4

15 6 0
                                    


"Bekerjalah untuk ku." Pinta Wanita paruh baju itu dengan baju rumah sakit yang melekat ditubuh nya.

Pemuda itu menatap Wanita paruh baya datar. "Kenapa saya harus bekerja dengan orang yang sudah menhancurkan keluarga saya?" tanya pria itu datar.

"itu akan menguntungkan mu. kau akan semakin dekat dengan rencana mu untuk balas dendam. Kau bisa menghancurkan apapun keluarga ku, aset ku, bahkan putri ku."

"aku berniat menghancurkan kalian semua tanpa sisa." Ucap pemuda itu datar, diwajah nya tak ada sedikitpun perasaan. Hanya manusia tanpa ekspresi. Seperti robot yang tak memiliki prasaan.

"Lakukanlah." Ucap Wanita paruh baya itu. "Aku juga ingin melakukan tapi aku terlalu lemah melakukannya karena aku terjebak dalam perasaan cinta pada suamiku. Aku terlalu mencintai si breksek itu." Ucap Wanita paruh baya itu.

"akan lebih mudah menghancurkan nya jika kau berada dekat yang ingin kau hancurkan."

"Pekerjaan seperti apa?" tanya Pemuda itu mulai tertarik.

"Pengawal putriku." Ucap Wanita Paruh baya itu, membuat pemuda itu kini mengeryit sedikit.

"kau hanya perlu melindunginya Ketika bekerja saja." Ucap Wanita paruh baya itu. "Kau juga akan digajih oleh kaka ku Philips. Aku akan meminta nya menggajih mu."

"Kenapa kau melakukan ini?" tanya pemuda itu.

"ketika semua tidak sesuai harapan ku, aku ingin menghancurkan semuanya." Ucap Wanita paruh baya itu.

"Kau bisa memulai pekerjaan 3 hari lagi. Aku akan meminta Kaka ku menjemput mu dan mengantar mu pada kediaman The Walton." Ucap Wanita paruh baya itu. "jangan biarkan siapapun tau jati diri mu, dan jangan biarkan perasaan apapun masuk kedalam dirimu selain dendam. Perasaan selain itu akan membuat mu lemah."

"Tidak." Ucap Pemuda itu. "Aku ingin memulainya hari ini."

*********

Suara langkahan kaki dari ambang pintu membuat Elizabeth segera membuka pintu, rasanya ia ingin segera masuk kedalam dekapan Juhn, bersembunyi sambil menangis didalam dekapan pemuda itu.

"Hai." Sapa orang dari balik pintu.

Elizabeth memasang wajah datar, menatap pemuda itu tak minat. ia tanpa suara langsung berniat menutup pintu namun dengan cepat ditahan oleh pemuda itu.

"setidak nya balas lah sapaan dari tunangan mu ini." Ucap Arthur seraya masuk kedalam ruangan Elizabeth. "Ayah mu meminta ku menjemput mu." Lanjut nya.

Mata pemuda itu mengitari ruangan elizabeth dengan alis yang sedikit terangkat. Ia cukup terkejut melihat ruangan ini seperti habis terkena gempa. Ia mendekatkan diri pada Elizabeth, menatap Wanita itu dengan innten. "Seperti nya peringatan kecil yang kuberikan membuat mu sangat terguncang ya." Ucap nya lalu tersenyum manis.

"Apa maksud mu?" tanya Elizabeth.

"Yah ... aku hanya meminta ayah mu untuk memberimu sedikit pelajaran—

Elizabeth mengepalkan tangan, ia langsung memukul tubuh Arthur sekuat tenaga. "Brengsek! Dasar Brengsek!!!" Maki nya pada Arthur sambil terus memukul mukul tubuh Arthur.

pukulan dari Elizabeth sama Sekai tidak membuat Arthur terguncang, atau kesakitan pemuda itu malah dengan mudah nya menarik kedua lengan gadis itu dan menarik nya lebih dekat. "Melihat mu masih berpenampilan sama seperti kemarin seperti kau belum tidur." Ucap peemuda itu, "ma uku temani tidur Hhm? Aku tinggal bilang pada ayah mu bahwa kamu dan aku akan menghabiskan waktu Bersama. Lagi pula kita akan segera bertunangan dan menikah tidak masalah jika hami—

Take Me HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang