Sejak kapan?
Zayn sedikit menundukan kepalanya, ia termenung mengingat Kembali kejadian itu ... lalu mulai bersuara menceritakan kejadian 11 tahun yang lalu ...
Sudah satu tahun berlalu sejak pertemuan Zayn dan Elizabeth di perjamuan bisnis dulu. Elizabeth semakin sering berkunjung ke kediaman keluarga The Bamford Gold untuk mengobrol dengan Carrissa.
Hari ini juga Elizabeth berkunjung untuk bertemu dengan Carrisa, tapi bedanya kini yang menemaninya adalah ayahnya karena Paman Benjamin, Paman yang selalu menemani Elizabeth telah meninggal dunia karena kecelakaan mobil.
Elizabeth seperti biasa, ia selalu berada dikamar Carrissa, mereka tidak bermain, tapi mereka suka saling bertukar cerita. Seperti sekarang.
"apakah kamu percaya Elie? Kakak ku yang terlihat bodoh itu mendapat pringkat satu pararel disekolahnya." Carrissa memberitahu dengan penuh semangat dan bangga.
Elizabeth membulatkan mata, ia menoleh pada Zayn yang tengah duduk di atas sambil membaca buku. "Itu benar?" tanya Elizabeth.
"Hhm." Jawab Bocah itu, ngomong ngomong sekarang usianya pada saat itu 12 tahun.
Mata Elizabeth berbinar begitu saja. "Whoh! keren sekali!" Puji Elizabeth.
Wajah zayn memerah begitu saja, ia segera beranjak membalikan sofa menghadap kearah lain dan duduk Kembali. "Mengganggu saja." Ucap nya. Maksudnya mengganggu perasaan ku saja.
Carrissa yang melihat reaksi kakanya terkikik kecil. Apa apaan itu? kakanya naksir pada Elizabeth? ya tidak heran sih, Elizabeth ini cantik, sangat cantik.
"Aku hanya peringkat sepuluh pararel disekolah." Ucap Elizabeth sedih.
Zayn menoleh kebelakang, menatap Elizabeth yang memasang wajah sedih. "Bukankah itu bagus?" tanya nya.
"Itu tidak bagus." Ucap Elizabeth pelan.
Zayn beranjak lalu menghampiri kedua gadis kecil yang tengah tidur santai di karpet bulu. Ia kemudian menangkup wajah Elizabeth, "Itu bagus, Itu artinya kamu tidak bodoh." Ucap Zayn dengan wajah datar.
Carrissa melihat kakaknya menahan senyum. Lihat itu telinga kakanya memerah.
"Aku akan minta Maid membuat Slice Fruit untuk kalian sekarang. Tunggulah." Ucap Zayn seraya beranjak hendak keluar kamar.
"Apa? Kenapa tiba tiba jadi buah buahan?" tanya Elizabeth bingung.
"Itu caranya agar kamu dapat pringkat tinggi." Ucap laki laki itu lalu keluar dari kamar.
"Sepertinya kakakku menyukai mu." Carrissa Berbisik.
"Hah? Serius?" tanya Elizabeth tak percaya, "Tampang nya datar seperti robot mana mungkin suka aku." Lanjut Gadis kecil itu tak percaya.
"Aku serius." Ucap Carrissa, "Aku tahu kakak ku dengan baik. Dia tidak sembarangan menyentuh Perempuan." Lanjut gadis kecil itu memberitahu.
"Oh gitu." Ucap Elizabeth Polos.
"Apa kamu tidak suka kakakku?" tanya Carrissa melihat Reaksi dari sahabatnya itu yang biasa saja.
"Hhm ... suka kok. Kakak mu tampan. Aku suka Mahkluk tampan seperti dia soalnya enak dilihat." Ucap Elizabeth.
Carrissa menepuk jidat nya Lelah. "Maksud ku apa kamu tidak ingin menikahinya?" tanya Carrissa.
"Menikahinya? Menikahi kakak mu maksudnya?" tanya Elizabeth membuat carrissa menganggukkan kepala penuh semangat.
"Hhm ... soal itu aku tidak bisa. Aku sudah berjanji akan menikahi Juhn."
Carrissa cemberut. "Apa bagusnya dia? Setiap hari dia selalu murung begitu. Tidak sekolah—
"Dia sekolah!" Potong Elizabeth sedikt marah karena carrissa membicaran Juhn nya dengan buruk. "Dia tidak sekolah sekarang karena sedang merasa sedih. Ibunya meninggal ... meninggal dihadapannya siapapun pasti sedih Ketika orang tersayang meninggalkan." Lanjut Elizabeth pelan.
Carrissa mengerjap. Jadi merasa take nak karena sudah membicarakan bocah laki laki itu seenaknya. "Maaf maaf aku gak tau soal itu ... "
Di Lorong rumahnya, Zayn berjalan melewati setiap ruangan yang ada untuk menuju dapur. yah kamar Carrissa memang sengaja diposisikan ditempat yang sangat jauh karena adikknya itu takut bertemu orang orang. Hanya keluarga, dan orang orang kepercayaan The Bamford Gold yang boleh menemui Carrissa.
Adikknya sakit. Zayn tidak tahu yang pasti penyakit apa yang ada pada adikknya, kedua orang tuanya tidak memberitahunya bahkan saat ia bertanya orang tua menjawab adikknya demam.
Jelas Zayn tahu kedua orang tuanya itu berbohong. Tidak mungkin demam akan selama ini. bahkan adiknya sudah sakit sedari lahir dan tidak bisa keluar dari rumah meski hanya sebentar saja.
Adik nya sakit apa ? Pertanyaan itu sedari dulu terus muncul di kepala.
"Ginjal adalah sesuatu yang sangat berharga ... jadi tentu saja itu harus dibayar dengan sesuatu yang berharga juga kan Dion?"
"Benar. Aku akan lakukan apapun agar putri ku bisa sembuh dan punya kehidupan normal seperti anak anak lainnya. Apa yang kamu ingin kan untuk balasannya?"
"Bagaimana dengan Tambang Emas yang anda Kelola? Aku tahu itu sedikit berlebihan tapi sesuatu yang berharga harus dibalas dengan yang berharga juga kan?"
"Akan ku berikan. Aku akan segara alihkan semuanya atas nama mu. asalkan putriku sembuh akan kulakukan apapun."
Zayn samar samar mendengar percakapan dari ruang ayahnya. Pemuda itu membulatkan mata mendengar percakapan ayahnya dengan Kim, Ayah Elizabeth.
Kenapa ayahnya sampai rela memberikan Pertambangan yang sudah dikelola oleh The Bamford Gold secara turun temurun ... kenapa?
Zayn segera membuka pintu ruang kerja ayahnya dan melangkah masuk kedalam wajah tak setuju. Sementara kedua Pria dewasa itu menoleh dengan wajah terkejut.
"Ayah! Apa maksudnya semua ini? ayah tahu kan tambang adalah sumber utama Bamford Gold? Bagaimana bisa ayah memberikan nya begitu saja?" Zayn menatap Dion marah.
"Ini semua demi Adik mu." Ucap Dion tenang. "Dengar Nak, dibandingkan semuanya bagi ayah kebahagian kalian dan keluarga adalah yang utama. dan kalian adalah prioritas ayah." Lanjut Dion.
"Tapi—
"Ben? Apa yang ayah mu katakana benar." Sela Kim tiba tiba. "lagi pula kamu masih kecil. Kamu belum mengerti apa yang sedang terjadi sekarang." Lanjut Kim.
Zayn menatap kim tajam. "Apa paman menganggap saya bodoh karena saya masih kecil? Saya tidak bodoh." Ucap pemuda itu marah lalu menatap ayahnya itu marah. "Tambang Bamford adalah milik keluarga kita dari turun temurun. Ayah tidak bisa memindahkan hak kepemilikan begitu saja, dan lagi Tambang ittu adalah sumber pemasukan utama seluruh keluarga kita. Jika itu hilang maka sumber pemasukan untuk keluarga kita juga akan berkurang. Sebelum ayah memikirkan Carrissa ayah juga harus memikirkan keluarga kita yang lain." Ucap Zayn.
Dion menatap putra nya lama. Kini ia merasa apa yang putra nya katakana itu ada benarnya juga.
"Apa yang lebih penting? Harta? Atau keluarga?" tanya Kim pada Dion. "Bukankah anda ingin melihat putri anda sekolah dan tertawa Bersama teman temannya? Jika anda ingin putri anda Bahagia—
Dion menghela nafas. "Benn, masuk ke kemar mu sekarang. Masih terlalu dini bagi mu untuk ikut campur masalah orang dewasa." Ucap Dion pada Zayn. Membuat Zayn membuang nafas kasar menatap Kim tajam lalu dengan terpaksa menuruti perintah ayahnya.
Dan pada akhirnya Dion mengalihkan Hak kepemilikan tambang pada itu pada Kim. Sejak saat itu lah semua nya ... semuanya yang baik baik saya mulai berubah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Home
RomansaSemuanya bermula dari ibunya yang secara tiba tiba mengirimkan seorang Pria Bernama Zayn sebagai Bodyguard untuk Elizabeth. Elizabeth tidak mempermasalahkan hal itu karena menganggap itu merupakan bentuk kepedulian ibunya terhadap dirinya. Pada aw...