Pemuda berkacamata dengan penampilan yang sangat kusut itu semakin kalut. Matanya mengedar memandang ke sekeliling. Keadaan yang sangat sepi dan gelap membuat bulu kuduknya meremang.
Kai menelan ludah nya susah payah lalu segera melompat turun dari mobil dan berputar membuka pintu mobil di sisi wanita itu duduk.
"Maaf, ya, nona. Bukan nya saya tidak mau bertindak kurang sopan. Saya hanya mau membantu," ucapnya dengan nada takut-takut sambil berhati-hati membuka sabuk pengaman yang menahan tubuh wanita cantik itu. Berusaha agar tangan nya tidak menyentuh tubuh molek yang mampu membangkitkan birahi laki-laki manapun. Tangan kirinya lalu menyusup kebelakang punggung wanita tersebut, sementara tangan kanannya menyusup ke bawah paha.
"Ya tuhan, mak! Mimpi apa aku semalam. Anak mu yang jelek ini menggendong wanita cantik. Kulitnya sangat mulus, mak." kedua tangannya yang gemeter mengangkat tubuh molek tersebut dengan hati-hati dan jantung yang berdebar-debar.
Membuka pintu belakang lalu dengan bersusah payah membopong wanita itu masuk ke dalam."Astaga, nona makan apa sih? Langsing-langsing begini ternyata berat juga!" serunya bergumam sendiri sambil membaringkan wanita itu pada jok penumpang belakang dengan sangat berhati-hati.
Setelah menutup pintu mobil, kai segera berlari mengambil koper yang tergeletak jauh di tengah jalan dan memasukan nya kedalam kursi penumpang di samping pengemudi. Melepas tas ransel basah dari punggung dan ikut melemparkannya bersama koper. Menutup pintu lalu kembali memutari mobil dan naik duduk ke kursi pengemudi.
"Baiklah sekarang bagaimana?" tanyanya pada diri sendiri. Jari-jarinya saling meremas. Matanya mengamati setir mobil dan segala apa yang ada di sekitarnya, serta pedal yang ada di bawah kaki.
Mendadak jantungnya berdebar kencang. Keringat sebesar biji jagung menetes dari pelipis, padahal angin yang berhembus sangat dingin dan mampu membuat orang-orang menggigil kedinginan.
"Baiklah, tenangkan dirimu, kai. Kamu harus tenang. Fokus. Tenang, tenang, dan tenang. Kamu pasti bisa?" gumamnya bermonolog mencoba menenangkan diri sendiri. Menarik napas panjang dan membuangnya perlahan. Melakukannya berulang kali.
Satu menit,
Dua menit,
Lima menit,
Bukannya tenang tapi tubuhnya malah semakin gemeteran dan berkeringat dingin.
"Astaga! Bagaimana bisa tenang kalau aku sama sekali tak bisa nyetir?" pekiknya mengacak-acak rambut. Membuka pintu mobil, melompat turun dan menendang-nendang ban mobil dengan frustasi.
"Astaga, ya tuhan. Kenapa hari ini aku sial sekali? Baru sampai saja sudah kecopetan, kelaparan, kehujanan, ditabrak sama wanita mabuk yang cantik nya masya allah seperti minta di nikahin ya tuhan, dan sekarang? astaga, aku harus bagaimana?"
Tak tahu harus berbuat apa, lelaki itu malah meluruhkan tubuh. Duduk berjongkok dan bersandar pada badan mobil porsche mewah keluaran terbaru yang sialnya lagi baru di sadarinya jika mobil itu pasti sangat mahal, dan ia baru saja memecahkan salah satu kaca jendela. Membuatnya semakin mengacak-acak rambut dan meracau tidak jelas merutuki kebodohannya.
Hampir satu jam lamanya lelaki muda itu berjongkok gelisah dengan mata yang menerawang jauh ke ujung jalan, berharap ada satu orang bodoh lagi yang mau berkeliaran dalam keadaan dingin menusuk begini. Sampai akhirnya harapannya terwujud. Dari kejauhan muncul setitik cahaya terang berpendar kekuningan yang semakin mendekat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dinikahi Dengan CEO Cantik
HumorKaindra Alfareza pemuda polos sederhana berpenampilan culun yang sialnya harus bersinggungan nasib dengan Aretha Chalondra CEO cantik berhati dingin tempatnya bekerja. Karena suatu insiden dan kesalahpahamam, membuatnya terus terlibat masalah dengan...