13

8 3 1
                                    

Edith Kembali berteriak dengan sangat keras. "JANGAN PANGGIL AKU IBU!!!" Teriaknya, lengan Edith mulai bergerak menarik rambut Elizabeth. "APA KAU TIDAK DENGAR! JANGAN PANGGIL AKU IBU! AKU BUKAN IBUMU DAN TIDAK AKAN PERNAH JADI IBUMU!!!" Teriak nya lagi dengan keras.

Tubuh Elizabeth bergetar melihat sang ibu yang kini berteriak teriak sambil menarik menarik dan mengacak acak rambutnya sendiri.

"AKU BUKAN IBUMU! AKU BUKAN IBUMU! AKU BUKAN SEORANG IBU!!" Teriak ibu sambil menarik narik rambutnya sendiri. Ia kemudian menatap Elizabeth yang gemetar Lalu Kembali menarik rambut gadis itu hingga membuat gadis itu secara

"AKU TIDAK SUDI!!! AKU BUKAN IBUMU! KAU ADALAH AIB! AIB TERBESAR KU!! PENYESALAN TERBESAR DIHIDUPKU ADALAH MELAHIRKAN KAMU!!!!"

"SEHARUS NYA AKU MEMBUNUH MU SEJAK DULU." Ucap Edith seraya menabrak kepala Elizabeth pada Pagar tembok balkon, membuat kening Elizabeth kini mengeluarkan darah.

Elizabeth merasakan nya lagi, rasa pusing yang luar biasa dikepalanya hingga ia tidak sanggup berdiri.

Edith kini menarik tubuh Elizabeth, Wanita paruh baya itu berniat mendorong Elizabeth dari balkon.

"Kamu akan menyesal menganggap ku sebagai ibumu."

"Aku tidak akan pernah menyesal." Balas Elizabeth, "Karena ibu adalah ibuku. Perasaan ku terhadap ibu masih sama seperti yang aku bilang kepada ibu Ketika kecil. Aku menyayangi ibu sampai sampai tidak bisa membenci ibu." Ucap Elizabeth.

Edith terpaku di tempat, Kenangan masa lalunya Bersama Putri kecilnya muncul secara perlahan. Matanya yang memerah kini menjatuhkan air mata membasahi pipinya.

Edith membayangkan Kembali apa yang dulu Elizabeth bilang padanya Ketika umur 3 tahun. Saat itu ...

'Ibu? Apa ibu tahu? Aku menyanyangi ibu lebih besar dari bumi ini! lebih besar lagi! Saya sangat sangat sangat menyayangi ibu sebesar itu loh!'

"Ibu bisa melakukan apapun padaku." Ucap Elizabeth, "Ini adalah bentuk rasa bersalah ku karena telah terlahir kedunia ini dan membuat dunia ibu hancur." Lanjut Gadis itu pelan dengan pandangan yang mulai mengkabur.

"Maka dari itu, ibu bisa melakukan apapun termasuk membunuh ku jika itu membuat ibu merasa tenang dan senang."

Edith melempar Tubuh Elizabeth lantai. Wanita itu kemudian berlari mengacak acak rambutnya dan berteriak histeris.

Suara pecahan kaca terdengar begitu nyaring dan keras Ketika Zayn melempar Televisi pada pintu kaca itu. pemuda itu segera berlari menuju Tubuh Elizabeth yang tergeletak dilantai.

Ia menatap Edith tajam. "Kau bukan seorang ibu." Ucap Zayn. "kau bukan seorang ibu. Kau tidak pantas jadi seorang ibu." Lanjut Zayn pada Edith.

Edith yang mendengar itu memukul mukul kepalanya, mengacak acak rambutnya dan berteriak seperti orang gila.

"Saya membatalkan semua perjanjian yang dibuat karena saya akan benar benar melindunginya dari kalian semua." Ucap Zayn lagi lalu mengangkat Tubuh Elizabeth yang lemah.

"Kenapa kau berkata hal kejam pada ibuku?" tanya Elizabeth bersuara dengan suara serak. Gadis itu menatap wajah Zayn yang tengah menggendongnya.

"Kau harus minta maaf." Lanjut gadis itu yang kini membuat Zayn sedikit menundukan kepalanya menoleh pada Elizabeth yang berada di gendongannya.

Zayn bisa melihat wajah gadis ini penuh luka lebam, kening gadis itu bahkan mengeluarkan darah.

Zayn menggertak. "dia tidak pantas mendapatkannya." Ucap Pemuda itu lalu hendak melangkah membawa Elizabeth Pergi.

