Prolog

100 7 6
                                    

Pria paruh baya yang merupakan paman Najwa menatap serius wajahnya “ Najwa tinggal sama nenek dan kakek ya?”

Najwa menggeleng “ Najwa pengen ikut ibu, kenapa gak boleh?”  Najwa menatap ibunya yang hanya duduk diam disamping ayah tirinya.

“ nanti kamu akan mengerti.” Ujar pamannya

Akhirnya Najwa dan orang tuanya kembali pulang, Najwa hanya diam malam itu dia tidur nyaman di samping ibunya, ke esokan harinya nenek buyut nya membawa dia ke rumah saudara jauh mereka. Malam harinya dia berlari ke jalan karena ingin pulang menemui ibunya, namun nenek buyut nya di bantu saudaranya menggengam erat tangan nya, mereka tidak memperdulikan Najwa yang terus memberontak minta dilepaskan.

“ ibu..” Najwa menangis histeris.

“ cukup! Jangan menangis!”

“ berhenti menangis! kau akan mengerti nanti. Dasar anak cengeng!”

Najwa, gadis kecil itu hanya diam menangis ketakutan.

“ aku hanya ingin bertemu, berpamitan dengan ibu.” Batin Najwa

Semenjak kepergian ibunya, Najwa dipaksa dewasa. Cuma ibunya yang mengerti perasaannya, namun kenapa ibunya tega meninggalkan dirinya sendiri tinggal bersama neneknya?

Orang bilang, harta paling berharga adalah keluarga, tidak ada yang lebih indah selain hidup bersama keluarga. Namun bagi Najwa, keluarganya merupakan alasan terbesar luka di hatinya. Setelah dikucilkan oleh keluarganya Najwa pun harus menahan sakit akibat bullying yang dilakukan teman-teman di sekolahnya.

“ hahaha.. kasihan gak punya orang tua.”

“ hahaha.. iya kasihan, gak punya orang tua.”

“ pantes lo di tinggal ibu sama bapak lo! malu-maluin!.”

“ jauh-jauh lo nanti kita ketularan sial! dia ini gila! Gak heran sih kakeknya kan agak gila.”

Hinaan dan cacian mereka selalu di abaikan Najwa, percuma juga jika dia mengadukan pada guru atau neneknya, mereka pasti tidak terima dan semakin membully nya. Dia memilih menghindari mereka dengan menyendiri di perpustakaan sekolahnya atau duduk santai di taman sekolah.

7 tahun kemudian...

Najwa tumbuh bersama alter ego yang tidak dia sadari kapan ada. Dia baru menyadari keberadaannya saat kelulusan sekolah dasar, dimana dia mendengar suaranya. satu raga dengan dua jiwa, dan dua sifat yang berbeda. dia menjadi perempuan introvert yang tidak suka dengan keramaian. Terlalu lama menyendiri dan memendam segalanya membuat Najwa menjadi seseorang yang pendiam. Sementara Najwa, alter egonya adalah kebalikan dari sifatnya.

...

“ Najwa kangen ibu..” ucap lirih Najwa

Najwa berbaring menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan kosong, Najwa memejamkan matanya perlahan membuat buliran air mata mengalir membasahi pipinya, dengan cepat dia menghapus air matanya dan memaksa wajahnya tersenyum “ semuanya akan baik-baik saja.” Gumamnya sebelum terlelap dalam tidurnya, 1 menit kemudian Najwa membuka matanya perlahan menatap kamarnya “menyebalkan! Kenapa kau cengeng sekali?”

...

“apa aku layak dicintai? Orang bilang perempuan sepertiku tidak pantas untuk siapapun.”

-Najwa

“aku tidak mencintai orang yang sempurna, tapi aku bisa melihat kesempurnaan dalam dirimu. Apa butuh alasan untuk ku mencintaimu?”

-Muhammad Rifki Afrizal

____

Selamat datang di cerita baru ku..
Lanjut terus ya bacanya siapa tau suka, kalau ada typo harap maklum ya🙏

Enigmatis Najwa (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang