15

8 3 0
                                    


"Kenapa tidak bangunkan aku?"

Zayn menoleh Ketika suara Parau terdengar ditelinganya, ia menatap sang pemilik suara yang kini tengah berjalan pelan menghampirinya.

Elizabeth menatap Zayn seraya berjalan menghampiri pemuda itu. membuat mereka kini saling menatap satu sama lain dalam keheningan dibawah sinar rembulan malam dengan hembulan angin dingin dan suara ombak diantara mereka.

Melihat Zayn berdiri dengan Kaos hitam dibawah sinar bulan membuat nya berdebar. Maksudnya bagaimana ia tidak berdebar jika penampilan seperti itu yang disuguhkan didepan matanya.

Tubuh Zayn menjulang tinggi dan berotot, membuat kaos hitam tipis yang gunakan pemuda itu sedikit membentuk tubuh pemuda itu, memperjelas seberapa besar otat pemuda itu dan perut kotak kotak, rambut Hitam nya seperti langit malam, matanya yang menatap sayu membuat nya semakin berdebar.

Oke, baik. Dalam situasi ini Elizabeth harus membayangkan Juhn. Juhn. Juhn.

Sial.

Tidak bisa.

Kenapa dia terlihat sempurna tanpa celah sih?

"Nona sudah bangun rupanya ... " Suara pemuda terdengar begitu lembut ditelinga Elizabeth. membuat gadis itu merasa tenang.

Elizabeth tersenyum kecil seraya menganggukan kepalanya pelan, Zayn memalingkan wajah nya.

Elizabeth mendudukan diri disamping Zayn, "Nona masuklah ke Vila, ini sudah malam cuacanya dingin." Titah Zayn tanpa menatap Elizabeth sedikit pun.

Elizabeth dengan Hoodie hitam kebesaran miliknya, juga rambut hitam Panjang yang sedikit kusut, juga suaranya yang serak, juga harum yang menyeruak dari tubuhnya benar benar bahaya.

"Kamu menyuruh ku masuk kesana?" tanya Elizabeth menunjuk Villa yang di maksud Zayn, "kamu menyewa gubuk ini?" tanya Elizabeth seraya menoleh kebelakang nya menatap Villa kecil yang tak jauh dari tempatnya duduk.

Jujur saja gadis itu kehabisan kata kata. Kenapa Zayn menyewa Villa yang bentuk nya seperti ini. ini seperti gubuk.

Zayn mengangguk pelan. "Itu villa. Bukan Gubuk." Ucap Zayn mengkoreksi.

"itu ... itu bukankah terlihat biasa? dan sangat kecil... " Ucap Gadis itu, "Jelas lebih terlihat seperti gubuk." Lanjut Gadis itu bergumam.

Zayn tertawa begitu saja. Membuat Elizabeth kini menatap pemuda itu dengan tampang keheranan. "Kenapa tertawa?" tanya Elizabeth bingung.

"Saya sudah mengira reaksi Nona akan seperti itu." Ucap pemuda itu seraya menghentikan tawanya perlahan lalu menatap Elizabeth. "Saya cukup tahu nona dengan baik sekarang." Lanjutnya entah kenapa merasa bangga.

"Kamu sudah berani mengolok ngolok ku sekarang." Ucap Elizabeth sebal.

Zayn menggelengkan kepala nya pelan. "Tidak, Saya tidak mungkin berani melakukan yang seperti itu pada nona." Ucap Zayn.

"Yah terserah." Ucap Elizabeth tak peduli karena merasa sebal.

Zayn diam diam memperhatikan gerak gerik Elizabeth dengan senyum kecil gemas. Ah gila. Kenapa dia selucu ini?

Hanya saja bekas bekas luka diwajah gadis itu ...

Sial. Zayn rasanya jadi ingin menghilangkan Edith dari muka bumi ini sekarang jika ia bisa.

"Tapi itu terlalu kecil untuk kita." Ucap Elizabeth pada akhirnya bersuara Kembali karena tidak tahan dengan keheningan diantara mereka.

"Saya menyewa itu hanya untuk Nona. Agar anda tidur dengan nyaman." Ucap Zayn membuat Elizabeth menoleh menatap pemuda itu lagi.

Take Me HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang