berdua akhirnya berjalan menuju penyewaan sepeda yang. Jisoo menunggu saja, sedangkan Joshua yang menyewa sepedanya. Tak lama terdengar bunyi lonceng, dan Jisoo bisa melihat Joshua yang sudah duduk disepedanya dan menyuruh dirinya untuk duduk diboncengan.
Jisoo dengan senyum lebarnya langsung duduk dan memeluk pinggang ramping Joshua, Joshua sempat terkejut namun tak lama kemudian dirinya tersenyum lebar.
"Kau siap?"
"GOO!!" Jisoo mengempalkan kedua tangannya pertanda menyuruh Joshua untuk mulai mengayuh sepedanya. Joshua pun tanpa ragu menjalankan sepeda mereka.
Hanya keheningan yang menemani mereka berdua, Jisoo sibuk menikmati udara malam, sedangkan Joshua sibuk mengayuh sepedanya.
"Apa tidak dingin?"
Jisoo hanya menggelengkan kepalanya, Joshua hanya meliriknya sebelum akhirnya dirinya memberhentikan sepedanya disebuah kedai.
Joshua mengajak Jisoo turun dan memesankan sebuah coklat panas untuk mereka berdua nikmati.
"Jangan protes, jika kau meminum kopi kau akan kesulitan tidur nanti."
Belum sempat Jisoo protes Joshua sudah lebih dulu mengomelinya. Jisoo hanya cemberut dan mengalihkan pandangannya sedangkan Joshua yang melihatnya hanya terkekeh geli.
"Aku tidak melihat Jisoo yang sangat dewasa jika bersama adik - adiknya. Yang ada didepanku ini persis seperti anak kecil yang tidak dibelikan permen oleh ibunya."
Jisoo menoleh mendengar pernyataan dari Joshua.
"Tapi aku senang, aku harap kau bisa menampilkan sisi mu yang seperti ini padaku, aku ingin kau bergantung padaku. Jadi kedepannya jika ada apa - apa, hanya cari aku saja. Bagaimana?"
Tatapan dalam yang diberikan Joshua padanya tanpa sadar membuat Jisoo tersipu. Akan tetapi mengingat sesuatu Jisoo kembali merubah ekspresi wajahnya menjadi serius. "Shua ya, apa aku pernah bilang padamu tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki - laki?"
Jisoo menarik nafasnya dengan pelan kemudian menatap tepat kearah mata milik Joshua yang juga sedang menatapnya. "Sejak awal aku tidak berniat menjadikanmu temanku, hanya saja mungkin perasaan gengsiku masih tinggi. Banyak yang aku takutkan jika kita kembali bersama. Aku hanya takut."
Jisoo menundukan wajahnya. "Kemarin, kau bilang padaku akan mengejarku bukan? Tapi, apakah kau sanggup menunggu hatiku menerimamu kembali? Berapa lamapun itu?"
***
"Sepertinya Joshua-hyung demam, dia berkeringat sangat banyak. Apa perlu menelpon dokter untuk kemari?"
Scoups menoleh kearah Hoshi yang baru saja datang membawa baskom berisi air hangat yang dia minta untuk mengompres Joshua. Kemudian dirinya kembali menoleh kearah Joshua yang tampak pucat.
"Hm, tolong panggil Jeonghan dan suruh dia menelpon dokter." Perintah Scoups. "Sekarang lebih baik kita diluar saja," Setelahnya Scoups dan Hoshi langsung keluar dari kamar Joshua.
Dapat dilihat ada beberapa member mereka yang sedang berada di ruang tengah. "Kenapa dia bisa sampai sakit seperti itu?" Jeonghan bertanya setelah selesai menghubungi dokter.
Scoups sendiri hanya mengedikan bahunya.
"Aku lihat kemarin Joshua-hyung baru membali kedorm sekitar pukul tiga subuh. Apa dia lembur mengerjakan sesuatu?" Seungkwan bertanya kepada para hyungnya.
Woozi yang memang lebih sering berada di perusahaan mengelengkan kepalanya. "Setahuku, Joshua-hyung tidak berada diperusahaan kemarin malam."
"Sudah, lebih baik kalian bersiap - siap saja. Kita akan syuting going seventeen tanpa Joshua. Setelah dokter datang, kita akan tahu juga penyebab Joshua sakit. Manager-hyung yang akan menjaga Joshua nanti." Perintah Scoups langsung saja diangguki yang lainnya, mereka mulai memisahkan diri dan bersiap - siap. Tersisa Jeonghan dan Scoups diruang tamu saat ini.
Saat Scoups akan berlalu tiba - tiba saja dirinya mendapat telepon dari sang manager. Jeonghan yang memang tidak berniat berlalu seperti yang lain tentu saja memperhatikan Scoups yang mengangkat telepon dari sang manager. Jeonghan bisa melihat perubahan ekspresi Scoups sebelum akhirnya telepon dimatikan dan Scoups mengacak rambutnya agak frustasi.
"Ada masalah?" Jeonghan bertanya dengan satu alis terangkat. Pertanyaan Jeonghan itu dibalas anggukan oleh Scoups.
"Manager-hyung tidak bisa kemari menjaga Joshua. Sedangkan salah satu dari kita tidak mungkin tidak pergi,"
Jeonghan mengangguk mengerti "Aku tidak sengaja melihat layar pop up handphone milik Joshua tadi. Apa dia kembali bersama Jisoo? Bagaiama meminta bantuan dia saja?" Jeonghan berkata setelah ingat saat dirinya menyimpan minuman di kamar Joshua dirinya sempat tidak sengaja melihat notifikasi dari Jisoo yang mengucapkan terimakasih kepada Joshua.
Scoups sendiri menyeritkan dahinya. "Kau gila? Menyuruh Jisoo kemari? Bagaimana ada media yang mengikutinya dan membuat rumor yang tidak - tidak?!"
Jeonghan sendiri hanya memutar kedua bola matanya malas. "Kau lupa dengan kejadian Rose? Rose dan minghao saja baik - baik sampai sekarang. Tidak ada rumor juga bukan? Sudah, panggil saja aku yakin setelah kita mendatangkan Jisoo, Joshua akan langsung kembali sehat."
"Apa tidak apa - apa?" Scoups bertanya dengan tak yakin, dirinya masih sangsi jika harus meminta Jisoo datang kesini dan menjaga Joshua. Apalagi posisinya mereka tidak tahu apa Joshua dan Jisoo benar - benar sudah kembali atau tidak.
"Kau lama sekali, aku saja yang menghubungi Jisoo!" Jeonghan tau - tau mengeluarkan handphonenya dan langsung memencet nomor milik Jisoo, Scoups yang melihat aksi Jeonghan melotot terkejut, belum sempat mengagalkan Jeonghan telepon sudah tersambung. Scoups makin melotot sedangkan Jeonghan hanya tersenyum usil.
"Ah, Jisoo ini aku Jeonghan."
TBC
Hiii guys, maap baru sempet update:))