Bab 12

37 6 8
                                    

Hati-hati dalam membaca, mungkin ada typo🙏

Selama membaca
.
.
.

Bugh!

Najwa terbangun saat seseorang menendang keras  tubuhnya.

“ bangun! Dasar pemalas!”

Najwa hanya diam menatap kepergian neneknya, perlahan dia mengubah posisinya menjadi duduk. Salah satu telapak tangan Najwa menutup satu sisi wajahnya, dia menatap jendelanya sudah di buka. Najwa menghela nafas saat melihat langit.

“ aku masih bangun.” Gumam Najwa

Najwa berdiri, dia hampir jatuh jika pintu kamarnya tidak menahan tubuhnya.

shht.. kepalaku pusing, badanku juga sakit semua.”

Najwa bergegas mandi, setelah itu membersihkan rumah. Setelah menyelesaikan semua pekerjaan rumahnya, Najwa mendudukkan dirinya di kasur kamarnya, berniat bermain ponselnya namun dia sedikit terkejut saat melihat banyak panggilan tak terjawab dan pesan dari Rifki. Najwa pun membuka pesan tersebut.

Najwa?apa yang kamu lakukan?

Najwa? Hei!

Kamu baik-baik saja?

Apa yang kamu lakukan? Kenapa tidak mengangkat telfonku?

Najwa? Kau baik-baik saja?

Setidaknya katakan kau baik-baik saja.

Najwa menatap bingung pesan di ponselnya “tumben dia banyak bicara?” gumam Najwa

Drrt.. drrt..

Najwa hampir menjatuhkan ponselnya karena terkejut melihat Rifki menelfonnya, dengan ragu Najwa menerima panggilan itu.

“ Najwa?”

“iya”

“ kamu baik-baik saja?”

Najwa tersenyum “ iya, aku baik-baik saja.”

“ kita jadi kesana?”

Najwa menepuk jidatnya “ jadi-jadi. maaf aku lupa, aku akan segera siap-siap.”

“ aku jemput di tempat aku mengantarmu biasanya.”

“oke-oke.”

Najwa segera bersiap secepat yang dia bisa.

“ mak, aku izin keluar ya.”

“ kemana?”

“ disuruh nemuin guru.”

“ ya sudah hati-hati.”

“ iya, assalamualaikum.”

“ waalaikummussalam.”

Najwa lewat sawah di belakang rumahnya untuk mempersingkat waktu jalannya. Najwa mengatur nafasnya saat sudah ada di depan Rifki.

“ maaf kalau nunggu lama.” Ucap Najwa sambil menunduk memegang lututnya yang terasa sakit karena tadi dia paksa kakinya berlari

“ kak Najwa!”

Najwa mendongak, dia tersenyum melihat Annisa. Annisa langsung berlari dan melompat ke gendongan Najwa, untuk Najwa bisa menyeimbangkan tubuhnya yang sedikit oleng akibat gerakan tiba-tiba dari Annisa.

“ Nisa, jangan begitu. Kaki kak Najwa lagi sakit.”

Annisa melonggarkan pelukannya, menatap wajah Najwa “ kak Najwa sakit? Maaf ya.”

Enigmatis Najwa (slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang