"mama"panggilku dan beridiri di dekat mama, ikut menata lauk pauk ke atas meja.
mama menatapku heran, nggak kaget sih lihat mama natap aku kayak gitu, bayangin aja kalian jadi mama, aku yang nggak pernah mau menau urusan dapur tiba-tiba dateng dan ikutan nata makanan. aneh bukan?
"kamu ada apa? kok tiba-tiba mau masuk kedapur tanpa mama perintah?"tanya mama berjalan kearah dapur dan mengambil ikan yang sudah di goreng ke meja makan.
aku tersenyum canggung mendengar mama bicara seperti itu, apa yang harus aku katakan? aku nggak mungkin bilang 'mama aku mau mama ngelamar orang untuk aku' bisa-bisa mama kejang-kejang dengar permintaanku, dan ceramah 7 hari 7 malam pun di mulai.
"mama"
mama menatapku dengan bingung, satu alisnya terangkat dan tangannya di lipat di depan perut.
"ada apa?"
aku terdiam tak tau harus bicara apa. alis mama semakin terangkat tinggi melihatku yang diam saja.
"mau minta nikah paling ma"celetuk suara barithone dari belakangku.
kepalaku menoleh kebelakang menatap kak Dion begitu juga mama yang memiringkan kepala melihat kak Dion.
"ya kalau mau nikah sih mama alhamdulillah"celetukan mama membuat senyumku merekah.
baru kali ini aku suka dengan celetukan kak Dion, dia menyelamatkan aku dari kebimbangan yang nggak jelas.
"bearti mama ngijinin aku nikah?"seruku bahagia.
mama menatapku dengan bingung dan kak Dion tersedak dengan air mineral yang baru ia teguk dari gelas.
"kamu beneran mau nikah?"tanya mama menatapku tak percaya, kak Dion masih mencoba meredakan batuk di tenggorokannya.
keningku mengkerut bingung dengan pertanyaan mama tapi kepalaku mengangguk sebagai jawaban.
"kamu beneran mau nikah dek?"tanya kak Dion berjalan kearahku.
kepalaku lagi mengangguk.
"jangan bercanda"
kepalaku menoleh kearah mama. "siapa yang bercanda ma? aku beneran mau nikah"
mama dan kak Dion menatapku intens membuatku risih dengan tatapan mereka.
"kenapa sih? kan tadi mama udah meng-alhamdulillahin, kenapa natap aku kayak gitu?"
"kamu nggak hamil kan?"pertanyaan kak Dion sukses membuat mataku melotot tak percaya kearahnya. apa dia bilang? hamil? ngaco!!
"ya nggak lah kak!! aku emang cewek apaan? aku masih virgin tau"ketusku menatap kak Dion sebal dan mengerucutkan bibir.
"terus kenapa kamu minta nikah hah?"tanya mama menatapku tajam.
aku bergerak dengan gelisah di tatap seperti itu sama mama, begitu juga kak Dion yang ikut-ikutan natap aku tajam, mengintimidasi.
"karena aku cinta sama dia"cicitku menundukkan kepala.
mama menghela nafas panjang sebelum berujar "suruh pacar kamu kesini bawa orang tuanya untuk melamar kamu saat ini juga"
aku semakin gelisah di tempatku berdiri "aku udah ngelamar dia ma tadi pagi"
kepalaku menunduk semakin dalam, menunggu lengkingan ajaib mama masuk dalam indra pendengaranku, tapi sampai hitungan ketiga suara mama belum juga terdengar.
ragu mataku terbuka mendongak menatap mama yang shock, begitu juga kak Dion yang tak kalah shock-nya, aku mendesah lega, untung suara emas mama nggak keluar, kalau keluar bisa di pastikan gendang telingaku akan pec—.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Story
Romancegua nggak nyangka gu akan nikah sama kakak sahabat gua sendiri. ini musibah atau anugerah??!! dan parahnya gua yang ngerlamar dia. gua ulangi sekali lagi GUA YANG NGELAMAR DIA. catet baik-baik itu. -Airin Maharani- dia ini sudah gila atau ap...