Edith yang melihat itu segera berlari menahan Zayn. "Kau harus membunuhnya!!!" Teriak Edith pada Zayn.

"Itu kan perjanjian kita! Kau harus membuat nya tersiksa hingga mati lalu aku akan memberikan semua yang kumiliki pada mu!! kau bilang akan menghancurkan semuanya!!!!---

Pemuda mengabaikan Edith yang terus berteriak tidak jelas, ia kemudian mulai menuruni tangga dengan Elizabeth yang berada di gendongannya. Ia menatap Wajah Elizabeth yang penuh luka lebam, bahkan ada darah di kening gadis itu.

Jadi senyum manis merekah mu sedari kecil yang kau sering perlihatkan dulu itu semua apakah bohong? semuanya palsu?

Selama ini apa ini yang kamu alami? Kenapa ... kenapa kamu diam saja?

Bagaimana kamu bertahan selama ini?

Elizabeth ... lagi lagi kamu benar benar membuat ku tidak bisa melepaskan mu ...

Zayn kini memasukan Tubuh Elizabeth kedalam mobil, ia mendudukan Tubuh Elizabeth di kursi penumpang belakang di ikuti Zayn yang juga duduk di samping di Elizabeth sambil memegang kotak obat.

"Aku tidak ingin pulang." Ucap Elizabeth bersuara.

"lalu Nona ingin saya membawa nona kemana?" Tanya Zayn memfokuskan atensinya pada Elizabeth.

"Mari ke pantai." Ucap Elizabeth, "Aku ingin mendengar suara ombak." Lanjutnya.

Zayn menghela nafas. Gadis ini masih saja ingin pergi kepantai padahal keadaan tubuhnya tidak baik sekarang.

"Tubuh anda terluka." Ucap Zayn hendak membuat penolakan halus.

"Aku akan sembuh jika pergi ke pantai." Ucap Elizabeth.

"kekuatan anda tidak cukup kuat untuk kesana." Ucap Zayn.

"Kita kesana menggunkan mobil. Lagi pula ada kamu." Ucap Elizabet.

"Anda tidak membawa pakaian ganti—

"Tidak perlu pakaian ganti. Aku nyaman dengan ini." Ucap gadis itu sukses membuat telinga Zayn memerah. Apa inii? Bahkan ucapan dari Elizabeth bereaksi pada tubuhnya?

Zayn menghela nafas pelan. "Baiklah," Ucap Zayn mengalah. "Tapi sebelum ini biarkan saya mengobati luka Nona." Lanjut Pemuda itu seraya membuka kotak obat.

Zayn mulai mengeluarkan kapas dan obat untuk membersihkan luka Elizabeth. ia membasahi kapas itu dengan obat.

Zayn menatap Wajah Elizabeth, Elizabeth balik menatap wajah pemuda itu. "Kenapa?" tanya gadis itu.

Zayn menggelengkan kepala nya pelan. "Tidak, hanya saja rambut mu menghalangiku." Ucap pemuda itu seraya menyibak pelan poni Panjang Elizabeth yang menutupi keningnya.

Zayn mendekat kan dirinya pada Elizabeth agar mempermudah nya dalam membersihkan dan mengobati luka Elizabeth.

Kedua nya tak bersuara sama sekali. Zayn sibuk mengobati luka Elizabeth, sementara Gadis itu, Elizabeth sedari tadi hanya memandangi Zayn yang tengah mengobati nya.

Tiupan lembut pemuda itu pada lukanya, hembusan lembut nafas pemuda itu, aroma yang menyeruak dari tubuh pemuda itu membuat Elizabeth tenang dan entah sejak kapan ia mulai terlelap dalam mimpi.

Zayn Kini sudah selesai mengobati luka luka Elizabeth, Pemuda itu menatap wajah Elizabeth yang terlelap.

Getaran yang terasa di saku celana membuat lengannya merogoh, mengambil Hanphone milik Elizabeth yang berada disakunya.

Zayn dapat membaca dengan jelas siapa si penelpon itu. 'Juhn' dan ada tanda hati setelah nama itu.

Pada akhirnya kamu akan memilih Bersama nya nya? Itu sudah pastikan? Maka dari itu maafkan atas sedikit keegoisannya ...

Ia hanya ingin memiliki sedikit lebih banyak kenangan dengan Elizabeth, itu saja ...

Zayn Akhirnya mematikan Handphone Milik Elizabeth dan menaruhnya didalam dashboard.

Take Me HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang