BAB 12

78 4 0
                                    

"Miss, anda baik-baik saja?" tanya Akira kembali memastikan, begitu Aretha sudah bangkit berdiri.

Bukannya menjawab pertanyaan Akira, Aretha malah melayangkan tatapan ke sekitar.

"Apa yang kalian lihat? Lanjut bekerja!" teriak Aretha kesal pada beberapa pasang mata yang masih menjadikannya tontonan. Para staf itu langsung menunduk dan menyibukkan diri kembali seolah tidak terjadi apapun.

Akira segera memungut paperbag di lantai dan berjalan menyusul Aretha yang sudah melenggang menuju ruangannya.

BUKK'

Pintu kaca di dorong dengan kasar oleh Aretha dan kembali menutup setelah Akira menyusul masuk.

Aretha langsung menghentakkan kakinya bergantian hingga stiletto yang di kenakannya terlempar ke sembarang arah kemudian menghempaskan pantatnya duduk pada sofa panjang yang berada di tengah ruangan.

"Apa kamu tidak salah menerima karyawan?" tanyanya ketus seraya menyilangkan kaki di atas paha. Tangan kirinya bergerak memijat ujung tumit kaki bagian kanan yang terlihat memerah. "Aku tidak yakin kalo dia bisa bekerja dengan baik disini," lanjutnya mengomel.

Akira buru-buru meletakan paperbag di atas meja kemudian setengah mendudukkan tubuh pada tepian sofa yang sama di samping Aretha lalu, menarik kaki Aretha ke atas pahanya dan memberi pijatan lembut. "Kamu tahu persis jika kita sendiri yang mengundangnya bergabung disini," ucapnya.

"Tapi apa harus dia? Apa tidak ada orang yang lebih kompeten? Dia itu di tempatkan di bagian publik speaking. Pekerjaan nya akan lebih banyak bersosialisasi dengan banyak orang, membangun hubungan dengan banyak relasi, tapi bagaimana caranya dia bisa bekerja dengan baik jika biaranya saja tidak jelas dan tergagap. Mana terus keringetan dan gemetar salah tingkah!" Aretha masih mengomel panjang lebar.

"Karena dia lah yang paling kompeten di banding lainnya. Dia yang sudah dapat prestasi dan predikat sebagai karyawan terbaik tahun ini kalau kamu lupa."

"Sepertinya tim yang memilihnya memiliki kelainan pada matanya. Apa dia tidak bisa melihat penampilannya? Tingkah lakunya saja sangat aneh. Heran! Dia itu datang dari planet mana?"

"Ya, dari kantor cabang yang awalnya tidak kamu setujui pembangunannya, yang berada di kota kecil yang belum berkembang seperti cabang kita yang berada di kota-kota besar lainnya. Cabang yang selalu tertinggal penjualannya selama ini. Tapi berkat ilmu marketing dia kantor cabang tersebut bisa berkembang dan banyak memasarkan produk kita. Kita sudah menjanjikan kenaikan jabatan pada siapapun karyawan yang berprestasi, terlepas bagaimana penampilan orang tersebut."

"Tapi tetap saja! Dia tidak cocok berada di sini. Dia seperti orang baru turun dari gunung dan menemukan peradaban!"

Akira membuang napas kasar, masih dengan jari-jari yang bergerak memijit kaki Aretha. "Aku tahu, dia memang aneh. Tapi kan dia baru setengah hari di kantor ini. Kita belum melihat bagaimana hasil kerjanya. Mungkin dia bersikap seperti itu karena masih canggung di tempat baru. Kalau masalah penampilan, aku yakin dia akan ikut menyesuaikan setelah beberapa hari," tuturnya.

"Oh my god! Baru sehari saja dia sudah mendorongku jatuh seperti ini. Besok-besok dia akan membuatku jatuh seperti apa lagi?"

"Jatuh cinta mungkin!" jawab Akira asal yang langsung dapat pelototan mata. "Sorry, just kidding!" serunya meralat.

"Heran! Matanya sudah empat begitu tapi masih tidak melihatku yang setinggi ini dan malah menabrak ku."

"Kamu mendengar sendiri tadi dia kebelet BAB."

Dinikahi Dengan CEO Cantik Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang