Bab 5

31 7 31
                                    

Kalau ada typo mohon dimaklumi🙏

Selamat membaca
.
.
.

“ jangan berhenti saat kamu lelah. Berhentilah ketika kamu sudah selesai.”
-Enigmatis Najwa

Saat ini aku dan Rossa duduk diam menunggu giliran ku berkenalan. Aku cukup kagum karena ternyata pembina organisasi pramuka kami berhasil menarik banyak siswa/siswi sekolah lain untuk bergabung dalam organisasi ini. aku menunduk sibuk menulis hal random di buku diary ku karena bosan menunggu hingga suara seseorang mengalihkan pandangan ku ke arahnya.

“ gue Shakila.”

Aku mendongak terdiam menatap gadis dengan seragam pramuka lengkap berdiri di depan, dia tersenyum tipis menatapku.

“ dia gadis yang waktu itu kan?” ucap batin Najwa

“ selanjutnya silahkan perkenalan ke depan.”

“ Najwa, giliran lo.” bisik Rossa

“ eh, iya.” Aku tersadar dari lamunan ku kemudian bergegas ke depan. Aku menunduk sebentar sebelum akhirnya menatap ke lurus ke depan. “ hai, kenalin aku Najwa.” Kulambaikan tangan ku dengan canggung.

Mereka semua membalas lambaian tanganku kecuali anak laki-laki, dengan cepat aku kembali ke tempat duduk ku di samping Rossa. Aku menoleh kesamping melihat Shakila yang tersenyum aneh melihatku.

“ ada apa dengan gadis itu?” batin Najwa

Aku memilih kembali menatap ke depan, pandangan mataku tidak sengaja beradu pandangan dengan mata cowok yang berdiri di depan.

“ namaku, Muhammad Rifki Afrizal. Kalian bisa memanggilku Rizal.” Najwa merasa nyaman mendengar suaranya. Padahal mereka baru sekali bertemu.

“ Rifki.” Gumam Najwa masih dengan menatapnya.

Aku langsung menunduk mengalihkan pandanganku saat kulihat dia tersenyum manis menatapku. “ dia tersenyum padaku? Atau hanya perasaanku saja.” Gumam Najwa

Setelah sesi perkenalan. Kami mulai mendengarkan penjelasan materi dari pembina. Tak lama pembina mengizinkan kami pulang. Aku bergegas berlari ke kamar mandi karena memang dari mulai pembina menjelaskan, aku sudah kebelet buang air kecil.

Aku menghela nafas lega setelah keluar dari kamar mandi. Aku berjalan ingin kembali dan pulang, tapi langkahku terhenti saat melihat dua orang lelaki sedang beradu mulut tidak jauh dari kamar mandi ini.

Bugh!

Aku terkejut saat salah satu pria melayangkan tinju yang begitu keras tepat di rahang Rifki. Wajah Rifki langsung menoleh ke samping. Rifki mengusap sudut bibirnya yang terasa perih. Dia hanya menatap datar, tidak berniat untuk membalas pria di depannya itu.

Rifki diam memandang kepergian pria itu dari hadapannya. Cowok itu mendudukkan tubuhnya sambil menghembuskan nafas.

“ssst!”

Rifki mengedarkan pandangannya ke sekitar mencari dari mana asal suara tersebut. Hingga matanya melebar saat melihatku muncul dari balik tembok kamar mandi.

“ aku boleh kesitu?” teriak ku

Rifki hanya diam menatapku.

“ kok diem aja? Aku kesana ya.”

Bruk!

“akh!”

Rifki yang tadinya hanya diam, refleks berdiri dan berlari mendekatiku.

Enigmatis Najwa (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang