Bab 3

38 7 23
                                    

Kalau ada typo mohon di maklumi🙏

Selamat membaca
.
.
.

"menyakitkan saat tidak dipedulikan... aku sakit dan yang tahu rasa sakit itu hanya aku. tidak ada yang paham luka seseorang kecuali orang itu juga merasakan luka yang sama."
-Najwa

Najwa berdiri di tempat yang gelap, tubuhnya langsung merosot terduduk di bawah, kedua tangannya menutup erat telinganya saat suara-suara itu terdengar dan dirinya seolah berada di tengah-tengah film yang di putar.... kilasan bayangan kejadian yang di bencinya  itu terus berputar mengitari tubuhnya.
“ ibu..”
“ Dasar anak cengeng!”
“ aku hanya ingin bertemu, berpamitan dengan ibu.”
“ hahaha.. kasihan gak punya orang tua.”
“ hahaha.. iya kasihan, gak punya orang tua.”
“ pantes lo di tinggal ibu sama bapak lo! malu-maluin!.”
Bugh!
“ Dibaikin malah ngelunjak!”
Plak!
“ udah baik di kasih tempat tinggal.”

Najwa terbangun dari tidurnya, dia meminum sebotol air di kamarnya. Dia benci mimpi itu... setiap dia tidur terlalu lama, bayangan kejadian itu selalu mengganggunya. Kepalanya terasa pusing karena terlalu lama tidur, Najwa melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 6 pagi.

Najwa bangkit dari kasurnya sambil memegangi kepalanya yang terasa pusing. dengan lemas, dia berjalan ke kamar mandi. Setelah bersiap, Najwa membersihkan rumahnya kemudian dia berpamitan berangkat lebih awal dengan alasan organisasi pramuka yang dia ikuti di mulai pagi hari.

“ mak, Najwa berangkat dulu ya. Nanti Najwa langsung sekolah soalnya selesainya siang.”

“ iya hati-hati.”

“ assalamualaikum.”

“ waalaikumussalam.”

Aku bergegas pergi ke rumah tetangga yuk Yah dan mulai bekerja. Aku selalu mengatakan alasan yang sama saat aku berpamitan berangkat pagi agar tidak ada yang mengetahuinya.

Skip...

Terhitung sudah satu bulan aku bekerja part time. Aku cukup senang karena saat bekerja disana ternyata dua pekerja yang lain sangat ramah padaku, mereka selalu mengingatkanku jam berangkat sekolah, membantu saat aku kesulitan dalam mengerjakan tugas sekolah dan mereka juga akan mengajak ku makan bersama. Selama satu bulan ini tidak ada yang mengetahui aku bekerja kecuali Rossa. Aku berhasil menutupinya dari keluarga dan teman-temanku.

Aku tersenyum sendu karena hari ini adalah hari terakhirku bekerja. Karena pekerja sebelumnya yang pulang kampung sudah menghubungi majikanku dan mengatakan akan kembali malam ini. aku menerima gaji pertama dan terakhirku.

Aku memasukkan uang itu ke tas sekolahku, meski gajiku tidak banyak tapi bagiku uang itu sangat berarti karena kudapat dari hasil kerja ku sendiri. sebelum berangkat sekolah... aku memeluk dua wanita yang sudah seperti kakak ku sendiri selama aku bekerja disini.

“ mbak, Najwa pamit ya.. besok udah gak kerja lagi disini.”

Kedua wanita itu mengangguk, mereka mengusap lembut kepalaku “ iya, jaga diri baik-baik ya. Jangan lupain kita, kalau ketemu di jalan sapa ya.”

Dengan cepat aku mengangguk sambil tersenyum “pasti mbak. Assalamualaikum.”

“ waalaikummussalam.”

Kulambaikan kedua tanganku untuk ucapan perpisahan terakhir kali sebelum akhirnya pergi ke sekolah.

...

Aku duduk diam di luar kelas, menatap gerbang melihat sepeda motor yang berlalu lalang di jalan.

Puk!

Enigmatis Najwa (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang