Elizabeth kini duduk meringkuk di Sofa berbentuk bantal di balkon kamarnya, dengan rambut yang masih setengah basah ia dengan mudah terlelap masuk kedalam mimpi. Namun dengan segera juga ia membuka matanya Kembali, menajamkan pendengarannya Ketika mendengar suara ketukan pintu dari Luar.
Elizabeth berteriak cukup keras, "Masuklah." Ucap gadis itu mempersilahkan masuk, menampakan salah satu ajudan ayahnya ini menundukan tubuh dan wajah nya tidak berani menatap Elizabeth.
"Nona Elizabeth, Tuan Kim menyuruh saya memanggil anda keruangan tuan--
"Jadi ini akan mulai lagi?" tanya Elizabeth tanpa ekspresi. "Katakan padanya aku akan segera kesana setelah 5 Menit dari sekarang." Lanjutnya.
Ajudan itu semakin menunduk. "Maafkan saya Nona Elizabeth, Tuan Menyuruh saya untuk membawa saya secara langsung."
Elizabeth berdecak pelan. "Setidaknya biarkan aku tidur 5 menit." Ucap gadis itu meski pada akhirnya tetap menuruti kemauan ajudan itu. "Baiklah, lagi pula ada yang ingin ku bicarakan dengan nya." Lanjut gadis itu seraya bangkit lalu melangkah mendahului ajudan Ayahnya.
******
"Ayah memanggil saya?" Elizabeth Membuka suara setelah berada diruangan Ayahnya.
Kim membalikan badannya, ia menyentuh Arloji emas nya yang melingkar di Perlengan tangannya secara perlahan sebelum akhirnya ia menutu tempat menyimpat tongkat Golf. "apa yang membuat mu terlambat kemari?" tanya Kim seraya meraih tongkat Golf berwarna Gold yang baru ia beli.
"Apakah saya terlambat lagi?" tanya gadis itu datar namun seperti menantang. Membuat rahang Tuan Kim mengeras. Pak tua itu menggertak marah. Ia menatap Gadis dihadapannya itu marah.
"dari mana kau mendapatkan keberanian itu? Siapa yang mengajari mu untuk menatapku dengan tajam? Apa kau tidak tau apa yang bisa aku lakukan—
"Apa yang bisa anda lakukan?" Potong Elizabeth, sungguh ia tidak peduli lagi pada apa yang akan Ayah nya lakukan padanya sekarang. Rasa takut nya sudah sudah hilang, ia juga sudah tidak lagi berharap ayah nya berubah. Sungguh.
"Apa yang anda bisa lakukan?" tanya Elizabeth, "anda hanya seorang pengecut yang hanya bisa memanfaatkan harga gadis kaya raya yang mencintai anda." Ucap Elizabeth, membuat tuan kim langsung melayangkan tamparan yang sangat keras pada gadis itu.
Elizabeth menyeringai, ia terkekeh. "Melihat anda tidak membunuh saya berarti seluruh aset ini jatuh kepada saya kan? Itulah sebab nya anda ingin menikahkan saya secepatnya." Ucap Elizabeth, ia terkekeh Kembali. "anda bertindak seperti penguasa padahal kenyataannya bahkan tidak bisa merebutnya." Elizabeth mengejek.
Tinjuan keras beberapa kali kini diberikan Kim pada Elizabeth Hingga elizabeth terbatuk mengeluarkan darah. "Gunakan tongkat itu dan tusuk saya jika anda bisa." Tantang Gadis itu seraya menyeringai meremehkan.
Melihat Ayah nya ini hanya bisa terus memukulinya dengan keras membuat Elizabeth Tertawa. "Benar kan? Semua nya jatuh ke tangan ku dan anda tidak menerima sepeserpun oh kasihan kau jatuh miskin---
Kim Menampar Elizabeth dengan keras berkali kali dengan murka. "bahkan jika ini semua ini adalah milik mu kau tidak akan bisa memilikinya putri ku tersayang." Ucap Kim.
"Aku akan merebutnya." Ucap gadis itu, lagi lagi ia mendapatkan tamparan dari sang ayah.
"Bagaimana hm? Apa kau akan merengek pada Hilton?" tanya Kim. "Kini bahkan Hilton tengah kalang kabut karena aku berhasil mengambil aset besar mereka." Lanjut Kim bangga.
Elizabeth sedikit membulatkan mata terkejut. Bagaimana ayahnya yang bodoh ini bisa melakukan nya?
"Kini mungkin pria mu itu tengah sangat sibuk dangan kebingang sekarang sampai tidak bisa bertemu dengan mu—oh dan bukankah hubungan yang bahkan belum kalian mulai sudah berakhir? Kini tidak ada yang bisa membantu mu." Ucap Kim meremehkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Take Me Home
Roman d'amourSemuanya bermula dari ibunya yang secara tiba tiba mengirimkan seorang Pria Bernama Zayn sebagai Bodyguard untuk Elizabeth. Elizabeth tidak mempermasalahkan hal itu karena menganggap itu merupakan bentuk kepedulian ibunya terhadap dirinya. Pada aw...