BAB 7

92 6 0
                                        

Kai menengadahkan kepala, menatap takjub gedung tinggi berdesain modern yang kini berada di depannya sambil berkali-kali berdecak kagum. Masih tidak menyangka dirinya bisa mendapatkan promosi kerja ke kantor pusat yang menjadi dambaan tiap karyawan dari unit cabang daerah asalnya.

Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang fashion dan memproduksi pakaian wanita dewasa maupun pria. Di bawah naungan label PEARL'S, produk mereka mampu menembus pasar internasional yang mendominasi pasar asia, bahkan mulai merambah masuk ke benua eropa.

"Selamat bergabung di kantor utama."

Dion menepuk pundak kai yang masih berdiri tertegun mengamati detail gedung pencakar langit tersebut, membuat kai segera menundukkan pandangan dan mengalihkan perhatian pada pintu kaca berputar di mana orang-orang berpakaian rapi berjalan memasukinya.

"Jangan gugup begitu, kamu bukan mau masuk ke dalam hutan. Ini PEARL'S bro, tempat cewek-cewek cantik dan seksi berkumpul," ujar aryo, spontan membuat Kai tersenyum dan setengah tertawa.

Ditariknya napas panjang untuk mengurangi kegugupan sebelum akhirnya melangkahkan kaki memasuki gedung bersama teman-teman baru yang dikenalnya di pondok kasih.

Keempat bujang tersebut berjalan beriringan memasuki bangunan kantor PEARL'S. Mata Kai menjelajah mengamati desain interior yang di dominasi kaca serta lampu-lampu kristal yang menjuntai panjang dari atas hingga ke bawah pada bagian tengah lobi.

Dan seperti kata aryo, kantor tersebut memang di penuhi oleh wanita-wanita cantik. Dari balik meja resepsionis saja, wanita dengan senyum menawan sudah menyambut mereka. Belum lagi staf-staf wanita dengan pakaian wanita yang terlihat modis membalut tubuh langsing mereka.

"Mata, mata!" tegur bara menyenggol lengan Kai sembari menaikturunkan kedua alis tatkala mendapati pandangan Kai terus terpaku mengikuti pergerakan para staf wanita itu.

"Astagfirullah," Kai segera beristigfar menimpali teguran bara. "Sorry ya, aku bukannya kegenitan melihat mereka, hanya saja merasa heran melihat postur tubuh semuanya yang hampir sama. Apa syarat masuk ke sini memang harus cantik dan punya tubuh ideal?" tanyanya heran.

"Ya, memang ada standar penampilan yang Miss tetapkan untuk penerimaan karyawan," jawab dion cuek. Matanya terpaku lurus ke depan mengamati lantai marmer yang mengkilap.

"Oh, pantes." Kai mengangguk paham sambil terus menyejajarkan langkah bersama ketiga pemuda yang bersamanya itu.

Langkah keempat lelaki itu baru terhenti ketika berhadapan dengan pintu pembatas yang akan terbuka jika menempelkan id-card.

"Kai, punya kan?" tanya Bara sambil memperlihatkan id-card di tangan.

"Oh, ada!" Kai bergegas mengeluarkan id card dari saku celana dan menyusul ketiga temennya yang sudah melewati pembatas. Berjalan menuju pintu lift dan ikut antri di belakang tiga staf wanita yang menggunakan rok mini ketat membentuk pinggul hingga turun ke paha mulus mereka.

"Mata di jaga, woi," bisik Dion melihat Bara dan Aryo yang jelalatan menyusuri kaki-kaki jenjang wanita tersebut.

"Ini namanya rezeki, bro. Rezeki pagi-pagi gak boleh di tolak," balas Aryo berbisik. "Benar, kan Kai?"

Kai spontan mengulum kedua bibir menahan tawa sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Kira-kira kalau di suruh pilih di antara mereka, tutup mata pun tak akan rugi, ya?"

Dinikahi Dengan CEO Cantik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang